Ilustrasi budaya Papua (http://ipmanapandodebali.blogspot.co.id/2016/01/koteka-dan-moge-adalah-pakaian-adat)KM |
Oleh
Silvester Watagai Kadepa
Opini,
Kabarmapegaa.com--Orang berkata
budaya adalah identitas, dengan budaya manusia mampu hidup kuat atas budaya.
Bila melangar atau melupakan budaya sama saja dengan melangar hukum dan
melupakan diri dimana anda berada. Orang kuat karena hidup diatas budaya. Jika
budaya lupa tidak lagi hidup yang kuat lagi. Kekuatan berada pada budaya karena
budaya hapir sama dengan ajaran kebenaran dalam nilai nilai religius.
Perkembanag
zaman hanya perubahan waktu, namun nilai budaya selalu ada dan tetap ada tanpa
perubahan. Bila budaya berubah berarti sudah mengalami pengaruh dari budaya
lainnya. Zaman ini di tuntut untuk mempertahankan budaya aslinya di banding
budaya lain karena dunia menguasi manusia atas perkembangan zaman maka di
pertahankan budayanya.
Perubahan
budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional Papua merupakan perubahan
dari masyarakat Papua tertutup menjadi masyarakat Papua yang lebih terbuka,
dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma sosial
merupakan salah satu dampak dari adanya globalisasi.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan
sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap
bangsa Papua. Peristiwa transkultural seperti itu ya dan tidak dapat mempengarui
terhadap masyarakat Papua atas keberadaan keseniannya. Padahal kesenian
tradisional kita merupakan bagian dari khas kebudayaan nasional masyarakat Papua
yang perlu dijaga dan di kelestarikannya.
Di
saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat
ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih
beragam akan mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian
tradisional kita.
Dengan
parabola masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat
mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi yang ada.
Kondisi
demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional
masyarakat Papua dari kehidupan masyarakat Papua yang sarat akan pemaknaan
dalam masyarakat Papua. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis Papua
baik yang rakyat selalu berkaitan erat
dengan perilaku ritual masyarakat pertanian.
Dengan
datangnya perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan
sistem ekonomi pasar dan globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai
bergeser ke arah kesenian yang berdimensi komersial.
Kesenian-kesenian
yang bersifat ritual mulai tersingkir dan kehilangan fungsinya. Pesatnya laju
teknologi informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi
budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam
bagi masyarakat luas.
Akibatnya
masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional
yang sebelumnya sangat akrab dengan kehidupan mereka. Misalnya saja kesenian
tradisional Tifa, kaido, wanee, sapusa, dansa dan kini tampak sepi seolah-olah
tak ada pengunjungnya.
Hal
ini sangat disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian
tradisional Papua yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan
salah satu agen penanaman nilai-nilai moral yang baik menurut saya.
Di
sisi lain, ada beberapa seni pertunjukan yang tetap eksis tetapi telah
mengalami perubahan fungsi. Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan
mentransformasikan diri dengan teknologi komunikasi yang telah menyatuh dengan
kehidupan masyarakat, misalkan saja kesenian tradisional “Tifa” yang
dipopulerkan ke layar kaca oleh kelompok Srimulat.
Kenyataan
diatas menunjukkan kesenian Tifa sesungguhnya memiliki penggemar tersendiri,
terutama Tifa yang disajikan dalam bentuk siaran televisi, bukan Tifa panggung.
Dari
segi bentuk pementasan, Tifa termasuk kesenian tradisional yang telah terbukti
mampu beradaptasi dengan perubahan zaman (KM.)
Penulis
adalah Mahasiswa Papua kuliah di Jawa
0 thoughts on “ Hilangnya Budaya Papua di Iringi dengan Perkembangan Zaman ”