(Foto: Dok. Maii M/KM) |
Oleh: Maii Muyapa
Opini, Kabarmapegaa.Com. Mengulas "Tunda Itu Indah" Seseorang sengaja dilakukan menundakan sebuah perjuangan adalah bukan kegagalan asalkan manfaatkan moment menggalih atau mengasah potensi diri terbentuk karakter profesionalis sesuai kemauan dan komitmen itu sendiri.
Maka, tunda bukan gagal. Namun, tunda untuk mempersiapkan diri dari rancangan sebelum dapat wujubkan kembali sebagai profesiaonal dari profesi yang sedang tekuni di dunia pendidikan.
Tundakan bukan karena tidak mampunya tapi tundakan hanya waktu. Untuk mencari peluang mantapkan, evalusi kembali. Jika merasanya kepicikan diri. Bukan lagi, kegagalan nasib perjuangan hidup.
Bicara tunda, dalam berbagai kompetesi apapun, “percobaan” kita harus mengakui dari sisi kemenangan dan kekalahan. Lalu, menghargai yang menang dan menghormati juga dari kekalahaan kita.
Tentunya, manusia berangkat melangkah dari langkah awal menuju ke puncak keberhasilan, itu jelas. Namun, selama proses perjuangan musti menyapa berbagai tantangan hidup entah itu baik dan buruk itulah makna hidup sehingga jangan sekali-kali bimbang dan ragu dalam dari pejaman, kegagalan, penundaan, dll.
Untuk itu, Kita tidak bisa mengubah masa lalu. Tetapi kita bisa mungubah masa depan tergantung bagimana kita mengaturnya dari sekarang.
Sebuah tunda keberhasilan adalah hal biasa bukan luar biasa, karena tunda hari ini bukan gagal selamanya. Tapi, sebuah pengalaman untuk tangguh dan gigih dalam perjuangan.
Keberhasilan tak mungkin datang secara spontan dan gratis dalam tiap perjuangan seseorang yang di juangkaannya. Tetapi, harus libatkan tindakan manusia yang gagah dan teguh. Biarpun perjuangan kita telah gagal dalam keberhasilan.
Pengalaman adalah pengetahuan terbaik oleh seseorang yang benar-benar mengalami pengalaman sebanyak suka, duka dalam perjuangan bentuk apa saja.
Tunda itu inda. Bila, kita manfaatkan moment untuk focus karena momen datang sekali lalu sebentar saja lenyapkan oleh waktu. Sehingga, kini adalah sedang merasakan waktu itu peluang kita untuk kerja agar lebih meraih prestasian kita pada tundakan keberhasilan.
Maka, tundakan upaya masa lalu bermulai kerja dari sekarang karena kini adalah kesempatan inda buat kita bertindak. Bukan untuk penonton jadilah perebut agar apa yang merasa tertunda akan menjawab pada masa kesinambungannya.
Sebagai deskripsikan dalam tunda itu inda karna bagimanpun undurkan keberhasilan beribu kali dan berapa kali, tetapi, kedatangan sukses hanya sekali. Maka, simpulkannya “kesuksesan ada di tangan diri sendiri bukan ditangan orang lain.” Sebab, tekad dan tekad hingga meraih sebuah cita-cita secara luhurnya. (Frans P/KM)
*) Penulis adalah Pengamat Lintas Alam Meepago
0 thoughts on “ Tunda Itu Indah, Bukan Pejam”