YOGYAKARTA, KABARMAPEGAA.COM--Sabtu (15/7/2017), merupakan hari yang spesial bagi mahasiswa Papua Jogja, Pasalnya mereka merayakan 1 tahun diskriminasi. Mereka menyebutnya spesial karena bertahun-tahun mahasiswa Papua di Jogja, sejak 15 Juli 2016 lalu adalah pertama dalam sejarah hidup mahasiswa Papua. Diskriminasi yang istimewa dalam keistimewaan Jogja.
Satu hari, setelah hari spesial di peringati, Minggu (16/7/2017) Mahasiswa Papua Jogja mendapatkan kado, kue ulang tahun dari warga Negara asing: Bangsa Nyoongar dan Yamatji dan Aborigin lainnya di Australia yang tergabung dalam komunitas Indigenous Australia United for a Free West Papua.
Mahasiswa Papua, melalui ketua Pelaksana dibawa pimpinan Paulus Samon, Presiden IPMA Papau, Aris Yeimo dan Sekjen Presiden, Ruben .C. Frasa disaksikan perwakilan dari setiap paguyuban mahasiswa Papua, dan Aliansi mahasiswa Papua dengan bangga menerima Kue ulang tahun tersebut yang diantar langsung ke asrama mahasiswa Papua (Kamasan I), Jln.Kususmanegara, Yogyakarta dini hari.
Sekjen IPMA Papua, Ruben .C. Frasa mengapresiasi atas dukungan atas meriakan 1 tahun diskriminasi yang telah diadakan.
“Saya harap, hubungan ini tetap kita jaga. Juga kami mengharapkan kerja samanya, karena kegiatan ini, akan peringati tiap tahun. Kami tidak akan lupah karena dikriminasi yang sangat melebihi batas. Dibilang, kalau kami manusia, bukan binatang. Juga setiap kata-kata rasis yang pernah mereka ungkapkan waktu itu,” pungkasnya.
Kata Ruben, atas nama mahasiswa Papua dan AMP mengucapkan terima kasih kepada Warga Nyoongar dan Yamatji dan Aborigin lainnya di Australia yang tergabung dalam komunitas Indigenous Australia United for a Free West Papua, yang telah peduli dengan kami.
Sementara itu, Mis Ronda Dogget sebagai pengirim yang mengatasnamakan Indigenous Australia United for a Free West Papua itu, kepada kabarmapega.com ketika dihubunginya lewat pesan eletronik mengatakan, kami warga Nyoongar dan Yamatji dan Aborigin lainnya di Australia mendukung perjuangan kawan-kawan kita di Papua.
“Kami bangsa Nyoongar dan Yamatji dan bangsa Aborigin lainnya di Australia mengasihi Bangsa Papua. Kami berdiri bergandengan tangan dalam solidaritas Bersama,” kata Ronda kepada media ini, Minggu (16/7/2017).
Kue ulta yang di kirim oleh Mis Ronda. |
Menurutnya, mengirim kue peringati 1 tahun diskriminasi terhadap mahasiswa Papua Jogja karena adanya kesamaan budaya serta perjuangan yang serupa.
Secara khusus kata Ronda, melalui kue ulang tahun yang sudah krim itu juga karena saya merindukan teman-teman semua di Joga. Ia juga mengaku kalau dirinnya pernah datang Jogja.
“Itu juga karena saya merindukan teman-teman saya sejak saya di Jogja. Mereka melayani dan menerima saya dengan baik,” ujarnya.
Pewarta: Manfred/KM
Pewarta: Manfred/KM
0 thoughts on “Indigenous Australia United for a Free West Papua Krim Kue Ulang Tahun I Kasus Kamasan”