BREAKING NEWS
Search

Kapanpun Indonesia Tidak Akan Mengindonesiakan Orang Papua



Alexander Pakage(Foto:Doc Prib) 

Oleh : Alexander Pakage

Kapanpun dan dengan cara bagimanapun Indonesia tidak akan dan tidak bisa mengindonesiakan orang Papua yang berkulit Hitam dan Berambut keriting serta ber-Ras Malanesia. Mengapa saya katakana demikian…? Saya katakan demikan karena ada tiga hal : 

pertama; Latar belakang Ideologi, Budaya, Ras, Kulit dan Rambut kita sangat berbeda.  
kedua; sewaktu Indonesia melawan Pemerintah Koloial Belanda dengan Jepang, orang Papua satupun tidak perna serta-merta berjuang didalamnya. ketiga; Pada saat Indonesia memproklamasikan Kemerdekaannya, sudah jelas bahwa Wilayah Kekuasaan Republik Indonesia adalah Sabang sampai Amboina (Ambon), tidak perna katakana Sabang sampai Merauke. 

Dengan demikian, Indonesia tidak perlu memaksa Orang Papua dengan berbagai Program dan kebijakan yang tidak membawah dampak positif yang dibuat oleh Pemerintah pusat, yang tujuan tersembunyinya mau memusnakan Orang Asli Papua Ras Malanesia. Mengapa saya katakana demikian?. Saya katakana demikan karena, kita ibarat air dan minyak. Keduanya sulit disatukan dalam jangka waktu yang sangat singkat. 

Kami kulit hitam tetap saja kulit hitam dan rambut kami keriting tetap saja keriting dan Ras kami Malanesia tetap saja Malanesia. Latar belakang Ideologi, Budaya dan perjuangan kita sudah jelaskan diatas, “betul-betul berbeda”.Ideologi kita berbeda karena, Simbol-simbol Rakyat Bangsa Papua sudah ada sebelum Indonesia merdeka, maka saat Indonesia berjuang tidak ada sejarah yang mencatat orang papua perna ada atau serta merta dalam setiap kegiatan perjuangan yang di lakukan Indonesia sebelum tahun 1945.

Sejak Indonesia sibuk dengan berbagai macam pergerakan perlawanan terhadap penjajah sampai persiapan kemerdekaannya itu orang Papua tidak perna ada dan tidak ada sejarah yang mencatat bahwa orang Papua perna berjuang dengan NKRI.Sebelum Indonesia merdeka maupun setelah Indonesia Merdeka 1945 sampai tahun 1969 saat itu, Bangsa Papua Barat juga sudah di siapkan Oleh belanda di berbagai macam bidang sekalian dengan simbol-simbol Negara West Papua di Hollandia. Kalau tidak percaya hal itu kunjungi di Website ini; http//www.semuheri-tukautobi@suksel.com.

Kami bangsa Papua bukan bangsa boneka buatan Belanda, tidak ada suku bangsa di Dunia ini yang boneka buatan bangsa lain yang suda merdeka sebelumnya. Semua Bangsa di Dunia hanyaTuhanlah yang menciptakan dan menempatkan di Daerah dan Pulau masing-masing. Manusia di dunia siapapun dan kapanpun tidak bisa menciptakan Manusia dan Bangsa lain. Kalau ada yang katakan Bangsa buatan Negara lain itu dia suda melawan ALLAH yang Menciptakan segalanya.Manusia tidak bisa menciptakan sesuatu secara tiba-tiba, Ilmuan saja untuk mau menemukan sesuatu itu melalui proses dan penelitian yang lama dan panjang terhadap apa yang di Ciptakan ALLAH. Rumus dan sesuatu barang, baik pesawat, computer maupun barang lain yang di buat oleh manusia itu saja mereka kumpulkan dan buat dari Bahan –bahan yang ada yang dari segala Ciptaan Tuhan. Jadi segala sesuatu yang manusia buat dan produksi itu tidak ada yang mereka ciptakan sendiri, semuanya dari bahan yang ada. Manusia hanya bisa menciptakan SITUASI, maka saat ini Pemerintah Kolonial Indonesia senantiasa merancang dan menciptakan serta memelihara situasi-situasi Konflik, Peranng dingin dan Rahasia, Ttrauma, takut, teror, intimidasi, dll di PAPUA.


Dalam pandangan pribadi penulis, konflik yang berjalan di Papua tergolong konflik fungsional. Karena, jika dilihat dan diamati secara mendalam, konflik itu sengaja diciptakan dan tercium unsur-unsur kesengajaan misalnya perdagangan miras oleh para penegak hukum dan tidak pernah ada langkah tegas dan suiping yang dilakukan baik dari pusat maupun daerah. Konflik di Papua terus terjadi akibat integrasi yang tidak sempurna. Ribuan rakyat diteror dan diintimidasi bahkan dibunuh karena menolak untuk memilik bergabung ke dalam Indonesia. Integrasi yang tidak sempurna ini akhirnya melahirkan konflik yang tidak pernah surut di tanah Papua. Dia (KONFLIK) senantiasa di pupuk oleh TNI-POLRI illegal yang ada di Bumi Cenderawasih.Akar konflik adalah kepalsuan pelaksanaan PEPERA 1969 di bawah tekanan Militer Indonesia. 

PEPERA 1969 yang dimenangkan oleh TNI/POLRI dengan monjong senjata, maka konflik di Papua juga di pupuk dan di piara oleh TNI/POLRI dengan monjong senjata. Dengan ini model konflik yang dilindungi dengan Senjata ini kapanpun tidak bisa selesaikan. Tetapi jangan takut, saat ini Bapak Pastor Neles Tebai suda dan sedang membuka lembar Solusi untuk mengelesaikannya yaitu : DIALOG DAMAI Jakarta – Papua yang di Mediasi oleh pihak ke tiga yang netral dari tempat yang strategi.Konflik pada hakikatnya terjadi karena adanya perbedaan suku, ras, budaya, adat, Bahasa, kepentingan antar kelompok, maupun pendapat perseorangan. Integrasi Papua ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah pokok atau inti dari segala konflik yang ada di Papua. 

Integrasi yang tidak sempurna penuh kemunafikan tipu daya, penuh kepentingan negara hukum berkedok demokrasi Indonesia, demi kepentingan ekonomi dan politik di Papua.Jika kita melihat kembali tujuan awal Indonesia menganeksasi Papua ke dalam Indonesia karena Sumber Daya Alam (SDA) yang begitu melimpa dan bukan karena Sumber Daya Manusia (SDM) di Papua. Hal ini dikatakan oleh Bapak Elias Yos Moiwend saksi hidup yang saat itu bertugas membantu Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mensosialisasikan soal pelaksanaan PEPERA di Papua. Perkataan Bapak E. Y. Moiwend itu, diperkuat oleh perkataan Ali Murtopo yang mengatakan jika Orang Papua ada keinginan untuk merdeka, minta kepada Amerika untuk mengantar Orang Papua ke bulan atau pergi mencari pulau baru di lautan pasifik untuk merdeka di sana. Jelas dan nyata dalam setiap praktek yang dilakukan Indonesiaterhadap Orang Asli Papua hari ini.

Eksploitasi besar-besaran terus dilancarkan demi menguras harta kekayaan yang terkandung di dalam perut Bumi Papua. Eksploitasi luar biasa yang dilakukan demi kekayaan perut kapitalis tidak memandang nasib dan masa depan masyarakat yang memiliki hak atas tanah leluhur mereka. Rakyat pemilik hak tanah dianggap virus yang harus dibasmi demi kelancaran pengekploitasian. Militer pun menjadi tujuan akhir untuk menjadi tameng terkuat demi kenyamanan pengoperasian. Rakyat pribumi semakin tersisih dan berkurang secara perlahan dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, dan dari tahun ke tahun.

Masalah Ideologi juga tidak bisa di bungkus mati dengan berbagai program dari Negara penjajah, seperti NKRI yang selalu setia memberikan berbagai Program sebagai gula-gula politik. Semua program di berikan dari pusat sebagai solusi untuk mensejaterakan Masyarakat Orang Asli Papua, pertanyaannya adalah Mengapa Ideologi Papua Merdeka tetap ada, selalu ada dan berkembang sampai saat ini suda mendunia dan sedang berkembang ke arah landas bebas pelosok dunia?. Karena masalah Ideologi itu bukan sesuatu barang yang bisa kita bungkus atau masukan dalam ember baru kita tutup mati, kan tidak. Juga masalah Ideologi itu seperti bendungan atau air kolam yang hanya berombak di tempat, atau air parit yang bisa di tutupi dengan rerumputan hingga suatu saat musim panas kering’ kan tidak….! Dia (Ideologi) itu bagaikan batang air yang selalu mengalir walau musim berganti, hingga semakin mengalir ke arah jauh dan semakin besar serta deras hingga meluap. Dia juga bagaikan batang air yang mengalir sehingga walau ditutup atau di pele dia tetap cari jalan untuk keluarnya.


Masalah Ideologi Papua Merdeka di saat ini suda mengalir deras dan suda bermuara di Lautan Pasifik, walau yang lain kamu (NKRI) bisa timba lalu masukan dalam Kulkas, supaya jadi es batu; ada yang kamu bisa masak dan di keringkan, ada yang bisa kamu soda dengan berbagai macam minuman berwarna, (baik itu fanta, ektrajoss, kukubima) dan juga ada yang kamu bisa masak lalu putar dengan kopi susu. Namun Ideologi itu, tidak bisa kering atau habis, karena dia bukan air kolam atau air yang isi didalam ember. Dia (Ideologi perjuangan kemerdekaan Papua) tetap mengalir dan mengalir untuk menuju ke lautan Pasifik dan HindiaAkhirnya “Kalau di mata air banjir atau kabur seluruhnya akan kabur, kalau di mata airnya jernih, seluruhnya dia akan tetap jernih hingga tetap disaksikan oleh sebagian besar Negara yang ada di sekitar sungai itu”. 

Sungai Ideologi Perjuangan Kemerdekaan Bangsa Papua Barat saat ini sudah mulai banjir dan kaburnya sudah melebar lewat lautan Pasifik sehingga terlihat ke pelosok dunia.Nah sekarang pertanyaannya “ Apakah derasnya IDEOLOGI NASIONALISME Perjuangan Kemerdekaan Bangsa Papua Barat yang kaburnya suda terlihat ke pelosok dunia ini kamu (NKRI) bisa Timba dan Sembunyika? Tidak bisa ya..! karena kaburnya sudah masuk di Lautan besar.

Penulis adalah Mahasiswa Papua ,Sedang Kuliah di Jurusan Keguruan Universitas Cenderawasih Jayapura-Papua.




TAG

nanomag

Media Online Kabar Mapega adalah salah situs media online yang mengkaji berita-berita seputar tanah Papua dan Papua barat secara beragam dan berimbang.


0 thoughts on “Kapanpun Indonesia Tidak Akan Mengindonesiakan Orang Papua