Oleh : Kudiai Manfred
Foto : Doc/Prib/Kudiai M/KM
Baru
berlalu semenjak hari perayaan Hari Hak Asasi Manusia se-dunia yang ditandai
dengan pakaian serba merah. Hari
peringatan akan hak - hak luhur yang dimiliki oleh segenap manusia yang
diciptakan secitra dengan Sang Khalik. Foto-foto berkaitan dengan seruan
tentang keadilan bertebaran di banyak media sosial maupun media massa. Namun,
hal itu hanya dikatakan sebagai sebuah kegiatan seremonial belaka. Hanya peringatan tanpa makna. Kembali lagi terjadi
penembakan oleh aparat keamanan di tanah airku tercinta. Seakan orang-orang
bangsaku bukanlah bagian dari ciptaan Tuhan paling mulia yang juga memiliki hak
hidup secara bebas. Sungguh ironis dan menyakitkan perbuatan sebuah bangsa
perampok dan pembunuh sekaliber bangsa Indonesia. Bangsa pembunuh berdarah
dingin yang munafik yang suka mencuri kekayaan orang lain termasuk kekayaan
luhur manusia untuk hidup.
Di Paniai, pada senin, 8
Desember 2014, kemarin. Aparat Militer Indonesia menembak mati 7 Warga sipil
dan puluhan lainnya luka berat. Hal tersebut terbukti pembunuhan masal yang
benar-benar di lakukan oleh pemerintah Indonesia melalui operasi militer.
Kahadiran Pemerintah Indonesia di tanah Papua SANGAT menindas dan membunuh
rakyat papua. Selain itu, banyak contoh kasus pembunuhan di Papua, yang masih
terus meningkat.
Selain itu, pembunuhan secara
sistematik pun, masih terus dilakukan pemerintah Indonesia hingga sekarang. Hal
tersebut bagian dari upaya pemusnaan orang Papua di seluruh wilayah di tanah
Papua.
Harus
di tuntaskan segerah mungking dengan tindakan yang menyeluruh dan meluas hingga
tercapai didunia nasional maupun internasional. penumpahan darah harus di bayar
setimpal apa yang di perlakukan oleh para prajurit pembunuh manusia papua yang
ditugaskan oleh pemerintah RI yang memperlakukan saudara/saudari kita di
kabupaten paniai sebagai binatang peliharaan yang sewaktu-waktu lapar datang
lalu dibungkam habis.
Sebagai manusia kita sama saja
degan orang/ saudarah kita yang telah di tembak oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab yaitu TNI dan POLRI yang sementara ini dibuaskan oleh
pemerintah RI di papua.
Bahwa hukum indonesia adalah
hukum terroris yang mamarjinalkan rakyat kecil bukan sebaliknya membakitkan
rakyatnay. Berbagai perspektif munafik terlihat pada kondisi real yang
memonopoli sistem yang di latarbelakangi oleh ribuan alasan untuk membangkitkan
Papua alias peraturan mematikan jiwa-jiwa papua yang kian terjadi sekarang dan
di pagari oleh keamanan biadap yang di tugaskan oleh pemerintah RI.
Dari rejim ke rejim, kekerasan
demi kekerasan masih terus meningkat di seluruh tanah Papua. “Aktor dibalik
semua tindakan Pembunuhan, Penindasan, Perculikan, Pemerkosaan, dan
Diskriminasi, di tanah Papua adalah aparat MILITER INDONESIA (TNI/Polri). Sejak
Papua di paksa gabung dengan Indonesia, pada tahun 1960-an hingga sekarang.
Operasi demi operasi masih terus di lakukan oleh Mililiter Indonesia atas
intruksi Pemerintah Indonesia, hanya untuk upaya pemusnaan orang Papua serta untuk
menjaga perusahan-perusahan asing di tanah Papua.
Gerakan dan hanya gerakan yang
mampu membuat perubahan. Mendambakan Papua Merdeka tidak sebatas permainan
kata-kata dan pikiran. Perjuangan Papua Merdeka tidak boleh berada di ruang
tunggu. Ia tidak boleh tersembunyi di ruang sunyi dan hampa. Ia harus terus
berjalan maju walau setiap langkah harus dibayar dengan pengorbanan.
cuma
orang yang tidak sayang sama alam dan manusia Papua yang bisa bicara tentang
Pembangunan dan pemekaran di wilayah Papua, sebab pembangunan dan pemekaran
hanya memperluas untuk orang asin masuk mencuri isi alam papua dan menjilat
darah masyarakat jadi perlunya kita memahami hal itu dengan sebaik-baik mungkin
lalu Stop bicara tentang itu karena Pembangunan Papua itu tidak akan terhilang
setelah Papua Lepas dari Negara Kolonial Indonesia.
Militer indonesia telah menantikam sang penebus
dengan keadaan sadar atas kriminal, maka apakah pembunuan itu adil bagi Tuhan?
Atau apaka kriminal itu adik bagi Indonesia.! Ooh.. TUHAN lihatlah umatmu yg tak berdosa telah
tewas atas negrinya. Salah apa kita Tuhan dengan Ras melanesia, Militer
indonesia telah bertindak begitu..
Datanglah Tuhan dan saksikan sendiri! Atas
dasar apa mereka selaluh lakukan begitu, atas tanah Papua yg engkau Berkati.
“Dibalik darah yang terhuyur mari teman-teman saudara-saudari kita
berjuang tunduk kepala degan cara dan jalan kita sendiri.”
Penulis adalah Mahasiswa Papua
yang juga penulis di Kabar Mapegaa.com
0 thoughts on “PERINGATAN HAM SEDUNIA : 10 DESEMBER HARI TANPA MAKNA”