Foto : Ipou Saat mengajarkan Iyel-iyel kepada Masa di Nol KM , Malioboro, Yogyakarta/28/03/15/KM |
Yogyakarta, (KM) – Mahasiswa Papua yang bergabung dalam Gerakan Melawan Lupa Menuntas Pelanggaran HAM Berat Paniai (Gempa –KPH-Berapi ) Yogyakarta –Solo Melakukan Mimbar Bebas dan Jumpa Pers kedua sekaiggus memaparkan foto-foto korban melalui infocus bertempat di 0 (nol) KM ,Malioboro Yogyakarta, hari ini (Sabtu, 28/03/15)
Mimbar Bebas dan Jumpa Pers yang ini dipimpin oleh Koordinator Lapangan II Ferry Edowai, Juru Bicara Hendrik Kobepa, bersama Koordinator Umum Demianus Nawipa, dan dihadiri oleh Mahasiswa Papua serta mahasiswa Luar Papua yang peduli akan kemanusiaan atas Kasus Pelanggaran HAM Berat Paniai.
Demianus Nawipa kepada (KM) saat diwawancarinya ditepat mimbar bebas dan Jumpa Pers berlangsung bahwa;
“ Perisitiwa penembahkan yang terjadi 8 desember 2014 lalu di Paniai sampai saat ini tidak ada titik terang untuk memberikan kadilan bagi pihak keluarga korban .Tidak ada ketegasan dari presiden Jokowi untuk mengusut dan mengadili para pelaku pelanggaran HAM sebagaimana dijanjikan saat kompanye dan Natal Nasional di Papua pada tanggal 27 Desember 2015 lalu.”
Lanjut ; “Untuk itu kami (mahasiswa) yang tergabung dalam Gempa-KPH-Berani (Gerakan melawan lupa Menuntas Pelanggaran HAM Berat Paniai) mengadakan mimbar bebas dan Jumpa Pers serta menampilkan foto-foto korban melalui infokus dengan tujuan argar segera bertanggungjawab , mengungkap dan mengadili para pelaku secara adil dan sesuai hukum yang berlaku.” Ujar Koorditaor Umum , Kepada Kabar Mapega saat diwawancarai.
Presiden Mahasiswa Papua (Aris Yeimo) dalam orasinya mengatakan bahwa "Saat ini di Papua terjadi pembunuhan, pembunuhan seperti ini kaum pelajar yang dibunuh itu jelas-jelas dilakukan oleh militer, dan kasus pelanggaran HAM berat Paniai ini telah invetigasi oleh KOMNAS HAM itu sendiri dan kasus itu ada di meja KOMNAS HAM.
Lanjut "Setelah harinya tibah ,tanggal 2 nanti, tidak ada pengadilan militer, karena ini murni kasus yang dilakukan oleh militer, kalau seandainya kasus ini kirim ke pengadilan militer, kami dengan tegas mengatakan bahwa negara ini tidak adil ,Negara ini bukan negara hukum". tuturnya
Kemudian Mahasiswa asal Maluku yang juga sebagai Anggota Pembebasan (APMD), dalam orasinya mempertegas agar Operasi Militer yang dikirim banyak-banayk ke Papua dan khusuisnya di Pania segera tarik kembali karena mereka ( militer) mengintemidasi rakyat papua, membunuh rakyat papua , menciptakan suasan ketakutan supaya takut kepada negara karena Papua adalah dapur Indonesia. tegasnya
Di lanjutkan oleh Mahasiswi asal Sumatera dalam orasinya bahwa “ Masalah di papua jarang sekali diungkapkan oleh media, banyak kejadian pelanggaran HAM masih ditutupi, dan sekarang 5 pelajar ditembak oleh Aparat TNI/POLri, ini bukan masalah satu atau dua orang saja tetapi ini masalah nyawa maah untuk kita semua. Negara kita menjamin kebebasan kita tetapi negara membunuh kita, masalah di paniai ini , masalah di papua tidak pernah media nasional melipunya, mereka menutupi semua masalah-masalah kemanusiaan yang terjadi di Papua.”
Salah satu perwakilan dari Alians Mahasiswa Papua Yogyakarta Kami (mahasiswa) datang kepada Jokowi, untuk menuntuk janji Jokowi, bahwa akan menyelesaikan semua persoalaa-persolan yang terjasdi dipapua, dan Penembahkan yang terjadi di paniai, Jokowi segera mengungkap pelaku penembahkan di Paniai yang menewaskan 5 orang pelajar dan belasan lainya luka-luka. tegasnya
Sementara Pantauan KABAR MAPEGAA kegiatan Mimbar bebas, dan Jumpa Pers berjalan dengan baik, semua mahsiswa/i yang hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan isi hati dalam Orasi yang berujuan tunututan mereka kepada KOMNAS HAM agar Mengungkap Kasus Paniai yang terjadi 08 desember 2014 lalu adalah Pelanggaran HAM Berat yang hasilnya akan diselenggarakan pada bulan april tanggal 02 tahun 2015 nanti. Dan mereka menampilkan foto-foto korban dalam bentuk slide.
“Menyuarakan pelanggaran HAM, Kasus penembahkan yang terjadi pada tanggl 08 desembar 2014 di Paniai yang menewaskn 5 orang pelajar dan belasan lainnya mengalami luka-luka berat, sehingga kami mengajak kepada lembga – lembaga yang peduli kemanusiaan dan solidaritas teman – teman mahasiswa yang berasal dari Jawa, Kalimantan, makasar sumatera, Maluku , Flores mari kita sama menyuarankan suara dari rakyat , menyuarakan suara dari rakyat yang tertindas dan mari sama- sama bicara tentang hak dan kemanusiaan. Ujar Jubir Hendrik Kobepa Usai kegiatan.
Hak hidup warga seharusnya dijaminkan oleh Negara tetapi tidak, Negara kembali membunuh rakyat. ujar Bastian .(Kudiai Manfred/KM)
Mimbar Bebas dan Jumpa Pers yang ini dipimpin oleh Koordinator Lapangan II Ferry Edowai, Juru Bicara Hendrik Kobepa, bersama Koordinator Umum Demianus Nawipa, dan dihadiri oleh Mahasiswa Papua serta mahasiswa Luar Papua yang peduli akan kemanusiaan atas Kasus Pelanggaran HAM Berat Paniai.
Demianus Nawipa kepada (KM) saat diwawancarinya ditepat mimbar bebas dan Jumpa Pers berlangsung bahwa;
“ Perisitiwa penembahkan yang terjadi 8 desember 2014 lalu di Paniai sampai saat ini tidak ada titik terang untuk memberikan kadilan bagi pihak keluarga korban .Tidak ada ketegasan dari presiden Jokowi untuk mengusut dan mengadili para pelaku pelanggaran HAM sebagaimana dijanjikan saat kompanye dan Natal Nasional di Papua pada tanggal 27 Desember 2015 lalu.”
Lanjut ; “Untuk itu kami (mahasiswa) yang tergabung dalam Gempa-KPH-Berani (Gerakan melawan lupa Menuntas Pelanggaran HAM Berat Paniai) mengadakan mimbar bebas dan Jumpa Pers serta menampilkan foto-foto korban melalui infokus dengan tujuan argar segera bertanggungjawab , mengungkap dan mengadili para pelaku secara adil dan sesuai hukum yang berlaku.” Ujar Koorditaor Umum , Kepada Kabar Mapega saat diwawancarai.
Presiden Mahasiswa Papua (Aris Yeimo) dalam orasinya mengatakan bahwa "Saat ini di Papua terjadi pembunuhan, pembunuhan seperti ini kaum pelajar yang dibunuh itu jelas-jelas dilakukan oleh militer, dan kasus pelanggaran HAM berat Paniai ini telah invetigasi oleh KOMNAS HAM itu sendiri dan kasus itu ada di meja KOMNAS HAM.
Lanjut "Setelah harinya tibah ,tanggal 2 nanti, tidak ada pengadilan militer, karena ini murni kasus yang dilakukan oleh militer, kalau seandainya kasus ini kirim ke pengadilan militer, kami dengan tegas mengatakan bahwa negara ini tidak adil ,Negara ini bukan negara hukum". tuturnya
Kemudian Mahasiswa asal Maluku yang juga sebagai Anggota Pembebasan (APMD), dalam orasinya mempertegas agar Operasi Militer yang dikirim banyak-banayk ke Papua dan khusuisnya di Pania segera tarik kembali karena mereka ( militer) mengintemidasi rakyat papua, membunuh rakyat papua , menciptakan suasan ketakutan supaya takut kepada negara karena Papua adalah dapur Indonesia. tegasnya
Di lanjutkan oleh Mahasiswi asal Sumatera dalam orasinya bahwa “ Masalah di papua jarang sekali diungkapkan oleh media, banyak kejadian pelanggaran HAM masih ditutupi, dan sekarang 5 pelajar ditembak oleh Aparat TNI/POLri, ini bukan masalah satu atau dua orang saja tetapi ini masalah nyawa maah untuk kita semua. Negara kita menjamin kebebasan kita tetapi negara membunuh kita, masalah di paniai ini , masalah di papua tidak pernah media nasional melipunya, mereka menutupi semua masalah-masalah kemanusiaan yang terjadi di Papua.”
Salah satu perwakilan dari Alians Mahasiswa Papua Yogyakarta Kami (mahasiswa) datang kepada Jokowi, untuk menuntuk janji Jokowi, bahwa akan menyelesaikan semua persoalaa-persolan yang terjasdi dipapua, dan Penembahkan yang terjadi di paniai, Jokowi segera mengungkap pelaku penembahkan di Paniai yang menewaskan 5 orang pelajar dan belasan lainya luka-luka. tegasnya
Sementara Pantauan KABAR MAPEGAA kegiatan Mimbar bebas, dan Jumpa Pers berjalan dengan baik, semua mahsiswa/i yang hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan isi hati dalam Orasi yang berujuan tunututan mereka kepada KOMNAS HAM agar Mengungkap Kasus Paniai yang terjadi 08 desember 2014 lalu adalah Pelanggaran HAM Berat yang hasilnya akan diselenggarakan pada bulan april tanggal 02 tahun 2015 nanti. Dan mereka menampilkan foto-foto korban dalam bentuk slide.
“Menyuarakan pelanggaran HAM, Kasus penembahkan yang terjadi pada tanggl 08 desembar 2014 di Paniai yang menewaskn 5 orang pelajar dan belasan lainnya mengalami luka-luka berat, sehingga kami mengajak kepada lembga – lembaga yang peduli kemanusiaan dan solidaritas teman – teman mahasiswa yang berasal dari Jawa, Kalimantan, makasar sumatera, Maluku , Flores mari kita sama menyuarankan suara dari rakyat , menyuarakan suara dari rakyat yang tertindas dan mari sama- sama bicara tentang hak dan kemanusiaan. Ujar Jubir Hendrik Kobepa Usai kegiatan.
Hak hidup warga seharusnya dijaminkan oleh Negara tetapi tidak, Negara kembali membunuh rakyat. ujar Bastian .(Kudiai Manfred/KM)
0 thoughts on “Mahasiswa Papua Tuntut JOKOWI-JK dan KOMNAS HAM Segera Mengungkap Pelaku Kasus Penembahkan Paniai”