Foto: Aksi Gempa-KPH-Berapi/Foto; Ist |
Bogor, (KM)- Ketua Koordinator Gerakan Melawan Lupa Menuntas Kasus Pelanggaran HAM Berat Paniai (Gempa-KPH Berapi) se- Jawa dan Bali, Demianus Nawipa meminta kepada Presiden Jokowidodo segera menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat Paniai yang menewaskan 4 pelajar SMA yang ditembak mati oleh Anggota TNI , Porli pada 7-8 esember 2014.
“Negara bertanggungjawab dan segera adili para pelaku kejahatan penembakan di Paniai yang dilakukan oleh pihak TNI dan POLRI”.desak Nawipa dikonfirmasi www.kabarmapega.com Sabtu (13/06/2015).
Menurutnya, aktor penembahakan sudah jelas oleh TNI/POLRI, mengapa di putarbalikan…?. Tuturnya
Rakyat Papua, khususnya pihak keluarga korban kasus Paniai sedang tunggu janji dari Presiden Jokowidodo bahwa, saya akan tuntaskan kasus-kasus di Papua.
“Kini, hingga enam bulan umur kasus Paniai berdarah kapan di ungkap secara total”.
Beberapa bulan yang lalu, gabungan berbagai organisasi sudah mendesak kepada Jokowidodo segera kirim Tim dari KOMNAS HAM RI ke paniai untuk Investigasi. Namun kenapa Jokowidodo tidak kirim dari Tim Ad hoc ?. di tannya ole Nawipa
"Kami mahasiswa Papua dari berbagai organisasi siap kawal kasus Paniai berdarah harus di selesaikan dan jalur hukum yang jelas, seperti ke pengadilan Negeri.Ujar Nawipa
Pernyataan sikap mahasiswa papua yang tergabung dalam Gempa-KPH Berapi sebagai berikut :
1. Segera mengungkap pelaku kasus itu, melalui Tim Ad hoc yang telah terbentuk pada bulan April lalu di Jakarta.
2. Kami menolak penyelidikan yang dilakukan oleh Kapolri, Panglima TNI, Kapolda Papua, dan Pangdam) XVII/Cenderawasih, sebab Tim Investigasi yang turun ke Paniai pada tangga 1 Juni 2014, dan tidak melibatkan Komnas HAM dan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi Dan Korban).
3. Pemerintah Indonesia Menghargai hukum adat wilayah Mepago, terkait dengan penggalian mayat 4 (Empat) pelajar di paniai.
4. Rakyat Paniai, khususnya keluarga korban sangat mengesal dengan janji-janji Jokowidodo tanpa penyelesaian yang jelas terakit kasus ini
5. Segera diselesaikan semua pelanggaran HAM berat yang dibuat oleh pemerintah indonesia di Papua, mulai sejak tahun 1960-an hingga saat ini. (Yunus E. Gobai/KM)
“Negara bertanggungjawab dan segera adili para pelaku kejahatan penembakan di Paniai yang dilakukan oleh pihak TNI dan POLRI”.desak Nawipa dikonfirmasi www.kabarmapega.com Sabtu (13/06/2015).
Menurutnya, aktor penembahakan sudah jelas oleh TNI/POLRI, mengapa di putarbalikan…?. Tuturnya
Rakyat Papua, khususnya pihak keluarga korban kasus Paniai sedang tunggu janji dari Presiden Jokowidodo bahwa, saya akan tuntaskan kasus-kasus di Papua.
“Kini, hingga enam bulan umur kasus Paniai berdarah kapan di ungkap secara total”.
Beberapa bulan yang lalu, gabungan berbagai organisasi sudah mendesak kepada Jokowidodo segera kirim Tim dari KOMNAS HAM RI ke paniai untuk Investigasi. Namun kenapa Jokowidodo tidak kirim dari Tim Ad hoc ?. di tannya ole Nawipa
"Kami mahasiswa Papua dari berbagai organisasi siap kawal kasus Paniai berdarah harus di selesaikan dan jalur hukum yang jelas, seperti ke pengadilan Negeri.Ujar Nawipa
Pernyataan sikap mahasiswa papua yang tergabung dalam Gempa-KPH Berapi sebagai berikut :
1. Segera mengungkap pelaku kasus itu, melalui Tim Ad hoc yang telah terbentuk pada bulan April lalu di Jakarta.
2. Kami menolak penyelidikan yang dilakukan oleh Kapolri, Panglima TNI, Kapolda Papua, dan Pangdam) XVII/Cenderawasih, sebab Tim Investigasi yang turun ke Paniai pada tangga 1 Juni 2014, dan tidak melibatkan Komnas HAM dan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi Dan Korban).
3. Pemerintah Indonesia Menghargai hukum adat wilayah Mepago, terkait dengan penggalian mayat 4 (Empat) pelajar di paniai.
4. Rakyat Paniai, khususnya keluarga korban sangat mengesal dengan janji-janji Jokowidodo tanpa penyelesaian yang jelas terakit kasus ini
5. Segera diselesaikan semua pelanggaran HAM berat yang dibuat oleh pemerintah indonesia di Papua, mulai sejak tahun 1960-an hingga saat ini. (Yunus E. Gobai/KM)
0 thoughts on “Ketua Gempa KPH-Berapi, minta Jokowidodo Tuntaskan Kasus Paniai Berdarah.”