(Mahasiswa asal Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa
Papua menggelar aksi menuntut pemerintah mengusut tuntas kasus “Biak Berdarah”.Fotografer AMP Malang/KM)
|
Malang (KM)– Puluhan mahasiswa asal Papua yang menempuh
kuliah di beberapa Perguruan Tinggi di Malang menggelar aksi damai. Mereka
mengecam pemerintah karena dinilai tidak tegas dan lambat dalam mengusut kasus
“Biak Berdarah” yang menelan korban warga sipil sebanyak 230 orang.
Puluhan mahasiwa tersebut tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP)
Komite Kota Malang. Aksi dimulai pada pukul 11.00 WIB, Senin (6/7/2015) dari
depan Stadion Gajayana dan berakhir di depan Balaikota Malang.
“Hari ini, tepatnya 6 Juli 2015, adalah hari berduka bagi kami. Yakni
bertepatan dengan 13 tahun terjadinya kasus “Biak Berdarah”. Kasus “Biak
Berdarah” itu adalah tragedi kejahatan terhadap kemanusiaan di Biak, Papua,”
jelas Sayor, Koordinator aksi, saat ditemui di sela-sela aksi, Senin
(6/7/2015).
Tragedi tersebut kata Sayor telah menewaskan setidaknya 230 korban.
Detailnya, sebanyak 8 orang meninggal dunia, 3 orang hilang, 4 orang terluka,
sebanyak 33 orang ditahan tanpa ada alasan jelas dan sebanyak 150 orang disiksa
dan sisanya masih belum diketahui alias misterius.
Tragedi tersebut jelas Sayor, sebenrnya berawal dari berkibarnya bendera
“Bintang Kejora” di Pelabuhan Biak. Saat itu, ada aksi damai yang dilakukan
oleh penduduk sekitar. Akibat kejadian tersebut sebanyak 230 orang itu hilang.
“Ada yang dibunuh ada yang tidak diketahui keberadaannya,” katanya.
Mahasiswa yang kuliah di Malang, yang juga warga Papua katanya jelas merasa
dikhianati oleh pemerintah saat ini. Karena pemerintah tidak pernah mengusut
tuntas tragedi tersebut. “Pemerintah hanya memanfaatkan kekayaan alam Papua.
Tapi akyatnya ditindas dan dibunuh. Karenanya, kami wajib melawannya,” katanya
dengan nada bersemangat.
“Saya dan kawan-kawan berharap, seruan kami ini didengar oleh Presiden
Jokowi dan JK. Setidaknya kami sudah berusaha menyuarakan suara dan hak kami
sebagai warga Papua. Dan semoga kawan media dan jurnalis bisa ikut membantu
dalam aksi ini,” harapnya. (002/KM)
0 thoughts on “ Mahasiswa Papua,Meminta Pertanggung jawaban Terkait Kasus “Biak Berdarah””