Alpius Yeimo (Foto : Dok Prib/KM) |
Oleh : Alpius Yeimo
“Memang begitulah hidup
anak rantauan”.
Kesuksesan tidak dapat
berhasil, tanpa ada perjuangan yang se-optimal mungkin, karena kesukses
itu kunci utamanya melalui belajar yang keras dan sungguh-sungguh.
Nah, kita tahu bahwa
se-masa perjuangan, meski, banyak pengalaman yang kita lalui sebagai seorang
pelajar maupun mahasiswa/I, untuk meraih cita-cita yang di inginkan.
Pengalaman yang dimaksud
berupa, kesakitan, kesedihan, kerinduan, dan kelaparan, bukan hanya
pengalaman buruk saja yang dialami. Melainkan adapun beberapa pengalaman
yang baik, yakni gembira, menyenangkan, dan hal lainnya.
Dengan demikian, saya
simpulkan dari maksud di atas adalah semuanya itu indah pada waktunya. Artinya
bahwa, ada waktu untuk menabur dan adapula waktu untuk menuai.
Untuk itu, menantang hidup
ini dengan berbagai cobaan, rintangan dan hambatan yang saya tidak
inginkan “Aku tetap belajar sabar dari segala hal ini”, karena kata orang
“sabar adalah subur”.
Aku bersyukur
karena dengan adanya pendidikan aku mengenal berbagai tulisan yang saya tidak
kenal. Sebab, belajar merupakan salah satu kegiatan untuk mengenal atau
mempelajari sesuatu dari yang tidak tahu menjadi tahu. Untuk itu, aku jadikan
buku sebagai pedoman. Karena buku adalah gudang ilmu. Kita memiliki ilmu, maka
kita memiliki dunia.
Penulis:
Seorang pelajar di SMA YPPK, Tiga Raja, Timika, Papua.
0 thoughts on “Aku belajar Sabar dari Keburukan”