Simon Degei Korban Penembakan Aparat di Paniai ( 8/12/2014) |
Paniai (KM) -- Ketua YLSM Paniai menjelaskan adanya dampak dari peristiwa penembakan kilat dan terencana pasukan gabungan TNI/POLRI NKRI yang ditugaskan di Paniai terhadap 4 siswa SMA dan belasan lainnya terluka di Enarotali, 8 Desember 2014 lalu, hingga kini dampak masih terasa, dihubungi (6/8/15) melalui pesan elektronik.
Servius Kedepa Ketua YLSM Paniai menjelaskan tuju alasan dampak yang berkembang dan ada akibat belum teungkapnya pelaku penembakan kasus Paniai berdarah yaitu berikut
- Hati keluarga korban TERLUKA.
- Semua orang asli Paniai TRAUMA
- Wilayahnya sangat tidak aman.
- Kepercayaan OAP Paniai terhadap NKRI terputus total secara sistematis.
- Lapangan Karel Gobay dilarang melaksanakan HUT RI, 17 Agustus 2015.
- Tersebar isu, para peserta Upacara HUT RI akan ditembak dan disemprot racun oleh TNI/POLRI di Enarotali secara brutal saat upacara berlangsung di Enarotali seperti peristiwa 8 Desember 2014 lalu.
- Dari pada OAP Paniai akan dijadikan sasaran korban NKRI, lebih baik status Kabupaten Paniai dari NKRI segera akan ditutup dengan cara DAMAI. Setelah itu akan dilanjutkan ke kabupaten Deiyai, Dogiyai, Nabire, Mimika, Intan Jaya, Puncak Jaya sampai ke Wamena, Provinsi Papua dan Papua Barat dengan alasan keamanan.
Lanjut dia, Semuanya yang telah terjadi di Papua sesuai kebijakan NKRI di Jakarta. Indonesia ini tidak ada niat yang baik untuk mengedepankan pola pembangunan yang dapat menyentuh hati orang asli Paniai di Papua. Ini bukti-bukti kegagalan otonomi khusus Papua. Semua paket program yang jalankan di Papua sesuai rancangan ALI MURTOPO. Jakarta butuh sumber daya alam saja bukan membangun orang asli Papua.
Kata dia, kapan usulan UU OTSUS Plus yang telah diusulkan itu akan diproses Pemerintah Pusat, Jakarta?. Ini uang milik NKRI. Orang Asli Papua Barat yang telah ditembak mati di tempat oleh TNI/POLRI di Enarotali, 8 Desember 2014, Yahukimo, Dogiyai dan Tolikara 17 Juli 2015 saja masih belum diselesaikan oleh presiden Jokowi hingga saat ini.
Orang Asli Papua Barat di Paniai telah tersebar isu tidak akan ikut HUT RI ke 70, 17 Agustus 2015 karena masyarakat adat Paniai masih dalam suasana perkabungan (SUASANA DUKA) dari 4 orang siswa SMA Paniai yang telah ditembak TNI/POLRI Paniai di Enarotali. Kedepan, Orang Papua Barat di Paniai akan tuntut pemerintah tutup sementara untuk kabupaten Paniai dengan alasan meningkatnya pelanggaran HAM berat di Paniai dan sekitarnya. Aksi protes pertama, keluarga korban dan masyarakat adat Paniai larang pemerintah laksanakan upacara HUT RI ke 70, 17 Agustus 2015. (tambahnya). (Admin)
0 thoughts on “Dampak Belum Terungkap Pelaku, Isu Warga Siap Boikot Hut RI Ke-70 di Paniai”