Ist@ |
Timika (KM)---Kasus
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang terjadi di Kabupaten Mimika merupakan
jumlah kasus yang tertinggi di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Demikian, hal
ini dikatakan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Yohana
Susana Yembise di Ruangan VIP Bandara Internasional
Mozes Kilangin yang dikutip media cetak
harian umum Timika eXpress. Edisi, Rabu,
(22/07/15).
Ia berpendapat
bahwa, tingginya angka KDRT di Mimika, disebabkan karena adanya 3 faktor utama
sebagai pemicunya, diantaranya: pertama, maraknya
budaya patriaki (dominasi pria terhadap wanita), kedua, peredaraan miras yang sangat fenomenal, ketiga, faktor prostitusi yang di datangkan dari luar papua.
Hal itu, Yembise
menjelaskan, budaya patriaki (dominasi pria terhadap wanita), terutama di Mimika
merupakan bagian dari tradisi turun-temurun, dimana para pria selalu merasa
diri bahwa penguasaan sepenuhnya terhadap perempuan. Sedangkan, miras adalah
pemicu utama banyak kekerasan dalam Rumah tangga, sementara distribusi dan perdagangan
perempuan ke Mimika dan bahkan di Papua lainnya sangat dominan.
“Perdagangan
perempuan-perempuan yang didatangkan dari luar akhirnya merusak keluarga-keluarga
dari sini terutama dari Sulawesi utara, Surabaya dan malang,” ujarnya.
Maraknya
peredaraan wanita malam yang terus didatangkan dari beberapa daerah tersebut,
dirinya mengaku, beberapa waktu kedepan akan mengikapi persoalan tersebut
secara langsung,”katanya.
“Saya akan mematikan
faktor-faktor itu dan saya akan pergi ke Sulawesi Utara bulan depan untuk
bertemu dengan Gubernur dan ketua Sinode agar supaya mereka harus memutuskan
mata rantai ini dengan mencegah pengiriman Perempuan muda ke Papua, karena itu memicu
kekerasan dalam rumah tangga,”jelasnya.
Termasuk di
dalamnya pengiriman Miras Lokal yang sudah dicampuri dengan berbagai jenis
campuran mematikan (Cap Tikus).
“Kami akan minta
Kapolda dan jajarannya untuk menutup peredaraan ini, dan Kementerian kami akan
terus memantaunya. Saya akan berusaha
dengan berbagai cara untuk
memperjuangkan dan mengurangi angka kekerasan dalam rumah tangga, ulasnya.
Untuk upaya mengurangi
angka tertinggi KDRT tersebut, sebagai kementerian koordinatif ia
mengatakan hanya melakukan langkah
koordinasi di mulai dari desa sebagai salah satu aspek yang akan diterapkannya
dan lakukan koordinasi dengan kepala-kepala badan seluruh Indonesia, khususnya
untuk papua, bersama kepala badan di jayapura, kami akan koordinasi bukan hanya
kepala badan, tetapi akan langsung menyentuh ke masyarakat didesa-desa,”
tandasnya.
Hal tersebut
dikatakan karena mau dan tidak mau kalau sampai diprovinsi, selama ini biasanya
stock disitu dan tidak dilanjutkan ke desa.
(Agustinus keiya/KM)
0 thoughts on “KDRT di Mimika Tertinggi di Papua, Menteri Yembise Sebut 3 Faktor”