Foto : Buku Tabungan (Ils) |
Nabire (KM)- Hingga hari ini Kamis, (27/8/2015) mahasiswa Asal Kabupaten Deiyai di Se- Jawa terus menolak pembagian study akhir (TA) melalui Rekening, sebelumnya dibagikan langsung (face to face), kini telah dirubah cara dengan mengirimkan dana tersebut via nomor rekening kepada setiap mahasiswa, terutama bagi mereka yang sedang study akhir.
Hal itu dibenarkan kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Deiyai Pieter Adii, S.Sos. S.Pd bahwa pemerintah sudah sepakat untuk melakukan pembayaran melalui nomor rekening masing-masing mahasiswa di setiap kota study. “kami sudah ambil sikap untuk itu,”ujarnya ketika di temui beberapa hari lalu.
Sikap pemerintah Kabupaten Deiyai terkait pembagian dana study akhir bagi mahasiswa ditanggapi serius. Sebagai bukti protes atas sikap pemerintah tersebut, para mahasiswa se-Jawa dan Bali melayangkan surat tertanggal 20 Juli yang di tanda tangani oleh delapan ketua koordinator wilayah kota study se-Jawa dan Bali. Dalam surat tersebut menyampaikan tiga (3) sikap sebagai alasan penolakan.
Delapan koordinator wilayah yang berlindung dibawa payung Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Deiyai (FORKOPMADE) Se- Jawa–Bali menyimpulkan beberapa pertimbangan, Pertama perubahan cara penyaluran Dana TA tahun ini belum pernah dijelaskan secara transparansi kepada kami mahasiswa sebagai sasaran kebijakan.
Kedua; Kami Mahasiswa Deiyai Se-Jawa dan Bali sangat berkeinginan untuk langsung bertatap muka dengan PEMDA sebagai orang tua kami yang hanya datang sekali dalam setahun agar kita bisa bertatap muka secara langsung sekaligus Pemda bisa melihat situasi yang kota study yang berbeda-beda.
Ketiga; Kami menjaga kebersamaan sikap senasib dalam Organisasi yang sudah lama berjalan karena perlu kami pertahankan demi kesatuan dan persatuan Mee Yokaa untuk kedepan. Sehingga dengan kesatuan dan persatuan ini supaya menutupi kelemahan Ekonomi bagi orang tua. Sementara perhatian pemda atas biaya pendidikan selama ini hanya bantuan Tugas Akhir (TA). Dalam kondisi seperti ini, kami tetap berpegang pada prinsip senasib serasa sebagai mahasiswa di kota study perantauan di Jawa dan Bali.
Ke-tiga point pertimbangan diatas menjadi alasan utama menolak pembagian melalui rekening dan pertimbangan ini disetujui oleh 8 ketua koordinator wilayah kota study diantara, Petrus Takimai ketua Korwil Surabaya, Elia Agapa korwil Malang, korwil Bali Veronika Edowai, Korwil Semarang dan Salahtiga Yohanes Pakage, Korwil Yogja dan Solo Agustinus Pekey, Korwil Jakarta Yanuarius Mote, Korwil Bogor Yohanes Pekey, dan Korwil Bandung Mateus Tekege.
Ketika dihubungi seorang mahasiswa kota study bandung Mateus Tekege, membenarkan jika surat aksi penolakan tersebut sudah disampaikan kepada pemerintah melalui Dinas terkait.
Dirinya menjelaskan, sikap mahasiswa ini guna mempertahankan asas kebersamaan para mahasiswa di tanah rantauan. Persoalannya kata Mateus jika berbicara soal pembagian dana bagi mahasiswa tahap study akhir berarti dialamat hanya kepada mereka (mahasiswa) yang memasuki tahap akhir study. “Sementara hidup mereka sering juga tergantung juga pada bantuan dana tersebut walau hanya untuk mahasiswa semester akhir,” Ungkap Mateus Tekege, yang juga ketua IPMANAPANDODE kota study Bandung. ( M.A.T )
0 thoughts on “Mahasiswa Se-Jawa Asal Deiyai Kembali Menolak Pengiriman TA Melalui Rekening, Ini Alasannya”