Logo YLSM Kab. Paniai. |
Oleh : Servius Kedepa
“Ada
pemerintah karena adanya rakyat”.
Pemerintah NKRI berikan gaji kepada
TNI/POLRI di Paniai untuk menembak rakyat. Seperti dihadapan bupati dan wakil
bupati Paniai, TNI/POLRI yang telah menembak 4 siswa/pelajar mati di tempat,
sejak 8 Desember 2014, pada 8 bulan lalu.
Pemerintah Paniai ini, diduga mampu menekan
masyarakatnya. Tetapi kenapa tidak mampu yakinkan KOMNAS HAM RI dan presiden
Jokowi untuk menekan pimpinan TNI/POLRI guna mengungkap para pelaku korban di
Paniai berdarah, 8 Desember 2014, lalu.
Dengan kenyataan itu, tidak ada
perlindungan bagi keselamatan OAP di Paniai dan sekitarnya, selama masih
dipaksa untuk tinggal dalam pangkuan Negara.
Semua perlakuan NKRI ini, yang menjadi
bukti-bukti penunjang yang sedang dipakai oleh diplomat dan negara-negara yang
peduli terhadap pelanggaran HAM berat di PIF dan Sidang Majelis Umum PBB yang
berlangsung dalam bulan September 2015 mendatang.
Orang Asli Papua Barat (OAPB) di
Paniai meminta segera melihat perkembangan situasi yang telah terjadi di Paniai
sejak tahun 2008 hingga 2015 ini. Isu kekerasan ini telah dijadikan peluang
bagi NKRI membunuh OAP secara berturut-turut, baik melalui sistematis (Genocide) maupun dengan cara Penembakan
kilat terencana.
Bisa jadi, Paniai dijadikan peperangan
jilid III, baca : http://www.kabarmapegaa.com/2015/08/waspadai-paniai-berdarah-jilid-iii.html
Penulis : Ketua YLSM kabupaten Paniai,
Servius Kedepa.
0 thoughts on “NKRI Gagal Lindungi Orang Asli Papua Barat (OAPB) Melanesia di Paniai”