Foto Doc: Petrus Douw/Ist |
Oleh : Petrus Douw
Nabire,(KM)--Pantai Maf yang kini Pantai Nabire, Pantai ini biasanya ramai di kunjungi masyarakat sekitar pada hari-hari tertentu yaitu pagi dengan sore. Sebelumnya Masyarakat Nabire meluangkan waktu untuk sekedar tamasya ringan duduk-duduk atau dengan berenang.
Kini, Pantai Maf alias Pantai Nabire menjadi tempat strategis melakukan pesta miras bagi berbagai kalangan, terutama kalangan remaja. Sepanjang Pantai Nabire itu, terlihat banyak anak muda yang mendatangi dan dijadikan sebagai tempat pesta miras. Tidak hanya anak muda bakan hinga para tua-tua pun datangi, dan meramaikan sekitar lingkungan pantai Nabire.Banyak remaja umuran sekolah itu, dilepas dan dibiarkan untuk melakukan sesuatu tidak menguntungkan itu.
Remaja-Remaja.Pemuda bahkan Orang-orang Tua yang mendatangi pantai Nabire dengan maksud melakukan pesta miras adalah rata-rata mereka yang berasal dari Orang Asli Papua (OAP) yang mendiami di kota Nabire.
Keberadaan generasi Penerus alias Remaja Nabire dalam kasus ini,terlihat banyak generasi muda yang masih menduduki di bangku pendidikan (SMP,SMA/SMK,Mahasiswa bahkan sampai murid SD. Juga ada tak sekolah.
Sejak pantai Nabire di jadikan sebagia salah satu tempat wisata banyak, akibat/dampak yang ditimbulkan dari komsumsi miras terlihat banyak generasi muda yang korban. Diselidiki kedalam setiap korban yang mengalami perkelahian fatal yang berakibatkan sampai kematian.
Sementara itu, keadaan Pantai Nabire juga di dominasi oleh bayak pengusaha pedagan kaki lima, yang mana mejual berbagia makanan dan minuan, serta melakukan berbagai permainan anak sampai dewasa. Dalam kasus ini, sesuai dengan kacamata penulis terlihat banayak generai muda yang berasal dari suku Mee dominan dan sekaligus korban dalam kasus pesta miras.
Kemudian melihat situasi Kota Nabire sat ini, pesta miras tidak hanya terjadi di seputaran Pantai Nabire, aka ntetapi pesta miras tejadi di pusat kota terlebih di terminal Nabire-Paniai (Pasar Karang). Bilah hal ini dibiarkan terus masa depan Kota Nabire khususnya dan Papau pada umumnya akan mengalami kehancuran dan tetunya generasi Papua Korban atas Miras.
Bila hal ini dibiarkan terus, tanpa campur tangan dari berbagai pihak, terutama para orang tua, pemerintah, dan lembaga-lembaga terkait akan terjadi kehancuran dan kepunahan generasi penerus. Artiny mereka (Pemabuk Miras) jangan biarkan mereka teller dalam Miras. Dalam hal ini, keluarga adalah peran utama dalam mengabil tindakan kepada anak-anak mereka yang sedang dalam keadaan ini, dan menagajak mereka untuk melakukan sesuatu yang baik terlepas dari Miras yang mengajak masuk dan melangkah ke arah yang lebih baik. Ciptakan lingkungan yanh aman dan terhindar dari miras untuk mempengaruhi mereka.
Kenara sementara ini, factor pergaulan mempegaruhi mereka dengan begitu sangat susa untuk membedakan anak-anak mana yang benar-benar sekolah dan sebaliknya, anak-anak mana yang tidak sekolah dan hal ini sudah menjadi kebeasaan mereka untuk melakukan kegiatan sehari-hari sebagi pesta miras, sulit di bedakan yang sedang sekolah dan mereka yang tidak besekolah, mereka saling mempengaruhi antara sesama itu, yang mengakibatkan yang ingin sekolah juga jadi korban dalam pergaulan seperi ini,dan ini tampak nyata.
Sehinga pemerintah kota Nabire harus memperhatikan semua kasus yang tentunya merusak generasi bangsa Papua yang sedang di goncangkan dengan kegiatan pasial ini. Pemerintah Nabie juga buka mata dan melihat situasi yang sedang terjadi saat ini.
Nabire,(KM)--Pantai Maf yang kini Pantai Nabire, Pantai ini biasanya ramai di kunjungi masyarakat sekitar pada hari-hari tertentu yaitu pagi dengan sore. Sebelumnya Masyarakat Nabire meluangkan waktu untuk sekedar tamasya ringan duduk-duduk atau dengan berenang.
Kini, Pantai Maf alias Pantai Nabire menjadi tempat strategis melakukan pesta miras bagi berbagai kalangan, terutama kalangan remaja. Sepanjang Pantai Nabire itu, terlihat banyak anak muda yang mendatangi dan dijadikan sebagai tempat pesta miras. Tidak hanya anak muda bakan hinga para tua-tua pun datangi, dan meramaikan sekitar lingkungan pantai Nabire.Banyak remaja umuran sekolah itu, dilepas dan dibiarkan untuk melakukan sesuatu tidak menguntungkan itu.
Remaja-Remaja.Pemuda bahkan Orang-orang Tua yang mendatangi pantai Nabire dengan maksud melakukan pesta miras adalah rata-rata mereka yang berasal dari Orang Asli Papua (OAP) yang mendiami di kota Nabire.
Keberadaan generasi Penerus alias Remaja Nabire dalam kasus ini,terlihat banyak generasi muda yang masih menduduki di bangku pendidikan (SMP,SMA/SMK,Mahasiswa bahkan sampai murid SD. Juga ada tak sekolah.
Sejak pantai Nabire di jadikan sebagia salah satu tempat wisata banyak, akibat/dampak yang ditimbulkan dari komsumsi miras terlihat banyak generasi muda yang korban. Diselidiki kedalam setiap korban yang mengalami perkelahian fatal yang berakibatkan sampai kematian.
Sementara itu, keadaan Pantai Nabire juga di dominasi oleh bayak pengusaha pedagan kaki lima, yang mana mejual berbagia makanan dan minuan, serta melakukan berbagai permainan anak sampai dewasa. Dalam kasus ini, sesuai dengan kacamata penulis terlihat banayak generai muda yang berasal dari suku Mee dominan dan sekaligus korban dalam kasus pesta miras.
Kemudian melihat situasi Kota Nabire sat ini, pesta miras tidak hanya terjadi di seputaran Pantai Nabire, aka ntetapi pesta miras tejadi di pusat kota terlebih di terminal Nabire-Paniai (Pasar Karang). Bilah hal ini dibiarkan terus masa depan Kota Nabire khususnya dan Papau pada umumnya akan mengalami kehancuran dan tetunya generasi Papua Korban atas Miras.
Bila hal ini dibiarkan terus, tanpa campur tangan dari berbagai pihak, terutama para orang tua, pemerintah, dan lembaga-lembaga terkait akan terjadi kehancuran dan kepunahan generasi penerus. Artiny mereka (Pemabuk Miras) jangan biarkan mereka teller dalam Miras. Dalam hal ini, keluarga adalah peran utama dalam mengabil tindakan kepada anak-anak mereka yang sedang dalam keadaan ini, dan menagajak mereka untuk melakukan sesuatu yang baik terlepas dari Miras yang mengajak masuk dan melangkah ke arah yang lebih baik. Ciptakan lingkungan yanh aman dan terhindar dari miras untuk mempengaruhi mereka.
Kenara sementara ini, factor pergaulan mempegaruhi mereka dengan begitu sangat susa untuk membedakan anak-anak mana yang benar-benar sekolah dan sebaliknya, anak-anak mana yang tidak sekolah dan hal ini sudah menjadi kebeasaan mereka untuk melakukan kegiatan sehari-hari sebagi pesta miras, sulit di bedakan yang sedang sekolah dan mereka yang tidak besekolah, mereka saling mempengaruhi antara sesama itu, yang mengakibatkan yang ingin sekolah juga jadi korban dalam pergaulan seperi ini,dan ini tampak nyata.
Sehinga pemerintah kota Nabire harus memperhatikan semua kasus yang tentunya merusak generasi bangsa Papua yang sedang di goncangkan dengan kegiatan pasial ini. Pemerintah Nabie juga buka mata dan melihat situasi yang sedang terjadi saat ini.
Pemerintah Nabire berkerja sama dengan keluarga, serta lembaga-lembaga terkait, segera mengambil tindakan tegas untuk menolak dan melarang semua jenis tokoh, supermarket serta kios-kiosan yang hendak jual belikan minuman keras.
Pemerintah dengan tegas segera keluarkan UU Perda larang penjualan dan peredaran miras di Kota Nabire, dan menetapkan keamanan yang baik dalam pengaturan pesta miras yang dilakukan secara berlebihan ini secepatnya.
Mereka (Re-generasi) ini, tanggungjawab Pemerintah dan Orantua, sehingga. Pemerintah harus peduli akan kemanusiaan, jangan hanya pembanguan yang di prioritaskan.
Penulis adalah Mahasiswa Papua, yang sedang Kuliah di Universitas Cendrawasih, Jayapura Papua
0 thoughts on “Balik Keindahan Pantai Nabire Dijadikan Tempat Mengonsumsi Miras ”