Ist |
Oleh: Pdt. Deserius Adii, S.Th
TIMIKA, (KM)-- Renungan, Gerakan Doa Lintas Bangsa
Papua, Thema : ”Rahasia Untuk Terlepas Dari Belenggu Masalah Penghalang Masalah
.“ (Kisah Para Rasul 16:26).
Filipi, suatu kota di daerah Makedonia, merupakan salah satu
tujuan Rasul Paulus dan rekannya Silas dalam pelayanan misi mereka. Seperti
halnya di tempat lain, di kota ini Paulus juga mendapat tentangan dari
orang-orang yang tidak suka akan pemberitaan injil. Bahkan mereka ditangkap dan
didera, kemudian dimasukkan ke dalam penjara.
“Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara.
Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh.
Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara
yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat.” Kis
16:23-24.
Keadaan ini tidak mempengaruhi semangat Paulus dalam mengikut
Yesus ataupun memberitakan injil. Bahkan kita akan melihat bahwa belenggu
maupun penjara tidak dapat membungkam dan menghalangi pelayanan mereka.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali belenggu dosa maupun masalah yang
mengikat kehidupan kita. Bahkan hidup kita seperti terpenjara, sehingga kita
merasa bahwa kita tidak sanggup lagi berbuat apa-apa. Pengharapan hilang
ditelan oleh keadaan maupun kondisi yang dialami.
Pekerjaan yang tidak menentu, orang-orang di sekeliling yang membenci kita,
keuangan yang selalu berkekurangan, rumah tangga maupun keluarga yang selalu
bermasalah, teman Papua yang juga selalu bertentangan dengan kita; semuanya itu
yang selalu kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi keadaan ataupun
masalah yang terjadi tidak boleh menghalangi kita untuk tetap setia di dalam
Tuhan. Jangan sampai kondisi tersebut justru membelenggu bahkan memenjarakan
hidup kita sehingga kita tidak dapat berbuat maksimal bagi kemuliaan nama
Tuhan.
Berikut rahasia dari Rasul Paulus sehingga dia dapat terlepas dari belenggu dan
penjara:
1. DOA DAN PUJI-PUJIAN
“Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan
menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan
mereka.” Kis 16:25.
Penjara tidak membuat Paulus dan Silas bersedih, muram,
menangis, putus asa ataupun stres.Tetapi mereka justru menaikkan doa dan
puji-pujian kepada Allah. Dipenjara ataupun tidak, tidak menjadi alasan bagi
Paulus untuk berhenti berdoa atau memuji Tuhan. Dalam segala keadaan dia tetapi
bersyukur kepada Allah, baik dalam keadaan senang maupun susah.
Puji-pujian yang dinaikkan akan membawa kekuatan bagi hidup
kita. Terlebih lagi jika kita berada dalam suatu masalah. Ada kuasa di dalam
puji-pujian. Tuhan bertahta di atas puji-pujian kita (Maz 22:4). Bahkan lewat doa dan puji-pujian, kita akan terlepas dari belenggu dan penjara
yang mengurung hidup kita.
“Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu
goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu
mereka semua. ” Kis 16:26
2. MEMPERALAT HUBUNGAN DENGAN TUHAN
“Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya
dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia
dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang
mati.” Fil 3:10-11.
Penderitaan yang dialami Paulus tidak membuat dirinya berhenti
untuk mengenal Tuhan. Setiap derita dan aniaya yang dialaminya membuat Paulus
lebih mengenal Allahnya. Paulus tahu bahwa pengenalan akan Tuhan merupakan
suatu hal yang melebihi segalanya. Dan pengenalan akan Tuhan merupakan suatu
harta yang begitu berharga yang jauh lebih bernilai dibandingkan segala apapun
yang ada di dunia ini.
Oleh sebab itu, penjara tidak membuat Paulus bersedih, karena
dia tahu bahwa dia memiliki sesuatu yang sangat berharga dalam dirinya. Dan
Paulus tidak mau melepaskan hal itu, bahkan dia ingin lebih lagi mengenal
Kristus agar dia dapat memperoleh mahkota yang sudah disiapkan baginya
Masalah maupun pencobaan diijinkan Tuhan bagi hidup kita agar kita dapat lebih
mengenal dan mendekat kepada Tuhan. Sakit penyakit, kebangkrutan, kegagalan dan
bahkan pergumulan bertahun-tahun terjadi dalam hidup kita agar kita dapat lebih
lagi mempererat hubungan kita dengan Tuhan.
Dan ketika kita semakin intim lagi dengan Dia, maka tidak ada yang dapat
menghalangi dan membelenggu semangat hidup kita, oleh karena sesuatu yang
berharga telah menjadi bagian dalam hidup kita. Dan kita tahu pasti bahwa
setiap janjiNya akan digenapi dalam hidup kita.
“Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang
kuingini di bumi. Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan
bagianku tetaplah Allah selama-lamanya. ” Maz 73:25-26
3. BERPIKIR POSITIF
“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang
mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap
didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya
itu.” Fil 4:8.
Aniaya dan penjara bisa saja membuat Paulus merasa putus asa.
Dia bisa saja kecewa dan protes kepada Tuhan. Dan sebagai manusia, dia juga
bisa saja mengeluh dan bersungut-sungut. Tetapi yang kita lihat justru segala
sesuatu yang positif keluar dari mulutnya. Dia tahu bahwa pikiran yang positif
akan membawa dia kepada kemenangan.
Ketika bangsa Israel berada di padang gurun untuk menuju ke
tanah perjanjian, banyak dari mereka yang bersungut-sungut atas keadaan yang
mereka alami. Sebagian dari bangsa Israel yang bersungut-sungut ini tidak dapat
masuk ke dalam tanah perjanjian (Bil 14:27-30).
Ketika kita berpikiran negatif, menggerutu, mengomel dan mengeluh, maka kita
sedang melepaskan berkat yang sebenarnya sudah menjadi bagian kita. Marilah
kita senantiasa berpikiran positif dalam keadaan seburuk apapun yang kita
alami. Dengan demikian maka berkat Tuhan akan mengalir bagi kita. Masalah
maupun pencobaan apapun tidak dapat membelenggu hidup kita yang senantiasa
berpikiran positif. Kita akan terus melangkah maju meraih kemenangan demi
kemenangan.
“Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang
telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka
Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.” Fil 4:9
Rasul Paulus memberikan teladan yang begitu berharga bagi kita semua. Dia
melakukan segala kehendak Bapa di surga dalam setiap langkah hidupnya. Penjara
dan aniaya tidak dapat membelenggu hidupnya. Bahkan ketika dia tetap menjaga
hidupnya murni di hadapan Tuhan, nama Tuhan semakin dimuliakan.
Demikian juga kita sebagai umat Tuhan, kita harus tetap menjaga hati kita di
hadapan Tuhan. Ketiga rahasia di atas akan membawa kita untuk terlepas dari
masalah apapun yang membelenggu kehidupan kita.
Hari ini kalau orang Papua memiliki hati yang berdoa dan
bersyukur, serta memusatkan hubungan kita dengan Tuhan serta kita berpikir
positif Tuhan akan melepaskan kita dari seluruh berbagai masalah yang menimpa
kita yaitu mulai dari belenggu dosa, belenggu, ekonomi, belenggu social,
belenggu politik.
Penulis
adalah Fasilitator Gerakan Doa Lintas Bangsa Papua Barat
0 thoughts on “Rahasia Untuk Terlepas Dari Belenggu Masalah”