![]() |
Save People of Papua/Foto Doc.Poteret Anak Melanesia/Ist |
Jayapuara,(KM)--Dalam kondisi umat Allah yang begitu maraknya dengan krisis manusia dan kemanusiaan di Papua, yang diwarnai dengan kekerasan dan konflik, kita dipanggil oleh Tuhan secara inisiatif untuk menyuarakannya. Tanpa takut kekerasan dan konflik, kita harus mau lawan dengan kepala dingin dan dengan hati yang tenang.
Kedaulatan Pehormatan
Menegakkan kedaulatan penghormatan bagi eksistensi Papua secara eksplisit merupakan substansi dari hak asasi manusia yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun dan dengan cara apapun. Juga merupakan misi luhur yang tidak bisa dipisakan dari misi Kerajaan Allah bagi Papua. Ini Kerajaan damai yang seagenda dengan misi dialog damai. Motovasi utama dari misi kemanusiaan ini adalah bahwa kita penting, bernilai bahkan teramat berharga dan makhluk yang paling mulia bagi diri, sesama dan bagi Sang Pengada. Lagi pula, kita ini adalah wujud konkret dari wajah-Nya. Kita semartabat dengan-Nya meskipun dapat dibedakan dalam fungsinya. Maka rakyat Papua tidak boleh dibiarkan lama dan tidak boleh memelihara secara sistematis dalam suasana masalah Papua.
Untuk mengakhir konflik di Tanah Papua, pemerintah dan rakyat Papua boleh menggunakan jalan damai seperti melalui dialog Jakarta-Papua yang masih semakin diperjuangkan itu. Baik dialog internal orang Papua, pemerintah Indonesia maupun antara rakyat Papua dan pemerintah Jakarta sebagaimana yang diperjuangkan oleh Jaringan Damai Papua (JDP) sudah mestinya dinyatakan secara bersama dalam satu pemahaman paripurna oleh pemerintah dan rakyat Papua sekarang. Karena dialog sebagai agenda damai untuk menyelesaikan berbagai konflik yang dialami setiap saat oleh rakyat di Papua.
Prinsip-Prinsip Dasar
Tentunya, dialog punya prinsip-prinsip dasar dan universal dalam mengusahakan penyelesaian konflik Papua secara damai. Kasih tanpa pamrih merupakan pokok utama dari agenda dialog. Sebagaimana Sang Pengada telah menyatakan kasih-Nya kepada semua bangsa di dunia secara definitif, demikian juga setiap kita dipanggil untuk menyatakan kasih yang sama dan satu kepada-Nya. Prinsip kasih inilah yang lebih tegas kita harus hendak menyatakan kepada setiap warga terutama bagi mereka yang minoritas dan lemah. Maka keterlibatan para Frater dalam agenda manusia dan kemanusiaan yang tidak jauh berbeda makna dengan agenda dialog damai memang sudah didasarkan atas nilai kasih tanpa pamrih sebagai prinsip hidup mereka.
Mengingat anak-anak asli Papua biasa diaggap sebagai separatis, musuh negara dan kaum pemborontak, pemerintah mesti perlu memahami materi tentang sejarah, makna, tujuan dan esensi hak asasi manusia bagi Papua. Pemahaman mendalam tentang hak asasi manusia dari dan untuk pemerintah Indonesia ini mesti perlu ditetapkan sebagai indikator Papua Tanah damai.
Kekerasan dan konflik Papua telah melahirkan banyak korban nyawa di pihak pemerintah dan rakyat Papua. Lebih-lebih rakyat Indonesia yang menduduki di Papua sudah makan garam dengan korban kekerasan militer dan pemerintah Indonesia. Namun pemerintah dan rakyat Papua hingga kini masih belum menemukan solusi komprehensif untuk menyelesaikan konflik Papua. Meskipun adanya banyak kebijakan seperti kebijakan kesejahteraan yang sedang dikerjakan oleh Presiden Jokowi, Papua masih tetap tidak damai. Ada masalah HAM yang paling subur. Maka realitas masalah Papua seperti ini menuntut pemerintah dan rakyat untuk mencari solusi komprehensif melalui dialog Jakarta-Papua.
Dialog Jakarta-Papua mulai dapat terlaksana dengan baik hanya apabila kita punya niat dan kemauan untuk mengalami hidup dan atas dasar prinsip-prinsipt dasar seperti nilai cinta kasih tersebut. Secara eksplisit, setiap kita dalam keterlibatnya secara inisiatif dalam agenda dialog damai harus hendak diperjuangkan atas dasar prinsip-prinsip keadilan, cinta kasih dan kebebasan universal.
Penulis adalah Mahasiswa Sekolah Tinggi Fajar Timur (STFT) Abepura, Papua