Kaleb Bagau Pelajar SMK N ! Kuala Kencana (18) ,Korban penembakan di Timika/Foto Doc : KNPB |
Jayapura,(KM)-Solidaritas Hukum dan Demokrasi Rakyat Papua (SHDRP), mengkutuk keras penembakan yang lakukan oleh oknum aparat keamanan polisi terhadap siswa Kalep Zera Bagau 18 Tahun tembak mati tempat,Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Petra di Timika papua, dan Efrando Sibarotek (17) yang juga SMK petra, Timika, Papua korban dalam kodisi krisis dan sedang rawat dirumah sakit setempat Timika Papua beberapa hari lalu. Tindakan penembakan suatu bentuk Pelanggaran Ham berat yang lakukan. Penegasan itu disampaikan Jurubicara SHDRP, Natalis Goo, lewat via telpn seluler di jayapura,02/10/15.
"Kami minta Kapolda Papua dan Negara Indonesia harus bertanggungjawab penuh terhadap tindakan penembakan oleh oknum aparat keamanan polisi itu." Pintanya
Lanjut, tegas Goo, tindakan penembakan yang lakukan merupakan cara-cara yang tidak manusiawi itu kutuk oleh (SHRP) di jayapura. Sekali lagi,kami mengutuk keras adanya penembakan siswa tersebut.
Hal yang serupa disampaikan oleh anggota (SHDRP) Yulian Dumupa, dia katakan, tempat yang berbeda "kami mengkutuk tindakan yang lakukan oleh oknum aparat keamanan TNI/Porli di kabupaten Timika, mereka tidak punya hak mengambil nyawa manusia. Hanya Tuhan yang bisa mengambil nyawa manusia ungkap" Ungkap Dumupa kepada wartawan KabarMapega.
Dumpa,mengukapkan bukan lagi waktunya melakukan kekerasan atau pertumpahan darah karena itu tindakan akan menyelesaikan jalur hukum. Kami sangat mengutuk keras kepada pelaku penembakan terhadap 2 orang siswa di Gorong-gorong Timika Papua.
Tambahkan jubir, Natalis Goo ia menjelaskan, pada tanggal 8 Desember 2014 lalu, lima orang siswa papua di paniai tembak mati oleh aparat keamanana,TNI/Porli serta 22 orang lain menderita luka-luka di Enarotali Kabupaten Paniai, hingga kini kasus penembakan tersebut belum terungkap. Juga, pada 30 Juni 2015 kembali terjadi lagi.
Kasus penembakan di kampung Ugapuga Kamuu Timur Kabupaten Dogiyai Papua menewaskan Yoseni Agapa 15 siswa kelas 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Boduda terkena peluru dan mati ditempat. Sedangkan Melianus Mote (16) yang baru tamat SMP di Boduda tertikam alat tajam dibagian tangan, 8 orang lainnya berhasil melarikan diri dari tempat kejadian.
Lagi, pada 28 Agustus 2015 terjadi lagi penembakan yang menewaskan 2 Orang yang terkena tembak mati yakni Imanuel Mairimau (23) yang kena luka tembakan kepala belakan bahwa telinga dan Yulianus Okoware (23) tertembak perut tembus, lainya tembak krisis, Orang Mudah Khatolik oleh aparat keamanan TNI dari kodim 1710 Timika mengunakan senjata laras panjang dan sangkur dan korban ucapnya.
Kini, kembali terjadi aparat kepolisian indonesia telah menembak mati Kalep Zera Bagau (18), pelajar sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Petra ,Timika Papua dan Menembak Efrando Sibaro (17) yang juga siswa SMK petra,Timika,Papua korban dalam krisis dan sedang rawat Rumah sakit Timika Papua. Kasus penembakan semua ini kami kutuk keras kepada pelaku penembakan terhadap siswa di papua, ini Polda Papua dan Negara harus bertanggunjawab sampai tuntas "tegas Natali Goo. (Manfred Kudiai/KM)
"Kami minta Kapolda Papua dan Negara Indonesia harus bertanggungjawab penuh terhadap tindakan penembakan oleh oknum aparat keamanan polisi itu." Pintanya
Lanjut, tegas Goo, tindakan penembakan yang lakukan merupakan cara-cara yang tidak manusiawi itu kutuk oleh (SHRP) di jayapura. Sekali lagi,kami mengutuk keras adanya penembakan siswa tersebut.
Hal yang serupa disampaikan oleh anggota (SHDRP) Yulian Dumupa, dia katakan, tempat yang berbeda "kami mengkutuk tindakan yang lakukan oleh oknum aparat keamanan TNI/Porli di kabupaten Timika, mereka tidak punya hak mengambil nyawa manusia. Hanya Tuhan yang bisa mengambil nyawa manusia ungkap" Ungkap Dumupa kepada wartawan KabarMapega.
Dumpa,mengukapkan bukan lagi waktunya melakukan kekerasan atau pertumpahan darah karena itu tindakan akan menyelesaikan jalur hukum. Kami sangat mengutuk keras kepada pelaku penembakan terhadap 2 orang siswa di Gorong-gorong Timika Papua.
Tambahkan jubir, Natalis Goo ia menjelaskan, pada tanggal 8 Desember 2014 lalu, lima orang siswa papua di paniai tembak mati oleh aparat keamanana,TNI/Porli serta 22 orang lain menderita luka-luka di Enarotali Kabupaten Paniai, hingga kini kasus penembakan tersebut belum terungkap. Juga, pada 30 Juni 2015 kembali terjadi lagi.
Kasus penembakan di kampung Ugapuga Kamuu Timur Kabupaten Dogiyai Papua menewaskan Yoseni Agapa 15 siswa kelas 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Boduda terkena peluru dan mati ditempat. Sedangkan Melianus Mote (16) yang baru tamat SMP di Boduda tertikam alat tajam dibagian tangan, 8 orang lainnya berhasil melarikan diri dari tempat kejadian.
Lagi, pada 28 Agustus 2015 terjadi lagi penembakan yang menewaskan 2 Orang yang terkena tembak mati yakni Imanuel Mairimau (23) yang kena luka tembakan kepala belakan bahwa telinga dan Yulianus Okoware (23) tertembak perut tembus, lainya tembak krisis, Orang Mudah Khatolik oleh aparat keamanan TNI dari kodim 1710 Timika mengunakan senjata laras panjang dan sangkur dan korban ucapnya.
Kini, kembali terjadi aparat kepolisian indonesia telah menembak mati Kalep Zera Bagau (18), pelajar sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Petra ,Timika Papua dan Menembak Efrando Sibaro (17) yang juga siswa SMK petra,Timika,Papua korban dalam krisis dan sedang rawat Rumah sakit Timika Papua. Kasus penembakan semua ini kami kutuk keras kepada pelaku penembakan terhadap siswa di papua, ini Polda Papua dan Negara harus bertanggunjawab sampai tuntas "tegas Natali Goo. (Manfred Kudiai/KM)
0 thoughts on “SHDRP JAYAPURA KUTUK KERAS PENEMBAKAN 2 SISWA SMK TIMIKA”