Seperti yang kita ketahui bersama
bahwa, kebersamaan adalah perkumpulan bersama yang berfungsi untuk saling mengenal dan memberikan sebuah pandangan
untuk bergerak agar memegang satu visi dan misi yang jelas. Tetapi, kebersamaan
itu tidak menciptakan ruang yang resmi di dalam satu perkumpulan.
Kebersamaan itu bukan hanya
terjadi ketika satu dua orang berkumpul dalam satu honai. Tetapi, kebersamaan
itu memang sudah menjadi “Asal” dalam
hidup di bumi ini. Tuhan memang sudah memberikan hidup untuk hidup bersama-sama. Bukan, hidup secara
individual.
Secara Universal hidup dalam
kebersamaan adalah hidup saling membagi, saling memberikan pandangan serta
memberikan harapan kepada orang lain justru menciptakan canda, tawa dan senang
dan bergembira dalam kebersamaan itu. Ketimbang, jika hidupnya individu.
Secara praktek hidup bersama
adalah hidup yang penuh dengan diskusi antara satu dengan yang lainnya. Selain
berdiskusi degan manusia juga, berdiskusi dengan hewan dan tumbuh-tumbuhan
yang diciptakan Tuhan kepada dunia.
Dunai yang diciptakan Tuhan kepada Makhluk Hidup untuk saling melengkapi satu
dengan yang lainnya.
Dengan demikian, Adanya
kebersamaan itu secara otomatis memberikan sebuah ruang untuk menciptakan
hal-hal baru yang kadang membebani pikiran kita. Tak terkecuali mengajak orang
untuk mencintai pada setiap tupoksi yang dimiliki oleh masing-masing Individu.
Hal demikian, bergerak secara
halus. Selain halus, juga bergerak
secara kontak batin. Ini berarti kebersamaan itu memang dipakai dalam
suasana seperti itu juga, kontak batin dengan batin. Bukan hanya dipakai ketika
kita duduk bersama menceritakan sesuatu hal baru untuk hari-hari kedepan demi
perkembangan Daerah, Bangsa dan Negara. Tetapi, juga mengajak seeorang untuk
mencintai kepercayaan yang diberikan oleh orang lain terhadap diri kita.
Dengan demikian, menciptakan
kebersamaan agar berjalan bersama-sama dalam satu Tim, memang tidak muda,
seperti membalik telapak tangan. Tetapi, perlu ada upaya-upaya yang dijadikan
sebagai proses untuk merangkul dan memperdayakan orang hingga benar-benar dirasakan
kebersamaan yang asli yang berasal dari dalam hati.
Memang banyak orang membentuk Tim
untuk menggolkan sebuah tujuan yang diharapkan bersama dan mempunyai tujuan
untuk menggerakan sebuah kelompok agar berjalan bersama-sama. Tetapi, kadang
memunculkan pertanyaan-pertanyaan atas pemberlakukan kelompok itu.
Pertanyaannya ialah, apakah hanya memanggil satu atau dua orang untuk memupuk kebersamaan
itu? Ataukah memberikan teguran secara paksa untuk menciptakan kebersamaan itu?
Tidak. Agar tercipta kebersamaan
dan mendengarkan satu kata dari orang lain dan itu harus didengarkan, karena
satu kata yang dilemparkan untuk Tim bukan untuk satu orang. Untuk mewujudkan
itu, maka ada orang yang harus merangkul dan memberikan sebuah hal yang benar
berdasarkan visi dan misi yang jelas yang sudah diputuskan bersama dalam
kebersamaan itu.
Untuk itu, merangkul dan memperdayakan orang lain agar dapat berjalan
bersama dalam kebersamaan itu dilihat dari gerakan itu. Tanpa itu, tak akan
bisa.
Dengan demikian, berdasarkan itu,
justru akan terlihat seseorang, akan mengerti untuk mencintai atas kepercayaan
yang diberikan.
Saling mengenal antara satu
dengan lain adalah salah satu kunci untuk mendorong agar mengetahui faktor-faktor keterpurukan dalam kebersamaan.
Dengan keberadaan itu, pasti kebersamaan untuk mencintai kebersamaan akan
terlihat denga baik.
Salam Perubahan dan Salam
Kebersamaan.
Alexander Gobai
0 thoughts on “Kebersamaan Penuh Kisah”