Maikel Goo (Foto: Dok/KM) |
Oleh:
Maikel Goo
Sudut
pandanagan kami kepada masing-masing Suku dan Bangsa dipertahankan kebudayaan
individu mereka, hingga terus di membiasakan diri jadi seorang yang punya sikap
dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegan teguh pada norma adat
istiadat yang secara turun-temurun. Karena mereka selalu percaya kepada
tradisional yang bisa mengatasi persoalan secara lisan dan tulisan, jika semua
persoalan Nampak terlihat dikalarangan masyarakat jawa. Maka masayarakat adat
jawa pegan tegu dan menaati terhadap kebudayaan menjadi kekuatan besar dalam
kehidupan masyarakat jawa, dan juga dapat mengatur dalam hidup bedakan
kepercayaan, untuk mempertahankan dan pengembangkan kebudayaan masyarakat
Secara terlihat. sedangkan secara terlihat dimasyarakat jawa diberikan Nama ”
Tanah Adat”. Dan “Tanah Adat “ tersebut, tidak ada orang yang gangu gugat.
Karena
Masyarakat adat jawa dapat mengatur dalam hukum adat tradisional, dan dapat
terjamin juga dari keamanan setempat. Selain “tanah adat” juga masyarakat mampu
untuk meningkatkan kebudayaan masyarakat Jawa, sehinga ada berapa upaya-upaya
yang sering melakukan, karena masyarakat jawa merasa diri bahwa ada keuntungan
dalam hidup bersama kebudayaan. Untuk itu Aktifitas proses belajar dan mengajar
selalu diterapkan terutama Pendidikan Bahasa Asli Jawa diSekolah-sekolah, mulai
dari Tingkkat Dasar TK s/d SMA di Sejawa.
Karena
mereka selalu percaya kepada tradisional yang bisa mengatasi persoalan secara
lisan dan tulisan, jika semua persoalan Nampak terlihat dikalarangan masyarakat
jawa. Maka masayarakat adat jawa pegan tegu dan menaati terhadap kebudayaan
menjadi kekuatan besar dalam kehidupan masyarakat jawa, dan juga dapat mengatur
dalam hidup bedakan kepercayaan, untuk mempertahankan dan pengembangkan
kebudayaan masyarakat Secara terlihat. sedangkan secara terlihat dimasyarakat
jawa diberikan Nama ” Tanah Adat”. Dan “Tanah Adat “ tersebut, tidak ada orang
yang gangu gugat. Karena Masyarakat adat jawa dapat mengatur dalam hukum adat
tradisional, dan dapat terjamin juga dari keamanan setempat. Selain “tanah
adat” juga masyarakat mampu untuk meningkatkan kebudayaan masyarakat Jawa,
sehinga ada berapa upaya-upaya yang sering melakukan, karena masyarakat jawa
merasa diri bahwa ada keuntungan dalam hidup bersama kebudayaan.
Untuk
itu Aktifitas proses belajar dan mengajar selalu diterapkan terutama Pendidikan
Bahasa Asli Jawa diSekolah-sekolah, mulai dari Tingkkat Dasar TK s/d SMA di
Sejawa. Pendidikan Bahasa jawa sendiri itu menjadikan modal dasar bagi generai
mudah dan penerus bangsa jawa, sehinga kebudayaan selain bahasa jawa sagat muda
dimenyesuaikan dalam penerapan dimana acara kecilan maupun besaran yang di
sediakan dari masyarakat adat jawa. Sebagai kebangaan kami terhadap, kebudayaan
Kelestarian budaya yang sering di lakukan adalah setiap hari besar yakni; bagi
yang Agama Kristen, pada saat Kelahiran Yesus Kristus, dengan kematian dan
kebangkitan Yesus Kristus selalu di terapkan.
Namun,
Kedua hari besar ini menjadi peluhan untuk memotivasikan kepada generasi muda
dan penerus banggsa jawa. Supaya generasi mudapun akan sandar terhadap
teradisional bagi masyarakat jawa. Berdasarkan kesadarannya kebudayaan mereka
dengan tujuan mempertahan dan pemgembangkan kebudayaan terhadap generasi muda
dan penerus bangsa jawa, agar generasi penerus bangsa jawa yang akan meruskan
generasi ke_generasi berikutnya. Pantauhan kami, Kemajuan kebudayaan di
Kabupaten Dogiyai belum Nampak terlihat maka Pemda Kabupatena Dogiyai harus
paham bahwa kehadiran Dogiyai diatas nama “Tanah Adat”. Sehinga kita harus
mentaati kepada hukum kebudayaan yang ada di dogiyai, agar bisa mengambil
ilustrasi seperti kebudayaan masyrakat jawa. karena masyarakat jawa diberikan
memotivasikan kepada kita untuk membangkitan kebudayaan kita diregional Dogiyai
Papua. “Mengapa” Pemda Kab Dogiyai, kurang percaya kepada kelompok YUSTINUS
AGAPA PAK GURU SD IDAKEBO DISTRIK KAMUU UTARA DI Dogiyai Papua mampu membahwa
masyrakat berbudayawan untuk ikut perlombahan FESTIFAL kebudayaan di Provinsi
Jayapura antar Kabupaten dapat Juara di Jakarta demikinan sampai di luar
Negeripun dapat Juara. Namum mendapat juara ini sebuah kebanggaan bagi kita
orang Dogiyai karena dapat fakta dan konsensius dengan Sumbar Daya Manusia(SDM)
juga dapat mendukung untuk meningkatkan kebudaya walisan kita Dogiyai.
Pemerintah
Kabupaten Dogiyai sagat penting untuk kesadaran terhadap budaya walian kita
dogiyai karena fatka kebanggaan terhadap external maupun internal terhadap
budaya kita dogiyai sudah dikenal melalui kemenagan dari FETIFAL BUDAYA Di
BERBAAI RGIONAL. Namum untuk diperkuat untuk menahan diregional masih ada
didalam tangan masyrakat adat sehinga akan muda untuk memotivator terhadap bagi
kita yang Generasi Muda dan Penerus Bangsa Leluhur Dogiyai, tetapi mayarakat
adat menjadi kewalan kearena PemKab Dogiyai belum bekerja sama dengan mayarakat
adat dogiyai. PemKab Dogiyai selalu cepat dapat pengaru info dari external
maupun internal terhadap aktifitas berkaitan dengan zaman hidup bermoderen
sekarang yang (serba problem).
Semua
aktifitas modern bisa di utamakan tapi lebih di utamakan lagi terhadap
kebudayaan kita agar efek-efek dari non papua maupun dalam ini bisa dapat
mengatasi akan sandar kepada budaya kita dogiyai, secara terlihat maupun tidak
terlihat seperti di “tanah adat jawa “ orang non luar jawa tidak ada yang angu
gugat karena item adat dapat di tuntut. Hal dapat semaccam ini kita di dogiyai
juga menrapkan lebih indah, melihat dari generai muda dan penerus yang akan
datang ini akan menjadi banyak masalah yang akan di hadapi. Namum sebelum
mencapi berujung tombak pemkab dogiyai papua akan menaati terhadap
(tradisional),untuk masyarakat adat akan mempertahankan berdasarkan kebudayaan
walisan kita Dogiyai.
Maka
pemda kab dogiyai di lihat dari kewalahan masyarakat adat lalu, terbuka diri
terhadat masyarakat adat Dogiyai, diwaktu masih ada reaksi budaya ditengah
masyarakatadat Dogiyai ini sagat peluhan untuk di berikan kesempatan kepada
masyarakat adat untuk meminta motivasi. Untuk motivasi kebudayaan kita yang
sagat membutuhkan adalah” kita yang generasi mudah dan penerus bangsa dogiyai.
”Kami
generasi muda dan penerus rencana kami mau belajar tentang budaya tapi kami
punya kewalaan dan selalu bertanya dimana tempat belajar ternyata bertanyaan
mayrakat adat di jawab dan leparkan ke PamKab Dogiyai papua bahwa kami siap
mengarahkan kebudayaan kita tapi kapan PemKab Dogiyai akan bekerja sama dengan
kami mayarakat adat karena kasihan generasi muda peneru dogiyai. Namun, karena
belum di mamfaatkan tenaga masyarakat Dogiyai.
Maka
masyarakat adat punya harapan untuk mewujudkan kebudayaan dikab Dogiyai menjadi
sia-sia. Dan tidak ada peganan buat motivasi budaya dari mayarakat adat
terhadap generasi muda dan penerus dogiyai. Untuk itu generasi peneru akan
ketingalan dan juga akan menjadi kendala terhadap kebudayaan warisan kita
Dogiyai. Pada hal mayarakat kita terkenal dengan masyarakat adat tapi, karena
sebagai Pemimpin Daearah Kab Dogiyai tidak membuka peluhan bagi masyarakat adat
dogiyai, dengan tujuan untuk membangkitkan dan menahan tradisional, juga
memberikan motivasi kepada Generasi mudah dan Generasi Penerus Bangsa kita
Dogiyai. Sehinga hari-hari yang akan datang dengan motto “Dogiyai Dowuu, Enaa
Kedepa ini menjadikan sia-sia.
Demikian
untuk dapat mengatasi kesia-siakan sesuai dengan “motto” Dogiyai Dowuu Enaa
Kedepan, kami Generasi Muda Penerus Bangsa Dogiyai, akan menharapkan kepada
PemKab Dogiyai untuk membuka peluhan buat masyarakat adat. agar mereka akan
memberikan motivasi terhadap kami yang generasi penerus dan bangsa. Supaya Kami
penerus dan bangsa siap di teruskan dan di kembangan dan juga dipertahankan
terhadap kebudayaan walisan kita Dogiyai.
Penulis:
Maikel Goo Mantan Ketua “IPMADO” Semarang dan Salatiga
0 thoughts on “Kebudayaan Masyarakat Dogiyai Pada Zaman Dulu. Nampak Kini Ketinggalan di Bandingkan Kebudayaan Luar”