(Fhoto:Duc Pribadi P.Yatipai/KM) |
Oleh : Petrus Yatipai
Artikel, (KM)--
Kami berkata-kata dan berani bertindak menyuarakan suara kebenaran
ditengah-tengah kehidupan yang hina ini karena ketidak adilan terus mendunia. Kebenaran
tidak ada seorang pun yang dapat membendungnya,dia yang menciptakan langit dan
bumi serta segala isinya pun tunduk pada nilai-nilai kebenaran itu. Apa lagi
kita manusia yang adalah hasil ciptaannya dan sebagai makluk utusan ini.
Suara kebenaran adalah suara yang
mengalir dari hati nurani. Kebenaran terus bersuara karena fakta sejarah telah
mencatat bahwa hal itu adalah benar dan nyata yang pernah terjadi di zaman itu.
Itulah kata sejarah ketika kita mengkaji dan melihat kembali persoalan yang pernah
terjadi diwaktu yang telah silam itu.
Karena kebenaran kami harus bersuara
demi menghadirkan keadilan dalam kehidupan diatas negeri ini. Apa salahnya,
saya bertindak membuktikan kebenaran catatan-catatan sejarah yang sedang
diarsipkan dikediamanmu sejak itu hingga kini. Fakta sejarah, biar pun engkau di
Bom dengan Bom Atom tidak pernah sirnah, karena kebenaran sejarah, mengumpamakan
globe dunia. Walaupun engkau mengebom satu dunia ini, tidak akan pernah
dimusnahkannya.
Kebenaran sejarah akan tetap terukir,
biarpun anak-anak negeri peduli kebenaran dan keadilannya ini terus
dilenyapkan. Suara-suara kebenaran kami yang terungkap dari tengah-tengan
penindasan ini karena kebenaran adalah suara yang datang dari sang pencipta.
Jangan terus dipandang kami dengan sebelah mata,ada saatnya untuk akan diadili
semua itu. Wajarkah seorang Ibu memberikan Daging Manusia ketika anaknya minta
Daging Ayam? Hidup diatas negeri ini sangatlah terbalik.
Penulis
teringat semasa bangku pendidikan didusun tentang mata pelajaran sejarah yang
pernah Bapak Guru singgung tentang apa itu “Jasmerah” disaat itu Bapak Guru mengatakan, hal
sekecil apapun yang orang tua buat untuk demi kemajuan kalian kedepan, ingatlah
hal itu, karena itu sejarah. Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah
atau disingkat "Jasmerah" adalah semboyan yang terkenal yang
diucapkan oleh Soekarno, dalam pidatonya yang terakhir pada Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1966,Kata Bapak Guru itu dalam
penjelasan materinya diruang kelas. Kalau demikian , haruskah fakta sejarah
perlu dilupahkan? Indonesia yang dikatakan sebagai negara hukum harus sadar dan
melihat kembali catatan sejarah hukum yang ada itu.
Pembohongan akan menghancurkan kehidupan
publik didalam negaranya. Wibawah negara hancur, harga diri bangsa pun akan
terus diinjak-injak oleh bangsa lain ketika menindas bangsanya sendiri. Kalau
terus begini apakah kebenaran itu akan ada? Diatas tanah leluhur ini
membutuhkan orang yang berjiwa independen, dalam melihat dan menyelesaikan
semua persoalan yang terus dirasakan oleh anak-anak negeri yang masih saja dibodohi,
ditindas, dan dibungkam semua kenyataan itu.
Keterbukaan hati sangatlah penting, agar
mengungkapkan isi hati atau pun fakta-fakta sejarah yang pernah ada untuk
diketahui oleh semua elemen. Aturan dinegara ini telah diatur tentang
keterbukaan informasi publik yang dicantumkan dalam Undang-undang republik indonesia Nomor 14 tahun 2008 Tentang Keterbukaan
informasi publik. Fungsikan aturan
tersebut, jangan dipermainkan norma-norma itu. Aturan dibuat dan hadir
ditengah-tengah rakyat supaya dipatuhi dan mentaatinya. Norma-norma ini
dirancang bukan untuk mencari kepentingan, namun bagaimana menegakkan dan
menjalankan aturan-aturan yang ada agar situasi negaranya aman.
Penulis adalah Mahasiswa Papua, Kuliah di Moknowari Papua
0 thoughts on “Suara Kebenaran Mengalir Dari Hati Nurani ”