BREAKING NEWS
Search

Kibarkan Bintang kejoraku, Kobarkan Semangatku

Paulus Auwe (Foto: Dok Prib FB/Ist/KM)
Oleh:  Paulus Auwe


Cerpen karangan: Paulus auwe
Lolos moderasi pada: 04 Maret 2016
Kategori: Cerpen Motivasi
Judul: kibarkan Bintang kejoraku,Kobarkan semangatku

01 Desember merupakan hari besar banga Papua, yakni hari kemerdakaan bangsa west Papua. Juga  merupakan salah satu peringatan terpenting dan bersejarah dibumi cendrawasi.

Perjuangan demi perjuangan dan perlawanan demi perlawanan telah dilakukan oleh para pejuang kita di bumi cendrawasih ini, demi menyelamatkan bumi cendrawasi serta isinya. Mereka tak perna peduli hidup atau mati. Yang mereka tahu dan mereka inginkan hanya untuk berusaha menegakkan bendera bintang kejora dengan penuh semangat dan keberaniannya sampai titik  penghabisan pun mereka rela berkorban demi sang bintang kejora. Walaupun banyak rintangan yang dihadapi ,tetapi mereka tak perna kenal lelah dan patah semangat.

“karena mereka yakin bahwa bangsa malanesia mampu bangkit dibawa siksaan dan jajahan koloni NKRI maupun Imperial amerika serikat”.

Kita perlu memperingati hari kemerdekaan Negara west papua  01 Desember. Karena 01 Desember ini dengan upacara pengibaran bendera dengan memakai pakaian para pahlawan yang telah gugur .

“Karena perjuangannya membela bangsa Malanesia yang telah, sedang, dan akan tertindas ini”.

Tidak hanya dibuktikan dengan kata-kata, tetapi perlu dicerminkan dalam perilaku sehari-hari.

Khususnya di kota studi saya, Sulawesi utara. Dimana disana telah melakukan upacara pengibaran dan penurunan bendera bintang kejora untuk memperingati hari kemerdekaan west Papua tepatnya pada tanggal 01 Desember 2014.

Hal ini dilakukan karena ingin mewujudkan  rasa cinta tanah air kepada perjuangan bangsa Malanesia dalam menegakkan sejarah kebenaran bintang kejora dan sebagai wujud berbangsa dan bernegara. Saya yang akrab di panggil “Paulus Auwel”, juga ikut serta meneruskan perjuangan sampai titik darah penghabisan.

Malam hari sebelum upacar, ,saya berusaha menyiapkan persiapan alat-alat untuk esok hari. Saya merasa kebingungan, karena pakaian apa yang akan saya pakai. Saya berusaha telpon orang tua saya yang dulunya ikut serta dalam perjuangan 

“Kira-kira pakaian yang lebih pantas untukku, apa bu?”!

Tanyaku “kebingungan?”

“Ya kalau ibu sih tersera padamu saja. Tetapi, lebih baik kau pake pakaian koteka saja.”!  Tanggapan ibu untukku…!

“Mengapa ibu berkata seperti itu? Apa alasannya, bu?,”!
Kataku..! (penuh senyum)

“Menurut ibu, dahulu pria memperjuangkan kemerdakaan atas tanahnya dengan memakai pakaian koteka”! Jadi, lebih baik kau memakai koteka saja, jawab ibu padaku. “Oh, begitu ya bu”.! 

“kalau begitu saya akan memakai  koteka saja”. Terimakasih atas sarannya bu,”ujarku (dengan senyuman manis).

Setelah dapat saran dari ibu, saya merasa percaya diri dan bersemangat untuk memakai koteka sebagai alat tradisiku (budayaku).

Keesokan harinya, saya memakai koteka dengan selendang bermotif  bintang kejora yang saya pakai di kepala. Sembari ibu berkata ‘kau ganteng dan menawan sekali…!”

“Ibu melihatmu, seperti ada jiwa pejuang di dalam dirimu…!”

“Hehe Ibu bias saja”! Menghayal sekali, Jawabku sambil tertawa kecil”.

Tidak, ini kenyataan, Nak. “Apa lagi dengan selendang bermotif bintang kejora yang kau pakai. “Ibu sangat takjub sekali melihatnya,”ujar ibuku. 

Ada apa dengan selendang bermotif bintang kejora yang ku pakai, Bu? ada yang salah kah?’ (tanyaku) sambil melihat selendang bintang kejoraku.

“Tidak sama sekali,” ibu hanya bangga denganmu. “Karena kau masih ingat dengan sejarah-sejarah para pejuang Papua. Dan ingat satu lagi ya paulus, jiwa Patriotisme dan Nasionalisme harus selalu ada di benakmu. 

“Kau harus bisa jadi penerus bangsa yang membanggakan Nusantara,”Jawab ibu dengan berbisik pelan.

“Baiklah Bu, akan selalu paulus ingat pesan-pesan ibu”..! Sahutku dengan tersengum lebar.

Akhirnya saya dan kawan-kawan yang lain, memasuki lapangan dan membentuk suatu barisan.

Setelah semua terkumpul, upacara pengibaran bendera bintang kejora dimulai. Upacara diawali dengan persiapan upacara dari pemimpin dan Pembina upacara. 

Pertama, pemimpin upacara yang memasuki lapangan upacara. kedua, pembawa upacara yang membacakan urutan-urutan upacara. Setelahnya, pelaksanaan upacara pun dimulai dengan hikmat oleh peserta upacara. Tidak lupa dinyanyikannya lagu Hai Tanahku Papua. Upacara dilakukan sampai selesai dengan baik.

Setelah upacara selesai, saya berbincang-bincang dengan kaka senior, sebut saja, Yulianus Pigai.

Yulianus  bertanya padaku, menurutmu bagaimana upacara hari ini?

Sungguh! “Sangat menyenangkan”! 

Menurutmu bagaimana?’ ujarku sambil menatap matanya.

‘Ya sama sih. Dan tentunya saya bangga sekali, bisa mengikuti upacara pada hari ini,”ungkapnya.

Memangnya kenapa, sampai kau bisa bangga seperti itu?’ kataku kepada pria ganteng ini.?

“Karena menurutku, jika hal yang bersejarah dan sangat bernilai artinya ini, kalau dilewatkan, sangatlah rugi untuk diri sendiri.”tanggapan Yulianus.

“Ya, kau benar sekali! “Apa yang telah, sedang dan akan diperjuangkan oleh para pejuang kita, sesungguhnya sangat tak sebanding dengan apa yang kita perjuangkan saat ini. Maka, perjuangan mereka dalam memperjuangkan kemerdekaan Negara West Papua, patut dihargai dan dihormati makna keberanian dan makna perjuangannya.’ Kataku panjang lebar.

‘Tentunya. Dan satu lagi yang tidak boleh kita lupakan,”ujar Yulianus.

‘Apa itu, Yul?’ tanyaku penuh dengan rasa penasaran.’Kasih tau gak ya?’ ejek  yul padaku, sambil tertawa kecil.

‘Kasih tau dong. Apa kau tega kalau aku mati penasaran?’ sahutku dengan lantang. ‘        Hahaha, apakah harus begitunya ya? Baiklah akan ku beri tahu.’ Kata  Yul.

‘Sambil menunggu  dan sangat tidak sabar mendengar apa yang diucapkan oleh Yul’,Suasana hatiku sambil menatap mata Yul dengan penuh tanda Tanya.

‘Tentunya, kita sebagai generasi penerus bangsa malanesia, harus mempunyai semangat cinta tanah air west papua dan jangan pernah sekalipun kita merusak nama bangsa malanesia dengan bermalas-malasan ataupun tidak mempunyai pandangan hidup kedepan yang lebih cerah.’ Tambahnya lagi.

;Ya,kau benar sekali.saya setuju dengan pendapatmu. Dan tentunya saya ingin membuktikan bahwa saya merupakan generasi penerus bangsa malanesia y6ang baik dan peduli Akan sejarah kebenaran sang bintang kejora 01 Desember.’ Ujarku dengan penuh semangat.

‘Dangat baik kalau seperti itu. Saya juga ingin membuktikannya.’ Jawab Yul.
‘Ah kau ini biasanya tiru-tiru saya saja.’ Ucapanku sambil tersenyum.

‘Hehehe. Tetapi komitmenku memang  seperti itu, paulus.’jawabnya untukku.
‘Ya, Saya mengerti itu.’ Kataku dengan senyuman.

Ketika saya berbincang-bincang dengan Yul, saya menjadi teringat kata-kata guru saya, yang lebih akrab di panggil  Johan Waine. Saya teringat Motivasi beliau yang mampu menggugah pikiran dan hati nurani saya.

Beliau berkata. “jangan pernah kalian pernah kalian menyerah dalam hal menuntut hak kalian, hanya karena kondisi masyarakat west papua yang tertindas.gunakanlah penindasanitu sebagai Motivasimu untuk terus maju dalam untuk terus maju dalam rintangan hidup. Dan paculah diri kalian untuk selalu mencapai pintu gerbang kemerdekaan. Yakinlah,bahwa dunia saksinya.

Dan jangan pernah kalian lupa untuk selalu mengibarkan bendera bintang kejora Layaknya kalian mengobarkan semangatmu.’

Bapak ini seperti Mario teguh saja. Quotes nya benar-benar mendalami. Tetapi saya suka itu, pak. Hehehe.’ Kataku sambil tertawa kecil.

‘Tetapi benar kan? Satu lagi yang harus kalian tau.’jawabnya dengan tegas.
‘Apa itu,Pak?’ sahut Paulus.

‘Kalian harus menghindari seks, pergaulan bebas, minuman keras, apalagi mencoba-coba narkoba. Jangan sampai semua hal negatif  itu terjadi pada diri kalian  ya, Nak. Tugas kalian hanya belajar dengan rajin dan sungguh-sungguh, agar kalian bisa mengelamatkatkan masyarakatmu yang telah,sedang,dan akan tertindas itu.’ Kata pak Johan waine sambil menatap muridnya.

‘Baik, pak. Saya yakin itu tidak akan pernah terjadi, selama saya masih bisa untuk menjaga diri,” tambah Paulus.

‘Ya,bagus sekali  itu.’ Ujar pak johan kepa paulus.

Dalam hati saya berkata,’ saya juga  yakin, saya mampu untuk memperjuangkan demi rakyat saya yang telah,sedang,akan tertindas. Tidak akan pernah ada kata mengerah untuk selalu berusaha. Karena yang saya mengerti, selama kita mau untuk berusaha dalam mendapatkan sesuatu, pasti akan selalu ada jalan keluarnya. Dan orangtua adalah salah satu penyemangat dan Motivasi saya untuk selalu tertanam keyakinan, bahwa saya mampu membuktikan kepada sang bintang kejora bahwasannya saya adalah penerus bangsa Malanesia yang mempunyai jiwa patriotism. Dan tentunya,hal-hal negatif itu yang saya singkirkan dalam benak saya.’

Mungkin Motivasi itu akan selalu tertanam di benak  saya. Saya selalu berusaha untuk mewujudkan semua itu lewat usaha dan kerja keras saya. Dan tentunya,untuk semua generasi bangsa malanesia, saya hanya ingin berpesan, jangan pernah kalian untuk menyia-nyiakan kesempatan dan nilai sejah kebenaran sang bintang kejora kita. Karena bagaimanapun,kita harus menghargai para pejuang hidup atau mati demi tanah papua dan bansa malanesia kita. Tanpa mereka, bintang kejora tidak akan pernah bisa untuk mengibarkan di bumi west papua.

Dan bersyukurlah, kita harus mampu melihat bendera bintang kejora dengan utuh. Walaupun bintang kejora telah,sedang,dan akan dikibarkan, jangan pernah kalian lupa untuk selalu mengorbankan semangat perjuangan anak bangsa malanesia, kapanpun dan dimanapun kita berada.

Akhirnya pada malam hari, saya belajar bersama Yul. Walaupun belajar dengan serius, tetap saja disengi dengan bercandaannya. 

Hal itu yang tidak perna saya lupakandengannya. Karena saya merasakan karena saya merasakan, begitu harmonisnya pertemananku dengan Yul. Seperti keharmonisan bangsa malanesiayang tak pernah lelah dan tak peranah lekang oleh waktu. Walaupun begitu banyak gejolak yang dihadapi, tetapi satu yang selalu diingat dan harus selalu ditanamkan dalam benak setiap orang papua. Majulah west papuaku,Majulah Jiwaku!

Cerpen Karangan: Paulus  Auwe



nanomag

Media Online Kabar Mapega adalah salah situs media online yang mengkaji berita-berita seputar tanah Papua dan Papua barat secara beragam dan berimbang.


0 thoughts on “Kibarkan Bintang kejoraku, Kobarkan Semangatku