(Duk.Penulis) |
Terima kasih, Allah Pencipta
Langit dan Bumi serta segala isinya, sehingga
kami diciptakan sebagai satu manusia yang
punya berjiwa social, berjiwa budaya , punya kreatif, dan karsa. Tuhan
telah membentuk, serta memposisikan diri berdasarkan Bahasa, Suku, Budaya, , Ras
,dan daerahnya masing-masing, untuk menjalani kehidupan sementara di Planet
Bumi ini.
Bahasa Ibu adalah Bahasa pertama yang
dikuasai manusia sejak lahir untuk menjalin relasi atau berinteraksi dengan
sesama anggota masyarakat. Namun, Sangat disayangkan, karena Bahasa Ibu, zaman
ini semakin hari semakin punah. Semakin melonjaknya, Banyak bahasa, seperti, Bahasa Nasional, Bahasa Internasional
di setiap pelosok, dan juga pengaruh lingkungan yang terjadi diantara kita
sehingga, tidak lama lagi Bahasa Ibu kita
akan menghilang.
Penulis melihat bahwa, Bahasa
nasional, dan Bahasa internasional , kita bisa melihat di berbagai kamus, dan
diberbagai sumber lainnya, tetapi Bahasa Ibu, membuka dikamus mana pun tidak akan pernah ditemukan. Penulis
mengutip sebuah kalimat, “Siapa yang pegang
dan mencintai Bahasa Ibu, dialah yang
mempunyai sebuah kamus Bahasa Daerah, dan dialah manusia berbudaya”.
Semakin lenyapnya,
Bahasa Ibu alias Bahasa Daerah oleh kemajuan dunia tekologi ini, maka, Penulis
menistilahkan, “Manusia moderen yang tidak memiliki Ayah dan Ibu.
Dengan kita melihat hal
diatas, penulis mengajak, kaum mudah generasi Bangsa dimana saja, waspadalah dengan
perkembangan yang terus meningkat tanpa henti-hentinya ini. Kalau akhirnya,
kita terbawa arus, anak cucu kita akan seperti apa? Penyelamat generasi, jati diri, Bahasa, dan
Budaya, ada ditelapak kaki tangan kita.
Identitas pribadi kita,
perlu ditunjukkan melalui setiap pijakan kaki kita. Dimana pun kita pergi,
perlu tunjukkan identitas yang ada secara baik. Boleh saja, dicuri atau dicopy
paste oleh orang lain, tetapi, jangan sampai dicuri seutuh-utuhnya, akhirnya, kita
tinggallah nama dan marganya saja. Hal ini, tidak boleh terjadi. Kalau seperti
demikian, apa yang akan didapatkan oleh, generasi penerus kita itu. Bahasa Ibu
(Daerah) sangat penting, dan harus dilestarikan terus hingga akhir hayat.
Penulis adalah
Mahasiswa Papua, Kuliah di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
Muhammadiya Manokwari – Papua Barat
0 thoughts on “ Pentingnya Berbahasa Ibu”