BREAKING NEWS
Search

Perlu Mendengar

(Duk. Penulis )
Oleh : marselus G. Muyapa    
                      
Opini, (KM) --- Saat ini semakin banyak orang yang hanya ingin didengar perkataanya ,tetapi  tidak mau mendengar, walau  Perkataan orang lain itu baik. Pada hal secara nyata ,Allah telah menciptakan dua telinga, kanan dan telinga kiri, agar manusia lebih banyak mendengar suara-suara dari manapun asalnya. Tetapi anehnya ,manusia lebih suka atau dominan mengunakan mulutnya, untuk berkata-kata mempengaruhi orang lain saja.

 Faktanya, Allah telah menciptakan indera pendengaran sejak masih berada dalam kandungan Ibunya. Pembentukan indera pendengaran bayi akan selesai pada saat janin berusia 24 miggu, dan pada saat usia janin 25 minggu ,dia sudah bisa mendengar.lalu apa yang harus mendengar?

Jangan berpura – pura, ketika seseorang menyampaikan sesuatu hal, karena meskipun itu dilihat sepele saja, namun, akibatnya besar. Akan merasa menyakitkan orang-orang yang sudah bersusah menyampaikan sesuatu informasi kepada kita itu. Bagaimana anda menyikapi hal itu?

Fungsi manusia, diberi dua telinga dan satu mulut, artinya, lebih banyak mendengar, dari pada berbicara. Hargai orang yang sedang berbicara dengan kita. Ketika kita banyak mendengar, dan melihat, wawasan berpikir kita pun akan luas.

Kita adalah manusia yang membutuhkan manusia lain (makluk social). Pastinya, orang lain, akan menjauhi kita, ketika tidak cakap dan siap untuk melayani orang lain, dalam konteks, saling mendengar itu.

Pentingnya, saling menghargai dalam kondisi apapun. Karena disaat itulah, akan membentuk perilaku seseorang secara sehat. Banyak Mendengarlah, jika ingin didengar oleh Dunia luar.

Penulis adalah Mahasiswa Papua, Kuliah di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)  Muhammadiyah, Pendidikan,   Bahasa dan Sastra Indonesia Manokwari Papua Barat



TAG

nanomag

Media Online Kabar Mapega adalah salah situs media online yang mengkaji berita-berita seputar tanah Papua dan Papua barat secara beragam dan berimbang.


0 thoughts on “Perlu Mendengar