Duk.Penulis (Musa Kadepa/KM) |
Indahnya
senja nan mempesona
Namun semakin
sadis Alam disekitarnya
Hidup
pun penuh hinaan
Air
mata darah pun terus menetes tiada akhir
Ku memandang
negeri Surga kecilku
Terlihat
semakin tandusnya jagat raya
Haruskah
ini terjadi, ya, Sang Pencipta…
Entah
apa, ku tak tahu.
Aku
hanya berdiam diri dibawah penindasan
Pandanglah
ya, Raja Bangsa Papua
Kini ku
tahu, itulah tindahkan dia hanya menghabisiku
Walau
aku injak-injak, inilah tempatku
Akulah
Alam papua
Akulah
rumpun malanesia
Akulah
berkulit Hitam
Akulah
berambut Keriting
Aku
ingin lepas
Jahatnya
engkau memasuki kebunku
Tanaman
dan bibitku semakin berantakan
Pergilah
hai kau perusak
Sang
khalik, hanya engkau yang tahu
Mohon diberi
kelegaan diatas negeri ini
Ku sampaikan
kerinduan ini kepadamu ya, Abba
Sertailah
kami sampai dititik itu
Oleh : Musa Augadi Kadepa
Manokwari, 20 April 2016
Editor : Petrus Yatipai
0 thoughts on “Hidup Penuh Hinaan”