Dok foto Pribadi Emilianus Wakei/KM |
Opini
(KM)-Jati diri Orang papua terancam Punah akibat Budaya Modern. Orang
Papua: Jangan Biarkan Indentitas Bangsa Punah, Jangan Kita Biarkan Budaya dan
Adat kita Punah. Jangan kita biarkan Ras kita Punah. Perubahan sosial, Politik
dan Kebudayaan yang berkembang pesat secara sadar maupun tidak, telah
mempengaruhi identitas, budaya, adat, dan Ras bahkan kultur sebagai orang asli
Papua. "Ada beragam faktor yang menjadi alasan, termasuk unsur-unsur paksa
dengan kebijakan yang tidak ramah dan menyentuh akar kultur orang asli Papua".
Bersosialisasi dengan diri Pribadi dan
dengan dengan sesama etnis orang Papua selalu menggunakan Bahasa Melayu
(Indonesia). Situasi di Papua semakin dipersulit dengan adanya perkawinan
campur dan minimnya otoritas untuk berkomunikasi dengan bahasa ibu.
Orang asli Papua (OAP) harus kembali ke akar adat
dan budayanya yang sebagai Identitas Pribadinya, menyiapkan diri dengan belajar
sungguh-sungguh agar menjadi pribadi yang tangguh, memiliki kemampuan
intelektual yang memadai dan moral yang baik.
Hanya dengan memiliki sikap batin demikian,
orang asli Papua bisa membangun negerinya sendiri, serta menemukan jati diri.
Untuk semua kebaikan dan segalanya yang baik, orang asli Papua perlu kembali ke
akar adat dan budayanya. Jangan biarkan akar adat dan budaya tercabut dan
kering. Kembalilah ke rumah adat. Di sana ada hidup, kehidupan dan harmoni. Di
sana ada cerita dan kisah tentang hidup dan masa depan Papua yang lebih baik.
Ketika orang asli Papua tetap malas tahu
dan tidak kembali ke akar adat dan budayanya, maka lambat laun Papua akan
hancur terurai dan tak seorang pun akan bisa menghidupkannya kembali. Sebelum
terlambat, sekali lagi, kembalilah ke rumah adat dan timbalah kebajikan untuk
selanjutnya dipakai dalam melayani dan membangun Papua yang lebih baik.
Bahasa adalah jendela budaya Tetapi dengan
hilangnya berbagai bahasa ibu di Tanah Papua, menunjukan bahwa bahasa ibu
semakin berkurang, sehingga terjadi krisis identitas manusia Papua,Permasalahan sosial, politik, dan
kebudayaan serta perubahan pada struktur sosial kelompok-kelompok etnis di
Papua, telah berdampak pada identitas ke-Papua-an. "Perubahan struktur,
dalam hal ini termasuk keinginan dan hak untuk hidup setara dengan manusia lain
di bumi dalam perkembangan kebudayaan,”.
Kepunahan bahasa Daerah di atas serta
situasi riil dalam kehidupan generasi muda di lapangan saat ini menunjukkan
bahwa akan ada ancaman serius bagi generasi muda dalam hal Kehilangan Identitas
di atas tanahnya sendiri. Orang asli Papua sudah tidak bangga lagi pada jati
dirinya sebagai manusia kulit hitam dan rambut keriting.
Anak-anak Papua cenderung tarik rambut,
bicara pakai bahasa Indonesia dan melupakan jati dirinya. Orang asli Papua
tidak lagi mengkonsumsi Makanan Khas Daerah seperti sagu, keladi, pisang,
sukun, singkong, sayur genemo dan lain-lain.
Mereka ikut orang pendatang makan nasi,
minuman keras, minuman berkadar Kimia dan berbagai makanan ‘impor’ lainnya.
Orang asli Papua sedang bergerak meninggalkan identitas dirinya. Mereka
tercabut dari komunitas, adat dan budayanya. Pengaruh dunia modern tidak dapat
dibendung. Adat dan budaya yang dimiliki tidak mampu membendung dan memfilter
tawaran dunia modern.
Sikap terlena dan jiwa yang terpecah makin
memperburuk situasi ini.
(
Emelianus Wakei/KM)
Benar sekali info ini harus beredar didunia maya lainnya seperti FB,BBM,TWITTER,DLL
ReplyDeleteAgar kami PEMUDA/I REMAJA anak asli papua dapat mengetahuinya dan tidak terlepas dari budaya kami papua SALAM 1 JIWA PAPUA.