Foto, doc : Yulisnus.ist |
Yogyakarta, (KM)--Tanah Mapia dijuluki sebagai tanah sakral dan sejati dari mulut ke mulut dari bahasa ke bahasa kalibirasme lehulur kita hingga generasi kami kini kendati berlaku namun tim yang kini meperjuang pemekaran itu seakan mereka baru datang dari tanah jawah atau dari luar Negeri.
oleh karen itu, Pemekaran Kabupaten Mapia Raya yang sedang dalam tahapan proses perjuangan guna mau dimekarkan Daerah Operasi Baru (DOB) di Mapia kami tolak, karena ada banyak hal yang sungguh sangat terkendala, diantaranya; Sumber Daya Manusia (SDM) dan tidak memenuhi kriteria pemekaran.
Historisnya sudah tahu namun masa bodo mempengaruhi rakyat setempat untuk mengakui dn mendukung dengan program pemekaran ini sangat aneh dan memalukan. Tim-tim yang sedang memperjuankan pemekaran baru dinilai hanya kepentingan segelncir orang saja. Dengan tinkn merka ini daot ditnykan apakah mereka pernah berpendidikan atau belum. tanya dia.
Pada umumnya rakyat Mapia tahu bahwa tim pemekaran itu di sebut sebagai penjual negeri, penjual tanah sakral. sedangkan tanah Mapia itu sendiri sudah di kenal sejarahnya oleh rakyat bahkan oleh dunia .
Apakah rakyat Mapia menerima dengan tindakan tidak sehat yang sedang main itu? Padahal rakyat Mapia dengan tegas menolak pemekaran tersebut.
Demografi, atau ilmu kependudukan baik sisi tenaga atau sumber daya manusia dalam segala bidang masih dalam minim, misalnya sesuai dengan rumusan UUD 1945 pada Pasal 23 d, Ayat 1, 2, dan 3 dan juga merumuskan tentang Sumber Daya Alam (SDA) dan sumber daya Ekonomi (SDE), tentang pemekaran kabupaten tidak seutuhnya menjamin untuk mekarkan pemekaran baru di tanah Mapia. Sehingga perlu adanya peningkatan terhadap wahana-wahananya seperti meningkatkan mutu pendidikan guru untuk menjamin mutu SDM yang lebih baik, itulah yang merupakan suatu biang utama dalam palanologi pembangungan daya manusia, daripada berjuang untuk meminta pemekaran yang mengutamakan kepentingan sekelompak,itu sama saja mendatankan malapetaka bagi warga Mapia dan menjual tanah sakral.
Tim yang terlibat dalam perjuangan pemekaran tersebut disisi demografi itu bukan dengan membawa diri melainkan pengabdian sejati terhadap palanologi di khalayak hukum dan khalayak hukum adat.
Ternyata ada sekelompok orang bebal karena otoritas dan dorongan dari pada nafsu uang jabatan otsus yang berujung pada kepuasan seklompok orang saja sedangkan yatanya hal itu tidak menjamin kelangsungan hidup rakyat Mapia sehingga tidak memahami lagi di Indek pembangunan manusia, juga faktor utama dari demografi sesungguhnya bahwa tanpa Ideks Pembangunan manusia. Mustahilnya untuk membuka pemekaran kabupaten baru, lucu.
Dari persoalan-persoalan tersebut, melaui tim penolak pemekaran kabupaten mapia raya, secara moral menghimbauh kepada tim pemekaran kabupaten mapia raya ingat bahwa bahasa kalibirasme seasal geogrfis wilayah mapia lama sehingga kami dari tim penolak (the Transllate Langgue costom Mapia”The Mans Choolection of GOD,DEITY in the MAPIA ; couse Mapia as Paradaisso) oleh lantarannya itu sehubungan terjemahan bahasa sebuah kalimat di atas tersebut jangan jadikan suatu sendimen ditengah-tengah pemerintahan dalam wilayah mapiha pada tim pemekaran.
Wilayah mapiha masyarakat Mapia serta tanah Mapia bukanlah rekayasa, melainkan sakral semua yang ada didalamnya itu.
sementara itu, tim penolak Pemkaran Mapia Raya denga tegas menolak adanya pemekaran Mapia Raya ini mendukung penyataan yang pernah dikeluarkan oleh gubernur Papau, Lukas Enembe, SPI.SH.
"Papua jangan adakan pemekaran kabupaten kendati pemekran provinsi baru cukup yang ada tetapi lebih dahulukan sumber daya manusia dan indeks pembangunan manusia (IPM) melalui dana Otsus 80% yang kami sudah kucurkan setiap kabupaten kota" ujarnya yang oernahndilancir di Taloid Jubi.
kalau mekarkan manusia itu akan lebih baik, kalau tidak utamakan mekarkan manusia malalui pendidikan berarti buat siapa di mekaran itu? Karena anak negeri belum di mekarkan, orang lain yang akan datang mengisi ruang di pemekaran trsebut. sementara SDM anak adat setempat belum siap unuk menduduki jabatan di tempat tersebut. sehingga pemekaran manusia dan pengkaderan sumber daya manusia itu penting, tetapi mengapa tim pemekaran bersama pemerintah kabupaten Dogiyai tidak memikirkan akan hal itu.
Saya sebagai anak daerah Mapia, masih bingun Kepemimpin Bupati dan Wakil bupati kabupaten Dogiyai bersama seluruh SKPD kabupaten dogiyai ini hingga kini. Dalam kepemimpinan saja telah terjadi kubuh bupati dan wakil bupati pembangunan polos jatuh tengah-tengah mereka satupun belum terselesaikan sesuai harapan rakyat setempat.
kenyataannya sudah seperti begitu, sehingga kami akan terus menyuarakan untuk menolak pemekaran Mapia Raya. Dai t7m penolakan skan terus mengingatkan kepada tim dan kepada pemerintah supaya mereka benar-benar bepikir dan membangun kabupaten dengan hati demi rakyat Dogiyai.
seperti yang pernah dikutib oleh Ketua tim penokalan pemekaran kabupaten mapia, Musa Boma, "tim pemekaran yang tak pernah henti-hentinya sedang berjuang untuk pemekaran kabupaten Mapia ini illegal dan cacat hukum karena, mekarkan pemekaran itu ada kriteria."
Sebagimana yang sudah termuat dalam UUD 1995 dan dalam PP 129 tahun 2000 tentang persyaratan pembentukan dan kriteria pemekaran yang termuat dalam pasal 5 ayat 1 UU nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah.
Jangan membabi-but, suda dijelaskan bahwa untuk pemekaran daerah pemekaran barau harus dibentuk bersadarkan pertimbangan kemampuan ekomoni, potensi daerah, sosial budaya, politik, jumlah penduduk, luas derah, dan pertimbangan lain yang bisa memungkingkan terselenggaranya otonomo daerah.
Kemudian pada pasal pasal 6 ayat 1 dan 2 UU nomor 22 tahun 1999 kalau daerah tidak mampuh menyelenggarakan otonomi daerah harus di hapus.
sehingga dengan adanya UU diatas, pemerintah Jakarta, pemerintah provinsi, DPRP papua, MRP papua DPRD kabupaten setempat segerah mengeluarkan rekomendasi penolakan pemekaran kabupaten mapia Raya.
Dengan banyak pertimbangan-pertimbagan tersebut diatas maka kami melalui tim penolakan dengan ini menyatakan tolak pemekaran Mapia Raya karena kami sangat nasionalisme dan prihatin terhadap khalayak kami yang ada disana, karena kami tidak ingin rakyat Mapia mengalami jeritan, dan piluhkan serta nestapa.
Penulis Adalah: Yulianus Edowai, mahasiswa asal Mapia
0 thoughts on “Mapia Tanah Sakral, Stop Pemekaran Pemekaran DOB”