Oleh, Velisela Yeimo
Di kala pagi yang indah
di ufuk timur tersirat cahaya kedamaian
membangkitkan semangat
daun dedaunan menari
rerumputan bergoyang
kicauan burung nuri terdengar kian kemari
rakyatnya merasakan
keteduhan suasana dalam kebersamaan
menanti datangnya Sang Penyelamat Umat Manusia
segerombol bocah hitam
berdiri diatas ujung mentari
bersiap menerjang sungai
menyusuri gunung gemunung
mengejar harapan mencari impian
Seketika kuping terpukul
terdengar langit bergemuruh
badai melanda di jantung kota
leher dicekik dengan tangan serigala
kulit dirobek dengan peluru panas
insan tak berdosa menjadi saksi kekejaman
alam bergoncang tak merestui
perlakuan si semut merah
di sana Paniai negeri Damai
alam terberkati dilanda banjiran darah
jerit isak tangis memecah
seolah suara simponi mendayu
gemuruh pesta Natal
mendung kembali menaungi
suasana yang seharusnya gegap gembira
sirna tenggelam dalam duka.
0 thoughts on “Tragedi 8 Desember 2014”