Oleh, Maria Mama
Foto : Doc.Prib.Ist |
(Opini/KM) - Suara
perempuan, sangat dibutukan dalam perjuangan Papua, yang mana selama ini
menjadi masalah internasional. Berbagai tindakan amoral yang terjadi sepanjang
tahuan, seketika pemerintah Indonesia rekayasa atas penentuan nasip sendiri
PEPERA 1969 serta papua dijadikan Daerah Operasi Militer ( DOM ). Hal itu
dilaksanakan, dengan sikap Otoriter melalui kekuatan militer TNI/POLRI di
Papua. Menganggat hak hak-hak dasar Orang Asli Papua (OAP), suarah perempuan
sangat dibutukan. Perempuan harus kritis dan menyuarakan berbagai kekerasan
yang segaja dilakukan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), melalui
tenaga TNI/POLRI di Papua.
Perempuan
Papua harus mengambil barisan depan, untuk memperjuangkan hak-hak dasar orang
Papua, sebagai mana selama ini dibumkam oleh NKRI. Hal ini seketika Negara
tidak mampu menyelesaikan pelangaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi di
Papua.
Perempuan
Papua harus memberikan teladan Nasionalisme Kemerdakaan Papua kepada yang lain,
gunah menyikapi segalah tindakan kekerasan yang terus mengorbangkan orang
Papua. Perempuan harus bersuara dan melawan usaha-usaha Negara yang pusatnya
menghabiskan OAP. NKRI belum mampu mengiplementasikan Undang-undang
perlinduangan terhadap intensif hak-hak dasar perempuan. Sementara perempuan
Papua di intimidasi, diperkosa, dianiaya bakan dibunuh. sehinga, Udang-Undang
Dasar (UUD) NKRI, tidak mampu
menyelesaikan HAM spesifikna terhadap perempuan Papua.
Sehinga
kami merasa, UUD Negara Indonesia hanya wacana, yang tidak mampu menyikapai
pelangaran HAM di Papua. Negara melakukan berbagai kekerasan baik melalui
politik, ekonomi, sosial dan budaya. Dalam hal ekonomi, perempuan Papua masih
saja menjual hasil panen diatas tanah, tampa pemerintah mempersiapkan tempat yang
layak. Sementara orang Papua jual diatas pecek, non Papua menjual diatas tempat
yang layak.
Kehadiran pemerintah dalam membangun pasar,
orang Papua disisikan. Saatnya perempuan papua bersuarah, demi kebenaran,
keadilan dan kemerdakan. Perempuan selalu mengalami trauma yang luar biasa.
Anak-anak yang dilahirkan oleh seorang ibu, dibunuh dan diperlakukan brutal
oleh TNI/POLRI, dengan tindakan yang seenaknya. Perempuan Papua melahirkan
anak, bukan untuk diperkosa, diintimidasi bakan dibunuh. Mari perempuan Papua,
kita harus bangkit dan mengakiri segalah tindakan kekerasan yang sedang terjadi
di tanah Papua.
Suara
perempuan sangat dibutukan dalam perjuangan Papua, demi penyelamatan tanah dan
manusia Papua. Semoga tulisan ini menjadi satu ajakan, demi mengakiri kekerasan
terhadap orang Papua, pada spesifiknya Perempuan Papua secara semena-mena oleh
TNI/POLRI di papua.
Penulis
adalah Mahasiswa Papua, kuliah di Jawa
0 thoughts on “Perempuan Jangan Ragu Dalam Perjuangan Kemerdekan Papua”