Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Mimika (IPMAMI) Korwil Semarang. Foto: Yohanes M Agapa/KM) |
Persoalan Papua menjadi polemik, yang tidak pernah bertemu
dengan penyelesaian. Pelanggaran HAM yang terjadi,menyebabkan ketidak berdayaan
manusia, begitupun birokrasi tidak menemukan
titik persoalan.Papua merupakan zona damai yang kini telah terancam akan
kedamaian. Apakah ini faktor pembiaran Pemerintah Pusat? Dimanakah Pemerintah
Daerah dan dimanakah Lembaga adat yang seharusnya melindungi masyarakat agar
terhindar dari segala persoalan?
Kini, persoalan, konflik
antar warga, dan suku terjadi terus – menerus.
Di negari yang
sebelumnya aman dan damai. Konflik yang berlangsung terus – menerus di Timika
sangat meresahkan penduduk yang berdomisili di Timika khsusus Manusia Amungme
–Kamoro. Pemerintah yang seharusnya mengayomi dan pula melindungi masayarakat
kini tak berkutik untuk melihat persoalan yang terus terjadi. Yang mempunyai
kekuasaan penuh terletak pada Pemerintah dan DPRD serta Lembaga Adat, namun
selama ini tidak mempunyai taring yang tajam.
Maka, kini saatnya Pemuda – Mahasiswa/i serta masyarakat
Amungme – Kamoro melihat persoalan ini secara serius untuk menunjukan jati diri yang selama ini
tidak dihargai sebagai manusia seutuhnya dinegeri leluhur. Rumah yang dulunya
aman, damai dan sejahtera kini hampar
terporak – poranda tak berarti.
Bila hal ini terus
dibiarkan, apakah mansuia anak negeri akan terkucilkan dalam situasi ketakutan?
Yang seharusnya terjadi semua Orang yang
datang di daerah Mimika harus menghargai kearifan lokalnya.
Yang harus terjadi
semua orang yang datang ke daerah mimika harus bersyukur akan kehidupan
yang telah ada, bukan sebaliknya
kehidupan yang berada di bawah tekanan.
Alasan pernyataan
yang disampaikan ini adalah sebagai wujud kepedulian mahasiwa mimika kepada
pemerintah kabupaten mimika sebagai
pelindung agar memahami dan mengambil langkah – langkah nyata dan bukan janji –
janji politis.
Maka, kami
Mahasiswa/I Mimika menyatakan sikap bahwa :
1.Pemerintah
Kabupaten Mimika harus berani bertindak dengan penuh tanggung jawab menyelesaikan
konflik – konflik antar suku maupun Amungme dan Kamoro di di Timika
2.DPRD Mimika harus
tegas menyikapi konflik yang terjadi – jangan hanya duduk diam ,harus
menanggapi masalah – masalah terjadi di daerah mimika
3.Lembaga Adat “
Lemasa dan Lemasko harus lebih berani karena di Mimika adalah wilayah adat
independen kalian. Jangan karena termanja oleh materi kalian terlena dan tidur
diatas persoalan.segera ambil tindakan yang tegas.
4.Manusia papua dan
lebih khusus Masyarakat Amungme dan kamoro harus bangkit dan tegas melarang
segala aksi kekerasan di daerah mimika,kita punya hak – kalau bukan kita siapa
lagi – kalau bukan sekarang kapan lagi.
5.Pihak keagamaan
yang berada di kabupaten Mimika,harus berperan dalam penyelesaian konflik di
Mimika
Kami sebagai Mahasiswa/I Kabupaten Mimika yang bernaung dibawah Ipmami
Sejawa – Bali Khususnya Di Korwil Semarang
sebagai orang –orang yang peduli, mengharapkan agar semua masalah
persoalan yang terjadi harus diselesaikan dengan segera.
Demikian pernyataan
sikap ini kami buat, akhirnya, segala hormat dan kerja sama dari semua menjadi
modal perdamaian di tanah Mimika tercinta “ Tanah Amungsa, Bumi Kamoro “.
Kamis,
27 Mei 2016
IPMAMI KORWIL SEMARANG
Ketua
Benny Magal
Wartawan KM : Yohanes M Agapa/KM
Editor: Yunus E Gobai
Editor: Yunus E Gobai
0 thoughts on “Pernyataan Sikap: Mahasiswa Mimika Korwil Semarang Terkait Konflik Di Timika”