AMP (Foto: Dok. Ist/KM) |
Surabaya, (KM). 01 Mei 1963 adalah hari aneksasi yaitu Pemeksaan wilayah Papua barat di gabungkan ke dalam Indonesia demi kepentingan Amerika/PBB dan Belanda melalui perjanjian New York Agreement, 15 Agustus 1962 dan Roma Agreement, 30 september 1962, namun dalam pembahasan ini tidak sama sekali di libatkan orang papua dan pula tidak sama sekali pun membahas tentang nasib bangsa Papua, tetapi dalam pembahasan ini dijadikan momen kepentingan antara negara capitalis dan Colonialis Amerika, Belanda dan Indonesia. Maka adanya aneksasi adalah awal pemusnahan etnis ras malanesia atau bagi bangsa West Papua, dan seluruh kekayaan alam Papua, mengapa demikian? Sebelum orang-orang papua belum menyatakan dalam reverendum atau istilah orang melayu PEPERA 1969, tetapi Indonesia sudah mengirim pasukan militer dan menerapkan aturan-aturan di Seantero tanah Papua.
Kejayaan capitalis dan colonial menyerbar luas di Seantero tanah Papua dengan menperalat militer yang sebagai ujung dari pemberontakan atau penyelamat misi utama capitalis dan Colonial Indonesia, maka sebelum PEPERA 1969 dua tahun kemudian 1967 Negara capitalis sudah membuka suatu perusahaan atau PT yang kini dinamai PT Freefort Indonesia bertempat di Tembagara Pura Tanah Amunza.
Awal Pemusnahaan etnis Ras Malanesia atau bangsa Papua terbuka ketika aneksasi 1 mei 1963 di lakukan secara paksa. Dalam kurung waktu yang singkat itu Indonesia menyuruh Belanda agar segera pulan meningalkan tanah papua, sebelum pepera itu dilakukan, maka disaat itu banyak orang Papua yang di siksa, di penjara, di teror, di culik dan di bunuh, seperti “Operasi Sadar” 1965-1966 yang di pimpin oleh Brigjen R. Kartidjo untuk melakukan kegiatan penyadaran kepada kepala suku, dan menangkap pemimpin OPM yang menolak integrasi, kemudia pandam Brigjen R. Bintoro (23 Maret 1966 - 25 Juni 1968) memimpin “Operasi Bratayudha” untuk operasi terhadap pencancuran aktivitas OPM yang di pimpin oleh Ferry Awom di Manakwari. Namun sebenarnya pengawasan PBB ada saat aneksasi hingga PEPERA tetapi apa yang di lakukan oleh tentara PBB, hanya duduk diam melihat semua tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Militer NKRI, mengapa hal itu bisa terjadi?
Sumber: Facebook, Pencerahan Sejarah 01 Mei 1963
(Stefanus Pigai/KM)
Ketua Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Surabaya
Editor: Frans Pigai
0 thoughts on “Sekilas Pencerahan Sejarah 01 Mei 1963”