BREAKING NEWS
Search

Belajar Bukan Hanya di Kampus, Membaca Keadaan Papua Mahasiswi Sesal Gelar



Mahasiswi Papua  yang sedang kuliah di Semarang-Salatiga (Sesal), menggelar diskusi bersama, berlangsug di kontrakan Putri Mepago, Semarang, Minggu,( 26/06) Pukul, 10:22 WIB hingga selesai.(foto: Mama/KM)

Yogyakarta, (KM)- Belajar bukan hanya di kampus, membaca kondisi dan keadaan Papua saat ini penting harus kita lakukan. Dengan dasar itu, mahasiswi Papua  yang sedang kuliah di Semarang-Salatiga (Sesal), menggelar diskusi bersama, berlangsug di kontrakan Putri Mepago, Semarang, Minggu, (26/06) Pukul, 10:22 WIB hingga selesai.

Dalam diskusi tersebut mereka bahas mengenai “Papua Barat terdaftar sebagai anggota penuh dalam Melanesian Spearhead Group (MSG).” Diskusi kali ini dipandu oleh Maria Magdalena Butu, yang akrab disapa mama Papua. 

MSG merupakan organisasi yang beranggotakan negara-nagara yang berlater belakang budaya malanesia yaitu Papua Nugini, FiJi, Kepulauan Salomo, Vanuatu dan FLNKS dari Koledonia baru dengan tujuan mempromosikan dan memperkuat hubungan perdagangan antara anggota, pertukaran budaya malanesia serta kerja sama teknik untuk mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Maria menjelaskan, beberapa minggu lalu, Viktor Yeimo sebagai ketua KNPB umum, meminta Papua masuk penuh kedalam anggota MSG di gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di  Vanuatu dengan berbagai alasan yang benar-benar terjadi di Papua.

“Kekerasan sudah tidak opini lagi untuk orang papua. Pembunuhan terjadi di mana-mana. Seperti empat anak sekolah di tembak mati oleh TNI PORLI di Paniai. Pemerkosaan terhadap perempuan papua makin menjadi Jelas,” tutur Maria saat ditanya tujuan diakadan diskusi tersebut oleh media. 

Katanya, Permintaan diterima oleh pihak PBB bahwa papua menjadi anggota MSG setelah melewati perbincangan di PBB. Sebagai pengawasan yang dilakukan oleh pihak PBB untuk membangun garis kordinasi ke PBB melalui IPWP. Salah satunya dengan membangun gedung pengawasan.


Dalam diskusi tersebut, Maria juga meminta tanggapan kepada  anggota yang hadir terhadap  topik yang di bicarakan. 

Terkait gedung dari PBB yang akan dibagun di Vanuau itu, Sita Iyai, menanyakan “Seperti yang di jelaskan sebelumnya, akan ada gedung pengawasan yang dipakai untuk penyelidikan, apa yang akan di perbuat? Gedung tersebut akan di bagun di mana? Dan bagimana caranya jika yang akan menjadi pemimpin tidak jujur (mengutamakan uang)?” tanyanya. 

Menurut Mara, Gedug yang akan dibangun, ini tujuannya untuk pemantauan HAM di Papua oleh PBB. Pemantauan tersebut untuk menyelidiki masalah-masalah yang menjadi alasan untuk penentuan nasib sendiri.
“Gedung tersebut kemungkinan akan dibangun di ibu kota provinsi Papua dan jika pemimpinnya tidak jujur, akan ada tindak lanjutan dari pihak yang berwenang,” katanya

Lanjut, Kemerdekaan itu harus diawali dengan bebas bebas dan  bebas. Perempuan papua harus di garis depan karena sekarang saatnya untuk perempuan Papua maju dan bersuara meyelamatkan bumi Papua dari cengkraman. 

“Jangan pernah takut berbicara kebenaran karena kebenaran akan meyelamatkan kita di bumi maupun di akhirat,” jelas Mahasiswa Papua yang sering disapa Mama Papua Itu. 

Menurut Maria, Belajar itu bukan hanya di kampus, maka pintar-pintarlah berbagi waktu untuk mengisikan beberapa menit untuk pembacaa situasi yang terjadi Papua. Kenapa kita orang papua sendiri tidak bisa bersuara sementara orang luar mendukung berat tentang kemerdekaan Papua. Itu menjadi refleksi kita semua. 

Sementara Pantauan www.kabarmapegaa.com hasil diskusi dibacakan oleh  notulis, Vika Iyai kepada seluruh peserta yang hadir. Diskusi berjalan dengan lancar dan berakhir tepat  seuai dengan waktu yang diagendakan oleh mereka.

Pewarta : Manfred



nanomag

Media Online Kabar Mapega adalah salah situs media online yang mengkaji berita-berita seputar tanah Papua dan Papua barat secara beragam dan berimbang.


0 thoughts on “Belajar Bukan Hanya di Kampus, Membaca Keadaan Papua Mahasiswi Sesal Gelar