Ilustrasi,foto monstrant google.com/Umagi |
Religious,(KM)--Selamat berhari minggu
dan selamat buat para pembaca media tercinta kabarmapegaa. Religius media
mengajak kita untuk penghayatan ekaristi sebagai simbolis puncak kehidupan
manusia.
Menghayat
ekaristi sebagai suatu peristiwa perjalanan Tuhan kita yesus kristus. Dalam
ibadah bersama kepercayaan dan keyakinan iman
kristen katolik bahwa pengayatan ekaristi sebagai puncak dari misa
bersama. Diajak juga untuk merenungkan dengan tenang saat ekaristi berlangsung.
Jiwa
membutuhkan perjuangan kedepan. Tanpa berjuang jiwa akan mati. Penghayatan iman
dan ekaristi sebagai penghayatan perjalanan kehidupan pribadi. Pribadi menjadi
tajam untuk memperoleh sesuatu jika terlebih dahulu menghayati ekaristi.
Orang
akan hidupnya gementar saat dirinya belum siap untuk menghadapi apa yang
nantinya di hadapi. Permasalah diri menjadi berat ketika banyak pikiran yang
memikirkan tentang kebebanan hidup. Hidup tanpa solusi dan hidup tanpa tujuan
akan sia-sia hasilnya. Seperti orang-orang yang hidupnya jutaan tahu,mereka
tidak bosan akan hal itu. Tetapi mereka menerima dengan penuh belas kasih apa
yang terjadi pada diri sehingga hal inilah yanga di sebut sebagai penghayatan
ekaristi.
Dalam
kothba gereja katolik pangkalan Adicuptito, bahwa penghayatan diri dalam kehidupan
harian sama hal dengan penghayatan ekaristi saat misa belanggsung. Kefokusan
dan kenikmatan menjadi misa kekuatan iman yang kokoh untuk melawan perbagai
rintangan dan godaan.
Mengenal
diri sebelum mengenal orang lain sama hal dengan menghayati ekariasti sebelum
menghayatai kehidupan. Mengapa demikan karena
orang yang panjang umur dalam kehidupan ia selalu menikmati hidupnya
dengan sungguh sungguh.
Penghargaan
diri kepada orang adalah pemikiran untuk membangun orang lain. Sesuatu hal yang
bernilai baik bagi orng lain adalah sesuatu yang di dapat dari penunjuk.
Renungan www.kabarmapegaa.com.
0 thoughts on “Menghayati Ekaristi”