Oleh: Alexander Gobai
Tulis adalah sebuah ungkapan tangan dicoret di kertas putih
agar terbentuk huruf yang kemudian kata, kalimat hingga terbentuk paragraf.
Tulis pun diibaratkan sebagai ekspresi hidup. Ekspresi itu
harus tertimbul dari hati kecil yang kemudian diungkapkan agar separuh dari
rasa “SAKIT” terhadap perkembangan
situasional dikupas lewat hingga terjadi nada-nada merdu yang didengarkan oleh
sesama.
Sering hidup manusia lupa terhadap masalah menulis. Sebenarnya
apa yang menjadi maksud dan fungsi dari menulis itu. Kebanyakan hanya
mengetahui menulis dari sisi kegiatannya atau aktivitasnya. Tetapi, jarang dimengerti dari sisi kerohaniannya.
Yah, memang benar! Menulis merupakan salah satu aktivitas memberitakan
informasi. Selain itu, melepaskan segalah bentuk masalah di dalam kehidupan
sehar-hari. Entah masalah yang dihadapi oleh diri pribadi maupun masalah yang
dialami oleh orang lain.
Setelah menulis, separuh dari tulisan itu seakan mengajak
sesama untuk turut prihatin terhadap kondisi di sekitar.
Sebenarnya arti dan maksud kecil dari menulis ialah khotbah.
Tindakan yang selalu dilakukan dalam bentuk menulis merupakan bagian dari
tindakan dan tindakan itu merupakan bagian dari khotbah itulah dilihat
dari sisi kerohaniaan.
Menuliskan sesuatu masalah yang berasal dari dalam hati kecil
adalah bagian dari tindakan nyata yang sedang kita menjawab keprihatinan
terhadap perkembangan situasional. Agar diterima oleh para pembaca dan terus
dihayati apa maksud dari penulisan yang dituliskan. Nah, ternyata dapat
ditemukan bahwa ada kebenaran di dalamnya.
Satu langkah yang digera-kan adalah jalannya visi dan misi
Yesus. Sebagaimana Ia (Yesus) bertindak nyata melalui pergumulan dan perumpaman-perumpaman
tindakannya, seperti air putih diubah menjadi air anggur, mata buta dilihatkan
dan macam-macam. Inilah tindakan nyatanya agar dipahami bahwa Allah itu ada dan
Allah itu adalah kebenaran.
Untuk itu, menulis itu sama saja sedang kita berkhotbah.
khotbah arti kebenaran, khobah jalannya visi dan misi Yesus. Karena Dia
bertindak. Maka, kita pun juga harus bertindak. Melawan sesuatu yang tidak
benar agar diubah menjadi benar dan
nyata.
Kini, telah menjadi pertanyaan besar untuk kita? Apa yang
harus kita lakukan, kalau Yesus sudah memberikan petunjuk membelah kebenaran.
Apakah kita tinggal diam dan menanti kedatangan Dia? Tidak!
Sebagai rekomendasi dalam penulisan ini ialah berjalan dan
bertindak dengan masing-masing profesi. Profesi apa yang sedang kita tekuni dan
sedang kita kerjakan. Itulah jalan kebenaran yang sesungguhnya.
Redaksi (04/RED/PO/KM)
0 thoughts on “Menulis = Khotba”