Beberapa Tokoh Papua, Kapolda DIY, Gubernur DIY Sultan HB X makan bersama seusai mengadakan pertemuan di Kepatihan Yogyakarta. (Foto: Deki. Fb) |
Yogyakarta, (KM)- Ratusan polisi dan Ormas kepung asrama mahasiswa Papua “kamasan I” di Yogyakarta beredar luas di media sosial. Sikap polisi yang dianggap represif karena disebut menghalangi aksi demonstrasi mahasiswa asal Papua yang tinggal di Yogyakarta. Kamis (21/7/2016) kemarin , Beberapa Tokoh Papua ke Gubernur DIY Sultan HB X di Kepatihan Yogyakarta, untuk teguhkan komitmen kebersamaan dan kedamaian.
Tokoh-toko Papua yang datangi ini, atasnamakan sebagai: Pembela Hak Asasi Manusia, Mateus Murib; Ketua Persekutuan Gereja-gereja Indonesia, Pendeta Pil Erari; Ketua Pemuda Adat Papua; Deki Ofidei; Kepala Suku besar Papua Ondo afi , Boy Eloai.
Kedatang tokoh-tokoh tersebut tidak sepengetahuan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua Daerah Istimewa Yogyakarta (IPMAPA DIY) dan Persatuan Rakyat untuk Pembebasan Papua Barat (PRPPB).
Ketua Pemuda Adat Papua, Decky Ovide, dalam status FB, menuliskan tujuan perjalan menuju ke yogyakarta, sebelum lepas landas di bandar udara, Soekarno-hatta, Jakarta.
“Kami ke JOGJA untuk bertemu para Mahasiswa Papua di Jogja dan Gubernur Provinsi DI Yogyakarta dalam penuntasan masalah ini serta jaminan rasa aman untuk beraktifitas dari Pemerintah daerah Jogja, Aparat keamanan di JOGJA kepada Mahasiswa Papua.”
Sekretaris IPMAPA, Ruben C. Frasa (26), kepada Kabar Mapegaa, Jumat, (22/07) menyatakan, Kami (Ipamapa) sedang rapat, tetapi kami dikagetkan denga foto pertemuan yang dibagi oleh Deki Ofidei di Fb akun pribadinya. “Kami tidak tahu pertemuan itu. Sedangkan kami dari IPMAPA dan PRPPB sendiri sebagai korban tidak tahu ada pertemuan yang atas namakan tokoh-tokoh Papua,” katanya
Ruben menaggapi, pertemuan tersebut tidak resmi. Kata Ruben, Jadi kami katakan pertemuan itu tidak sah, dan bukan solusi untuk penyelesaian masalah tanpa sepengetahuan pihak yang korban.
Kemudian, saat yang bersamaan, saat tokoh-tokoh tersebut ke Gubernur DIY Sultan HB X di Kepatihan bersama Kapolda DIY, IPMAPA DIY melaksanakan rapat terkait sittuasi terkini terkait pernyataan-pernyataan Gubernur DIY serta membuat penyataan sikap untuk menyatakan sikap. “Siap Untuk Eksodus ke Tanah Air Papua”.
“Tuntas hari ini Kamis 21 Juli 2016. Kami sudah melakukan pertemuan dan mendengar penjelasan yang cukup akurat tentang masalah di Asrama Mahasiswa Papua Kamasan Jogja, dari Kapolda DI Yogyakarta dan Sri Sultan Hamengkubuwono X yang juga Gubernur Provinsi DI Yogyakarta,” tulis Ovide di status Fbnya seusai mengadakan pertemuan tertutup yang melibatkan Gubernur DIY, Kapolda dan beberapa ormas.
Menurut Ruben, yang menjadi korban dari tindakan represif aparat dan ormas reaksioner itu pihak mahasiswa Papua, seharusnya yang didatangi untuk memastikan keadaan itu IPMAPA dan PRPPB.
“ Kami korbannya bukan kepada pihak gubernur ataupun aparat kepolisian,” tegas Sekretaris IPMAPA.
Kedetangan tokoh-tokoh tersebut, dinilai kepentingan pribadi yang atasnamakan tokoh-tokoh Papua.
“Jangan berpendapat bahwa kehadiran mereka itu datang menyelesaikan masalah, kami punya masalah masih panjang. Oknum-oknum itu cari makan, sehingga kami anggap pertemuan itu ilegal,” kata Pria berusia 26 tahun ini saat diwawancara Kabar Mapegaa.
Selain itu pihak IPMAPA juga menegaskan, Hal hal atau siapa saja yang mengatasnamakan Mahasiswa Papua Yogyakarta, langsung saja berhubungan dengan kami di Jalan kusumanegara asrama Kamasan 1.
Pewarta: Manfred Kudiai
0 thoughts on “Sejumlah Tokoh Papua Bertemu Sultan, IPMAPA DIY Menyatakan Tidak Sah ”