(Foto: Dok. Prib/KM) |
Opini – (KM). Hidup itu selalu berputar, suatu hari pasti kita senang, ketika kita miliki suatu kebahagiaan hidup, baik berupa kekayaan, kepuasaan di tanah kita sendiri.
Karena kesenangan selalu ada disetiap waktu kita miliki kepuasaan tersendiri. Maka, jika mau nikmati hidup untuk lanjut, sangatlah penting untuk kita berbagi kepasa sesama manusia.
Sebab, dibalik pemberian itu hidup kita akan melimpah dan tak akan sia-sia bagi hidup kita selanjutnya karena apa yang kita lakukan itu merupakan sumber kehidupan ilahi dalam kehidupan kita.
Hal ini juga menjadi bekal yang kita tanam bagi kehidupan kita selanjutnya dan semuanya itu hanya Tuhan yang bisa membalas atas kebaikan kita terhadapa sesama manusia di dunia ini.
Dan kesenangan dan kebahagiaan hidup itu tak bisa berakhir jika kita memberikan apa yang kita sudah miliki kepada orang lain.
Karena belum tentu, kita selalu mempunyai apa yang kita miliki saat ini. Semua kelebihan itu tidak selalu ada terus. Tidak munggkin itu terjadi karena setiap manusia punya batas waktu, kelebihan yang Tuhan aturkan kepada kita yang di beri dari Tuhan.
Maka itu. gunakan waktu yang Tuhan berikan kepada kita, kesenangan hanya datang sekali saja. Karena itu gunakan kesenagan itu jangan jadi dirimu ogois dengan kesenangan dan kelebihan apa yang kita miliki.
Pemberiaan dari Sang Pencipta bukanlah sesuai yang harus diperlakukan secara ketidakadilan akan tetapi itu merupakan sember kepuasaan yang timbulkan dari Sang Pencipta sendiri pada setiap waktu.
Pemberian berupa talenta yang diberikan kepada setiap manusia harus di jaga dan tidak boleh dipermainkan di depan banyak orang dengan melakukan tindakan yang tidak adil bagi kehidupana manusia.
Karena talenta merupakan sumber kekuatan bagi setiap manusia dimana manusia itu memiliki elebihan tertentu untuk membagikan berupa hal positif yang bisa merubahkan kehidupan manusia di setempatnya bahkan merubah perkembangan situasi yang terjadi pada saat ini, ataupun jangan jadikan diri kita menjadi kalangan yang tak di mengerti di situasi atau keadaan pada orang lain.
Kerena waktu selalu berputar seperti sebuah, bang sepeda motor yang selalu putar. Dengan ibarat seperti itu tak sia-sia, selalu dan selalu terjadi kepada setiap orang.
Maka, jadilah orang yang setia berbagi karena itulah yang di harapkan oleh Tuhan Allah.
(Penulis adalah Mahasiswa Papua, Kuliah di Papua)
Editor: Frans Pigai
Dan kesenangan dan kebahagiaan hidup itu tak bisa berakhir jika kita memberikan apa yang kita sudah miliki kepada orang lain.
Karena belum tentu, kita selalu mempunyai apa yang kita miliki saat ini. Semua kelebihan itu tidak selalu ada terus. Tidak munggkin itu terjadi karena setiap manusia punya batas waktu, kelebihan yang Tuhan aturkan kepada kita yang di beri dari Tuhan.
Maka itu. gunakan waktu yang Tuhan berikan kepada kita, kesenangan hanya datang sekali saja. Karena itu gunakan kesenagan itu jangan jadi dirimu ogois dengan kesenangan dan kelebihan apa yang kita miliki.
Pemberiaan dari Sang Pencipta bukanlah sesuai yang harus diperlakukan secara ketidakadilan akan tetapi itu merupakan sember kepuasaan yang timbulkan dari Sang Pencipta sendiri pada setiap waktu.
Pemberian berupa talenta yang diberikan kepada setiap manusia harus di jaga dan tidak boleh dipermainkan di depan banyak orang dengan melakukan tindakan yang tidak adil bagi kehidupana manusia.
Karena talenta merupakan sumber kekuatan bagi setiap manusia dimana manusia itu memiliki elebihan tertentu untuk membagikan berupa hal positif yang bisa merubahkan kehidupan manusia di setempatnya bahkan merubah perkembangan situasi yang terjadi pada saat ini, ataupun jangan jadikan diri kita menjadi kalangan yang tak di mengerti di situasi atau keadaan pada orang lain.
Kerena waktu selalu berputar seperti sebuah, bang sepeda motor yang selalu putar. Dengan ibarat seperti itu tak sia-sia, selalu dan selalu terjadi kepada setiap orang.
Maka, jadilah orang yang setia berbagi karena itulah yang di harapkan oleh Tuhan Allah.
(Penulis adalah Mahasiswa Papua, Kuliah di Papua)
Editor: Frans Pigai
0 thoughts on “ Senang Dibalik Susah ”