Saat Jumpa pers berlangsung bersama DPRP Papua ( tengah) awak media (kanan dan kiri) di Aula asarama mahasiswa Papua, Kamasan I, Jln. Kusumanegara Daerah Istimewa Yogyakarta.Foto: Manfred Kudiai/KM |
Yogyakarta, (KM) - Wakil ketua III Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) Yanni, SH, mengunjungi asrama mahasiswa Papua, Selasa (19/07/2016) untuk memastikan apa yang terjadi tehadap mahasiswa Papua mengenai rencana aksi mendukung United Liberation Movement of West Papua (ULMWP) menjadi anggota penuh Melanesian Spearhead Group (MSG) dan hak menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi Papua Barat yang berujung pada pengepunan dan penangkapan oleh Polisi dan Organisasi Masyarakat Sipil (Ormas) yang terjadi pada bebera waktu lalu.
Kedatangan Yanni untuk memastikan apa yang telah terjadi terkait rencana aksi unjuk rasa yang dijaga ketat petugas polisi dan sekelompok milisi bersenjata Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri Indonesia, Pemuda Pancasila, Paksi Katon, dan Laskar Jogja yang melakukan aksi pengepungan di depan gerbang asrama.
Saat jumpa pers, di Ruangan Aula asrama mahasiswa Papua, kepada beberapa awak media menjelaskan kedatangannya bertujuan untuk mencari informasi yang sebenarnya mengenai aksi unjuk rasa di asrama itu yang dijaga ketat petugas kepolisian dan Ormas.
Yanni juga mengaku, kedatangan tersebut berinisiatif dari diri sendiri, akan tetapi telah direstui oleh pimpinan.
“Inisiatif saya sendiri, karena kepedulian terhadap mahasiswa Papua di Jogja. Tapi saya izin terlebih dahulu kepada pemimpin,” katanya
Kedatangan Ketua DPR III, Yanni, SH, di sambut baik oleh mahasiswa Papua Yogyakarta melalui Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua (Ipmapa) Yogyakarta dibawa pimpinan Aris Yeimo.
Harapan kami, Kata Aris, kepada pemerintah daerah Papua dan Papua Barat, segera bangun komunikasi atau suatu dialog, ke Sultan atau gubernur, entah pemerintah yang ada di Yogyakarta untuk tutup semua ormas-ormas.
“Jadi DPR hari ini bicara soal itu, kalau hal ini tidak di bicarakan maka, hal ini akan berlanjut terus,” tegas Aris kepada Kabar Mapega.
Pantauan Kabar Mapegaa, saat pertemuan berlangsung, Roy Karoba menyatakan terkait asprirasi yang pernah mereka laporkan pada bulan Maret lalu di kantor DPRP papua.
Kata Yanni, Tim yang diminta itu sudah dibuat, tetapi tindaklanjut daripada Tim ini secara kolektif kita sendiri.
“Kekecewaan adik-adik ini sangat wajar. Yang sudah datang melaporkan, kumpul-kumpul uang untuk berangkat ke Papua, tetapi responnya mana, tindaklanjut dari pada apa yang mereka laporkan mana,” tuturnya
Jadi, Lanjut Yanni, mereka mau lampiaskan semauanya itu wajar, sangat manusiawi, siapa yang tidak kecewa, kalau sudah buatkan laporan , tetapi tidak ada timbal balik dari laporan itu.
Untuk menanggapi hal itu, kata Aris, saya sendiri tidak bisa ambil sikap. Jadi pada primsipnya lahir dari kesepakatan awal bulan maret.
“Bulan maret itu kita sudah bawa beberapa kasus yang ada di Yogya. DPR sudah janji sendiri bawa nanti mereka akan datang. Nah, ini sebenarnya harus datang yang kedua kali. Tapi mereka belum datang,” tegas Aris.
Dalam kesempatan sama pula, Yanni juga menanggapi umpatan rasis yang terlontar dari massa kelompok milisi yang mengatakan “ Moyet, anjing” dan sejumlah spanduk di pasang di depan asrama yang bertuliskan "NKRI Harga Mati", “Warga Jogja Tolak OPM” dan “Separatis Keluar dari Jogja”.
“Ya, bahasa-bahasa itu ngga pantas, bukan saja buat kita ade-ade mahasiswa, siapa saja. Jangan dengan mudah menyakiti orang dengan kata yang tidak baik. Saya pun demikian, kalau dikatakan seperti begitu, pasti sakit hatilah,” katanya
Tapi, lanjut Yanni, kita mungkin melihat kedepan yang besar, bagaimana adik-adik mahasiswa bisa selesaikan pendidikannya. “Bagaimana saya mau tahu, kejadian ormas itu salah, Kalau benar ada ormas itu sangat disesalkan,” tutur Wakil Ketua DPR III itu.
Menurut Yanni, kedatangnya sebagai anak bangsa. Pihaknya pun tidak ingin jika Papua lepas dari Indonesia. “oleh karena itu, kami datang untuk mencari informasi yang akurat," katanya.
Yanni menjelaskan, ini persolann serius, tidak boleh dianggap enteng, kita harus mengantivasi serta mewaspadahi. “Inikan menjadi perhatian internasiol juga. Semua yang ada di Papau itu selalu menjadi konsumsi internasinal. Itu yang harus diwaspadahi,” katanya
Hal ini, tegas Yanni, saya akan sampaikan kepada , kapolda, Sultan, DPR Provinsi DIY.
Lebih jauh, Yanni mengungkapkan, jika memang ada dari mahasiswa Papua terindikasi atau bahkan terbukti bersalah, pihaknya mempersilahkan untuk memprosesnya sesuai hukum yang berlaku.
Untuk ke Kapolda DIY, kata Aris, Kami tungguh semua tim DPRP datang. Kemudian, barulah akan kami jalan.
“Untuk hari ini, kami tidak akan berikan kronologi tentang aksi kemarin, kami tunggu tim dari DPRP Papua,” tegas Katua Ipmapa Yogyakarta.
Kalau soal, Ideologi Papua, itu saya sendiri tidak bisa jelaskan, karena saya sebagai mahasiswa, kapasitas saya sebagai melindugi mahasiswa Papua. Bagaimana mahasiswa Papuu aman di Yogyakarta
“Kalau soal politik , ada teman-teman, saya tidak bisa tempati,” tuturnya
Kemudian, Aris menjelaskan, pengepunan asrama mahasiswa Papua itu kejadiannya 3 hari , sejak tanggal 13 juli 2016 Pentas Budaya, 14 juli 2016, Mimbar bebas, kemudian mau long marcs pada tanggal 15 juli 2016. Surat Pemberitahuan tidak diterima oleh pihak kepolisian sehingga kami didalam, kami tidak keluar. Polisi bersama ormas kepung kami. Pengepunan ini berlanjut samapi tanggal 16 Juni 2016.
Pewarta: Manfred Kudiai
Kedatangan Yanni untuk memastikan apa yang telah terjadi terkait rencana aksi unjuk rasa yang dijaga ketat petugas polisi dan sekelompok milisi bersenjata Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri Indonesia, Pemuda Pancasila, Paksi Katon, dan Laskar Jogja yang melakukan aksi pengepungan di depan gerbang asrama.
Saat jumpa pers, di Ruangan Aula asrama mahasiswa Papua, kepada beberapa awak media menjelaskan kedatangannya bertujuan untuk mencari informasi yang sebenarnya mengenai aksi unjuk rasa di asrama itu yang dijaga ketat petugas kepolisian dan Ormas.
Yanni juga mengaku, kedatangan tersebut berinisiatif dari diri sendiri, akan tetapi telah direstui oleh pimpinan.
“Inisiatif saya sendiri, karena kepedulian terhadap mahasiswa Papua di Jogja. Tapi saya izin terlebih dahulu kepada pemimpin,” katanya
Kedatangan Ketua DPR III, Yanni, SH, di sambut baik oleh mahasiswa Papua Yogyakarta melalui Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua (Ipmapa) Yogyakarta dibawa pimpinan Aris Yeimo.
Harapan kami, Kata Aris, kepada pemerintah daerah Papua dan Papua Barat, segera bangun komunikasi atau suatu dialog, ke Sultan atau gubernur, entah pemerintah yang ada di Yogyakarta untuk tutup semua ormas-ormas.
“Jadi DPR hari ini bicara soal itu, kalau hal ini tidak di bicarakan maka, hal ini akan berlanjut terus,” tegas Aris kepada Kabar Mapega.
Pantauan Kabar Mapegaa, saat pertemuan berlangsung, Roy Karoba menyatakan terkait asprirasi yang pernah mereka laporkan pada bulan Maret lalu di kantor DPRP papua.
Kata Yanni, Tim yang diminta itu sudah dibuat, tetapi tindaklanjut daripada Tim ini secara kolektif kita sendiri.
“Kekecewaan adik-adik ini sangat wajar. Yang sudah datang melaporkan, kumpul-kumpul uang untuk berangkat ke Papua, tetapi responnya mana, tindaklanjut dari pada apa yang mereka laporkan mana,” tuturnya
Jadi, Lanjut Yanni, mereka mau lampiaskan semauanya itu wajar, sangat manusiawi, siapa yang tidak kecewa, kalau sudah buatkan laporan , tetapi tidak ada timbal balik dari laporan itu.
Untuk menanggapi hal itu, kata Aris, saya sendiri tidak bisa ambil sikap. Jadi pada primsipnya lahir dari kesepakatan awal bulan maret.
“Bulan maret itu kita sudah bawa beberapa kasus yang ada di Yogya. DPR sudah janji sendiri bawa nanti mereka akan datang. Nah, ini sebenarnya harus datang yang kedua kali. Tapi mereka belum datang,” tegas Aris.
Dalam kesempatan sama pula, Yanni juga menanggapi umpatan rasis yang terlontar dari massa kelompok milisi yang mengatakan “ Moyet, anjing” dan sejumlah spanduk di pasang di depan asrama yang bertuliskan "NKRI Harga Mati", “Warga Jogja Tolak OPM” dan “Separatis Keluar dari Jogja”.
“Ya, bahasa-bahasa itu ngga pantas, bukan saja buat kita ade-ade mahasiswa, siapa saja. Jangan dengan mudah menyakiti orang dengan kata yang tidak baik. Saya pun demikian, kalau dikatakan seperti begitu, pasti sakit hatilah,” katanya
Tapi, lanjut Yanni, kita mungkin melihat kedepan yang besar, bagaimana adik-adik mahasiswa bisa selesaikan pendidikannya. “Bagaimana saya mau tahu, kejadian ormas itu salah, Kalau benar ada ormas itu sangat disesalkan,” tutur Wakil Ketua DPR III itu.
Menurut Yanni, kedatangnya sebagai anak bangsa. Pihaknya pun tidak ingin jika Papua lepas dari Indonesia. “oleh karena itu, kami datang untuk mencari informasi yang akurat," katanya.
Yanni menjelaskan, ini persolann serius, tidak boleh dianggap enteng, kita harus mengantivasi serta mewaspadahi. “Inikan menjadi perhatian internasiol juga. Semua yang ada di Papau itu selalu menjadi konsumsi internasinal. Itu yang harus diwaspadahi,” katanya
Hal ini, tegas Yanni, saya akan sampaikan kepada , kapolda, Sultan, DPR Provinsi DIY.
Lebih jauh, Yanni mengungkapkan, jika memang ada dari mahasiswa Papua terindikasi atau bahkan terbukti bersalah, pihaknya mempersilahkan untuk memprosesnya sesuai hukum yang berlaku.
Untuk ke Kapolda DIY, kata Aris, Kami tungguh semua tim DPRP datang. Kemudian, barulah akan kami jalan.
“Untuk hari ini, kami tidak akan berikan kronologi tentang aksi kemarin, kami tunggu tim dari DPRP Papua,” tegas Katua Ipmapa Yogyakarta.
Kalau soal, Ideologi Papua, itu saya sendiri tidak bisa jelaskan, karena saya sebagai mahasiswa, kapasitas saya sebagai melindugi mahasiswa Papua. Bagaimana mahasiswa Papuu aman di Yogyakarta
“Kalau soal politik , ada teman-teman, saya tidak bisa tempati,” tuturnya
Kemudian, Aris menjelaskan, pengepunan asrama mahasiswa Papua itu kejadiannya 3 hari , sejak tanggal 13 juli 2016 Pentas Budaya, 14 juli 2016, Mimbar bebas, kemudian mau long marcs pada tanggal 15 juli 2016. Surat Pemberitahuan tidak diterima oleh pihak kepolisian sehingga kami didalam, kami tidak keluar. Polisi bersama ormas kepung kami. Pengepunan ini berlanjut samapi tanggal 16 Juni 2016.
Pewarta: Manfred Kudiai
0 thoughts on “Wakil Ketua III DPRP Papua Yanni, SH, Memastikan Keadaan Mahasiswa di Yogyakarta”