Mahasiswa/i Peduli Papua lagi menyaksikan Video Dokumenter awal, Sabtu, (15/10), Malam, di Asdey.(Fhoto : Petrus Yatipai/KM) |
Manokwari, (KM) --- Mahasiswa peduli Alam Papua,
dan Manusia Papua, di Manokwari, sebagai salah satu kepeduliaan dan kecintaan
mereka terhadap seisi didalam Bumi Papua, telah berhasil mengungkapkan perasaannya dalam bentuk Video Dokumentar dengan
bertajuk pada, “Pencurian Sumber Daya
Alam (SDA), dan Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) focus Perusahaan Kelapa
Sawit di Papua” telah berlangsung kondusif, secara terbuka dengan menonton
bersama. Sabtu,(15/10),malam, di Asrama Deiyai,Manokwari, Papua Barat.
Asas dibuatnya, Video Dokumentar ini, sebagai
keprihatinan kita Mahasiswa Papua, atas realita pada umumnya di Papua, kata,
Mikael Bobii, (Mahasiswa Papua), selaku Koordinator Tim Penggerak Video, pada momentum nonton bersama, di Asrama Deiyai (Asdey),Manokwari.
“Pembuatan Video Dokumentar ini, dasarnya atas
rasa keprihatinan kita Mahasiswa,dan aksi spontanitas yang kita lakukan melihat
kondisi umum yang teradi di Papua”.
Kata, Bobi, Video ini sebagai bahan pemahaman buat
Masyarakat dalam memutuskan secara bijak ketika tibanya tawaran dari para
investor asing dan local.
“Kasus sudah banyak terjadi, dan Kami mau membuat
Video ini supaya, bahan pembelajaran untuk masyarakat”.
“Bagimana, bahan pembejaran untuk masyarakat untuk
memtuskan, apa yang dia mo ambil, apa yang dia mo lakukan ketika, ada tawaran
dari pihak investor Nasional dan internasional masuk ke daerahnya masing-masing”.
Dirinya pun menuturkan, Video ini dibuat asas
bukti-bukti sudah ada, untuk masyarakat memahami.
“Video ini pembuatannya berdasarkan bukti-bukti
yang telah terjadi, sebagai rasa keprihatinan kita, juga sebagai bahan
pembelajaran Masyarakat”.
Dikatakan, Mikael, Video ini masih banyak yang
kurang, maka, katanya, kekurangan-kekurangan itu akan dilengkapi bersama-sama, berdasarkan
skill yang dimiliki Mahasiswa peduli Jagat raya Papua itu, kemudian akan
dipublikasikan melalui Media Online (Channel Youtube.Beko Wuu).
Kami Mahasiswa Peduli Alam, dan peduli Manusia
Papua, membuat Video ini atas landasan realita kini,terkait Pencurian Alam,
yang berujung ke pelanggaran HAM dengan titik focus pada Kelapa Sawit, kata,
Aten Pekei,(Mahasiswa Papua), yang berperan sebagai Kamerawan dan Editor Video, terlahirnya
Video Dokumentar awal di Manokwari tersebut.
“Jadi, disini, kami dari Mahasiswa peduli Alam,
Manusia Papua, disini kami buat dasar realita yang terjadi di Papua, khususnya,
bagaimana mulai dari pencurian Alam hingga ke pelanggaran-pelanggaran HAM yang
terjadi, dengan focus kami disini tentang kelapa sawit”.
Dikatan, Aten, Video dibuat dengan kemampuan kami
Mahasiswa Papua, untuk membangun kesadaran diantara kita untuk menjadi satu,ujarnya.
“Video ini dari Mahasiswa, dibuat sebagai mana
mestinya. Apa yang kami bisa,kami buat, dengan satu tujuan supaya, kita semua
sadar".
Pekei,berharap, asas fakta kehidupan di Papua,
melalui Video yang ditotonkan itu, semakin memahami dan sadar melestarikan Alam
yang masih utuh, dari perusahaan berkapitalis,harapnya.
“Pada intinya, sa, ko, dan de, kita semua sadar,
dan memahami betul apa yang telah terjadi, sehingga lebih khususnya kepada
Masyarakat, agar tidak jual tanah sembarang, dan tidak mengijinkan investor masuk daerah-daerah yang belum perusahaan
beroperasi”.
Aten,yang berperan sebagai Kamerawan dan
Editor, dalam pembuatan Video Dokumentar ini, mendeskripsikannya, Video dibagi
kedalam 9 adegan alurnya.
“Dalam pembuatan Video Dokumenter ini, kami
membaginya dalam 9 adegan, pertama, proses masuknya Video, kemudian yang kedua,
potret umum, setelah itu,mulai masuk ke investor. Bagaimana, investor mulai
masuk ke Kepala Desa, Pemerintah setempat, sampai perusahan itu bereksploitasi.
Kemudian, dilanjutkan dengan aksi spontanitas masyarakat kepada perusahaan".
“selain itu, ada juga dampak, kemudian aksi
masyarakat pemilik hak ulayat kepada pemerintah, dan nanti terakhir berujung
pada pelanggaran HAM”.
Dirinya juga adalah Pimred www.majalahbeko.blogspot.com ,
mengulaskan, pelanggaran HAM akan terjadi ketika perusahaan bereksploitasi,yang
berkolaborai fundamen data dan fakta melalui media online , demikian jalan
ceritanya,jelas, Jurnalis mudah itu.
“disini yang kami buat, pelanggaran HAM terjadi
ketika, perusahan tersebut sudah bereksploitasi, atau dia sudah beroperasi
didaerah hak ulayat masyarakat, dan dikolaborasikan dengan data dan fakta yang
sudah pernah dibuat dalam berita-berita. Disini yang kami ambil, seperti;
tabloid jubi.com, suara papua, kemudian suara pusaka dan lain-lain. Jadi,alurnya
seperti begitu”.
Jurnalis mudah ini, mengatakan, Video ini dibuat
sebagai mana mestinya, maka, kata dia, teman-teman luar dapat membuat jauh lebih
bagus dari video ini.
Lanjut dia, memakan waktu,kira-kira 1 tahun dalam
pembuatannya, tanpa ada spondor dari pihak mana pun. Ini murnih, dari kami
mahasiswa,bebernya.
Seorang anggota, juga adalah Peduli Alam, dan
pecinta Manusia Papua, di Papua, Enggelbertus Gobai, mengatakan, Video ini sangat
tepat ditonton masyarakat untuk dipahami,karena, kata dia, perusahan-perubahan
masuk di Papua untuk menguras kekayaan yang ada, terangnya.
“Video sangat baik ditonton masyarakat pada
umumnya di Papua. Jadi, perusahaan-perusahaan yang masuk di Papua tujuan utamanya itu, mengkuras
potensi di Papua, maka, perusahaan masuk pertama, harus ada kesepakatan dengan
masyarakat hak ulayat atau masyarakat setempat”.
“dikatan, Gobai, kedepan harus ada
kesepakatan-kesepakatan dengan pihak yang berhak penuh atas wilayahnya dengan sasaran
berat, masyarat setempat sejatera. Kalau tidak, ditolak saja, tuturnya.
“kedepannya, harus membangun masyarakat. Itu bagus,
tapi, tujuan lain, yaitu mengkuras potensi yang ada, itu berarti kedepan kami
tolak”.
Kata, Engel, kedepan perlu ditanya secara detail,
terhadap para investor yang akan masuk, menawarkan untuk membuka perusahaan. Dari
mana, surat ijin sama siapa, dan pengembangan kenerja untuk kedepan seperti
apa, itu harus jelas. Kalau itu tidak, yang jelasnya kami tolak, katanya,
dengan tegas.
Usai pada seisen nonton bersama, berlanjut dengan
Diskusi Panel. Sebagai ucapan syukur atas jadinya Video Dokumenter ini, Mahasiswa/I
Asal Deiyai (Tuan Rumah), menyiapkan makan malam bersama dengan pengelolaan sajian
menurut tradisi kekhasan Papua (MEE), yaitu melalui masakan tradisional (Bakar
Batu). Acara ini diikuti puluhan Mahasiswa Papua.
Pewarta :
Petrus Yatipai
0 thoughts on “Mahasiswa Peduli Papua, Saksikan Video Dokumenter Awal “Pencurian SDA,dan HAM (Fokus Perusahaan Kelapa Sawit)" di Papua ”