(Foto: Dok. Ist, zaxx-in-da-house.blogspot.com/KM) |
Oleh: Aita Sayang, Frans Pigai
Sayang aita
Sayang aita
Aita sedih
Aita menangis
Bahkan aita sakit hati
Aku mendambakan si buah hati
Dari hasil perkawinan dari seorang istri
Lama aku menunggu kelahiran sijabang bayi
Namun sibuah hati belum juga jadi
Penantianku dan kesabaranku terbuktikan
Pacarku kini telah hamil setengah bulan
Aku mendambakan si buah hati
Dari hasil perkawinan dari seorang istri
Lama aku menunggu kelahiran sijabang bayi
Namun sibuah hati belum juga jadi
Penantianku dan kesabaranku terbuktikan
Pacarku kini telah hamil setengah bulan
Hatiku senang penuh kegembiraan
Aku panjatkan puji syukur kepada Tuhan
Kuelus kandungan pacarku
Sambil berkata kapan kau lahir anakku
Ayah sudah sangat ingin menggendongmu
Bersama ibu kita akan membesarkanmu
Aku tersentak kaget saat mendengar jeritan
Istriku mengalami pendarahan
Anakku meninggal karna keguguran
Dan aku menangis tiada tertahan
Hatiku sakit, sedih dan kecewa
Buah hatiku kini telah tiada
Tanpa aku bisa melihat ujudnya
Apalagi bisa menimang-nimangnya
Ya Allah cobaan apa yang engkau berikan
Mengapa Engkau ambil anakku dalam kandungan
Anak yang sangat aku dambakan
Tanpa kulihat anak yang akan pacarku lahirkan
Sayang Aita, kamu telah hilang bersama waktu
Aku panjatkan puji syukur kepada Tuhan
Kuelus kandungan pacarku
Sambil berkata kapan kau lahir anakku
Ayah sudah sangat ingin menggendongmu
Bersama ibu kita akan membesarkanmu
Aku tersentak kaget saat mendengar jeritan
Istriku mengalami pendarahan
Anakku meninggal karna keguguran
Dan aku menangis tiada tertahan
Hatiku sakit, sedih dan kecewa
Buah hatiku kini telah tiada
Tanpa aku bisa melihat ujudnya
Apalagi bisa menimang-nimangnya
Ya Allah cobaan apa yang engkau berikan
Mengapa Engkau ambil anakku dalam kandungan
Anak yang sangat aku dambakan
Tanpa kulihat anak yang akan pacarku lahirkan
Sayang Aita, kamu telah hilang bersama waktu
Tak bisa lagi melihat wajahmu yang sebenarnya
Sungguh kau telah tiada di kandungan lagi
Selamat jalan, aitaku sayang
Tiada ujudnya yang bisa kulihat
Tiada ujudnya yang bisa kulihat
Dan aku di sini memandang kesunyian atas kehilangan bayang-bayang wajahmu
Kembali roh dan jiwaku terluka menderita di dalam kebisuan ruang dan waktu
Aita, kau selalu kukenang dalam sejarah hidupku
Mengapa dan kenapa bisa terjadi?
Mengapa dan kenapa bisa terjadi?
Buah hati pertama
Aita rinduh memelukmu
Aita pun rinduh melihat wajahmu, buah hatiku
Aita rinduh
Aita rinduh
Rinduh atas keguguran dan kehilangan dari wajahmu
Aita sakit hati, aku kira kau hadir di dunia ini
Sekarang kau telah tiada
Turut beduka cita atas keguguran, kehilangan malaikat kecilku
(Sayang Aitaku, inikah cobaan dan ujian hidup, ugatamee bida naimai)
(Sayang Aitaku, inikah cobaan dan ujian hidup, ugatamee bida naimai)
Aita menenti-nantikan, tapi kenapa baru bisa terjadi?
Persimpangan Jalan Kesedihan dan Kerinduhan Tanah Kolonial Indonesi, Surabaya.
Rabu, 19 Oktober 2016
0 thoughts on “Malaikat Kecilku, Telah Tiada (Gugur) ”