(Foto: Dok. Ist Frans P/KM) |
Sebuah pesan yang membuatku ingin meneteskan air mata saat itu juga, yakni lemunan irama musik yang menyentuh hatiku alam Papua, “Embun dan Negriku Deiyai-Papua.” Tapi kamu harus tegar dan kuat.
Seakan hati si Merry pun berkata dalam lemunan irama music, “kemana saja kamu selama ini? Kenapa kamu baru menghubungikudan memikirkanku ketika kamu dengan orang. Setegah inikah kau permainkan hatiku, Frans Pigai? Aku berusaha mati-matian untuk bisa move on dari kamu dan kau kuanggap sebagai teman hidupku untuk selamanya, aku mencintaimu karena kau hidup dan mati bagi hidupku ini. Tapi semudah itukah kau datang lagi? Apa kamu pernah memikirkan perasaanku saat ini?’ tapi aku berusaha tegar dan sabar dan kubalas pesan darinya.”
Kataku sambil mengusap air mataku. ‘mungkin ada saatnya untukku untuk tak menahan air mata ini lagi. Aku tra tau Merry, sampai kapan hatiku ini tertulis namanya. Aku juga tra tau kapan aku bisa benar-benar menghapusnya dari hati dan pikiranku. Tapi aku tahu hidupku harus terus berjalan. Aku tak pernah peduli ragaku nanti milik siapa, yang aku tau hatiku akan tetap untuknya. Sampai kapanpun.
Kamu tra salah padaku. Kamu perempuan hebat dan sederhana seperti hatimu yang sederhana yang selalu tersenyum dan bahagia dalam hidupmu. Aku tak duga bahwa hidupmu yang aku rasakan dalam hidupku, sungguh luar biasa kau selalu open dalam keadaan apapun yang aku pelajari, hidupmu selalu bahagia, maafkan aku, aku telah menghancurkan hatimu yang tulus dan iklas.
“Ketabahan, kesetiaan, kemurnian, kesetiaan, kebahagiaan hatimu selalu aku cacat dalam sejarah kehidupanku. Terukir pula hidupmu yang selalu kubayangkan dalam sejarah hidupku. Mungkin Allah menguji keikhlasan dan kesabaranku untuk meninggihkan lagi derajatku. Terima kasih kau telah memberitahuku, sekarang aku tau apa yang tak pernah kuketahui. Tenang, selama ini aku kuat. Jadi saat inipun aku bisa kuat.” Jawabku dengan tetesan air mata dan mencoba tersenyum.
“Satu bulan berlalu tanpa Merry. Tak ada komunikasi, hati pun seakan jauh darimu. Tanpa masa lalu. Walau masih bersama kenangan itu. Mencoba mengangumi yang lain, walau sebenarnya hatiku masih terukir indah namanya, ya Merry. Melupakanmu tak semudah yang kubayangkan.”
Sejauh manapun aku pergi, selama apapun semuanya berlalu, aku masih mencintaimu. Takkan terganti, takkan pernah bisa. Mungkin semua ini salahku, aku yang memulainya, jadi aku harus terima rasa sakitnya. Aku pasti bisa, tak pernah peduli hatiku masih bersamamu.
Namun, yang penting aku bisa tanpa ragamu. Dan entah mengapa hari ini aku merasa kangen sekali sama Merry. Apa dia juga kangen aku ya? Ah tra mungkin. Dia kan sudah punya pacar lain dan yang pasti pacarnya lebih mencintainya daripada aku, demikianpun dia. Pasti tra ada satu alasan buatnya untuk kangen sama aku.
Setelah semuanya telah terjadi, tak ada yang harus di salahkan di sini. Ini hanya ujian untuk diri kita masing-masing. Tergantung kita menghadapi ujian ini dengan ikhlas atau sedih. Yang pasti, sesedih apapun yang saat ini kau rasakan, hadapi semua dengan senyuman.
Seberat apapun luka yang kau rasakan, yakinlah Tuhan slalu ada untukmu. Dan percayalah rencana-Nya jauh lebih indah daripada yang kau inginkan. Ini hanyalah sebuah inspirasi buat kalian yang merasa hidup ini terlalu berat untukmu. Yakinlah masih banyak yang lebih terluka dari pada yang kau rasakan. Tetap semangat dan tersenyum. Kau perempuan hebat dan sederhana yang tetap kuukir dan selalu ingat padamu dengan lemunan lembut dan merduhmu dalam menjalani sejarah hidupku ini.
Suara lembutmu indah mmpesona yang tak aku duga bahwa kau menyadarkan hal yang sebenarnya aku tak melakkan. Lagu yang selalu mengingatkanku padamu, Me Merry Madai selalu aku cacat dalam sejarah hidupku.
Lagu yang selalu mengingatkanku padamu, Me Merry Madai.
(Penulis Pemula adalah Mahasiswa Papua)
0 thoughts on “Me Merry: Lagumu yang Selalu Mengingatkanku Padamu”