(Foto: Dok, Prib/KM) |
Oleh: Frans Pigai
Opini, (KM). Harus ada gerakan progresif yang benar-benar berjiwa revolusioner dan bermilitan di wilayah teritorial Nasional Papua. Kelompok yang tidak mengenal kompromi dengan situasi apalagi pada penguasa pribumi yang terkooptasi dengan penjajah. Barah patriotisnya benar-benar terbakar oleh api pembebasan nasional.
Gerakan progresif yang memihak kepada kelas tertindas dan mengorganisir mereka dalam suatu organ bermilitansi supaya, membangkitkan mereka dari tidur panjangnya melawan penindasan ini.
Di mana jiwa dan nalar pemberontakan telah di bekali oleh teori perlawanan untuk mengatur taktik dan strategi pergerakan. Pergerakan seperti ini harus di pelopori oleh kaum muda bangsa Papua di titik-titik perlawanan di wilayah teritorial West Papua.
Kemajuan suatu perjuangan pembebasan harus di ukur dari seberapa banyak pengorbanan di juangkan oleh rakyat tertindas sehingga tugas kaum progresif yang bermilitan harus bergerilya di teritorialnya membangun kesadaran tentang pentingnya ada penjajahan, penindasan dan pembunuhan yang di lakukan negara penjajah dengan berbagai cara dan motif berujung mengenosaid ini perlu ada perlawanannya.
Jika generasi sekarang ini hanya tahu berwacana dan retorika belaka terhadap dinamika kehidupan penindasan yang terjadi tanpa ada gerakan perlawanan dan menunggu maka, moment-moment tertentu saja kapan akan ada suatu kemajuan dalam pembebasan itu.
Pembebasan harus di paksa jatuh dari pohonnya bukan di ambil dari kaki dian pohon yang terjatuh. Gerakan diplomasi politik ULMWP sedang mendunia tetapi tidak cukup hanya itu "ini ibarat burung terbang menjelajah udara hingga akhirnya akan kembali masuk pada sarangnya" sehingga, dalam negeri pun perlu ada peningkatan perlawanan.
Yang dapat membuat orang Papua habis dan musnah di negerinya sendiri bukanlah penyakit. Bukan pula wabah atau epidemi. Dan juga bukan karena bencana alam. Yang akan menghabisi orang Papua adalah NKRI.
Karena apa? Sebab apa mereka akan terus berdaya upaya mennghilangkan manusia Papua? Apa masalah dasarnya? Opini kita pasti bermacam-macam. Pasti amat beragam. Jawabannya pasti bukanlah satu (1) atau dua (2), tetapi akan lebih dari itu.
Salah satunya adalah yang mereka menikmatinya sekarang. Mereka kini terus mengalaminya dari waktu ke waktu. Mereka terus mau menggapainya. Semuanya itu ada di tanah Papua. Terlihat jelas di tanah Papua. Berada di alam Papua. Di dalam perut bumi Papua.
Dia adalah Sumber Daya Alam (SDA). Dia adalah Hasil hutan, hasil laut dan hasil tambang, emas, perak dan nikel. Bagi mereka, manusia Papua adalah penghalang untuk menggapainya. Manusia Papua adalah penghabat. Manusia Papua menjadi duri dalam daging.
Maka, orang Papua harus disingkirkan. Keberadaannya harus dibungkan dengan berbagai cara. Ditekan bahkan bila perlu "dihabisI". Maka, satu-satunya jalan untuk keluar dari kondisi ini adalah "Kita Orang Papua jangan hidup bersama mereka. Mereka harus tinggalkan tanah Papua. Kita harus mengatur diri kita sendiri. Janganlah kita mempertuan mereka."
Bagaimana Hukum di Indonesia?
Kebanyakan orang akan menjawab hukum di Indonesia itu yang menang yang mempunyai kekuasaan, yang mempunyai uang banyak pasti aman dari gangguan hukum walau aturan negara dilanggar. Orang biasa yang ketahuan melakukan tindak pencurian kecil langsung ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Sedangkan seorang pejabat negara yang melakukan korupsi uang milyaran milik negara dapat berkeliaran dengan bebasnya.
Itulah seklumit jawaban yang menunjukan penegakan hukum di Indonesia belum dijalankan secara adil. Oleh karena itu diperlukan adanya reformasi hukum di Indonesia.
Dalam pembahasannya menilai bahwa perkembangan penegakan hukum di Indonesia masih jauh dari harapan. Sejak Indonesia merdeka sampai pemerintahan Gus Dur pasti terdapat kekurangan- kekurangan dalam mewujudkan negara hukum di Indonesia.
Pembahasan hukum dalam makalah tersebut lebih banyak mengkritisi pemerintahan ORBA yang gagal dalam menjalankan hukum. Karena tidak berjalannya prinsip rule of law yang menuntut peraturan hukum dijalankan secara adil dan melindungi hak- hak sosial dan politik dari pelanggaran yang dilakukan baik warga maupun penguasa.
Hari-hari terus berlalu dengan kesedihan yang begitu kejam dalam hidup ini ayahku ditabrak oleh militer adikku ditembak militer.
Dan semua sudah sudah aku Banyakin korban walau kami tak tahu apa akar persoalannya namun kini militer mulai meraja lela di tempat-tempat ku berteduh di tempat kami berkebun. Kini mereka telah merampas demi satu persatu hakami mulai hilang. Dan kamipun dibunuh satu persatu menuju pada kepunahan yang sangat strategis yang dibuat militer TNI dam Porli, Win Brimob dan lainnya yang sedang bermain untuk mengenosidakan kami orang Papua hari ini.
Kawan-kawan kemanusiaan dimanapun kalian berada hari ini manusia Papua mulai punah maka itu kawan-kawan kemanusiaan perlunya ada sudah di atas dukungan persoalan pelanggaran HAM baik itu mulai dari penembakan penculikan penabrakan yang dilakukan oleh militer saat ini di Papua karena hari ini kami berteriak karena hari ini kami minta untuk hentikan namun, sebaliknya mereka menembak kami sebaliknya mereka menculik kami sebaliknya mereka menabrak kami maka itu kami rakyat Papua meminta dukungan daripada kaum-kaum sosialis dan kaum-kaum kemanusiaan yang selalu ada dalam garis perlawanan kekerasan militer agar menyuarakan kekerasan militer di negeri ujung Timur Papua ini.
Mari lindungi Papua dari kuasa iblis pakai juba apapun yang mau hancurkan Papua. Orang Papua dimanapun berada musti jaga diri baik, makan minum, jalan, berteman, berorganisasi belanja di pasar di toko dan semua aktivitas harus lakukan hati2/bijak minta hikmat Tuhan.
Kalau mau jaga dan lindungi tanah dan manusia papua maka jaga diri dengan baik agar generasi Papua Tuhan lindungi, karena ada kekuatan besar sedang iblis pakai di tanah Papua untuk hancurkan Papua.
Belakang ini di Papua terus saja terjadi pembunuhan dan tabrak lari oleh orang tak dikenal. Anehnya orang tak dikenal (OTK) ini polisi republik indonesia tidak mampu mengusut atau menemukan pelaku dan modus pembunuhan.
Kalau seperti ini dapat dipastikan bahwa terjadi pembiaran atas kejadian-kejadian dan pelakunya bisa dicurigai pihak yang punya kepentingan atas tanah dan kekayaan alam Papua.
Oleh sebab itu, kita harus hati-hati untuk beraktivitas di atas tanah Papua karena pada saat ini negara penjajah Indonesia kehabisan akal sehatnya dan sedang kepanikkan bagaikan cacing kepanasan dan babi liar yang jalan mencungkil disana sini dengan sembarangan.
Kolonial demi mempertahan West Papua di dalam bingkai NKRI. Apapun bisa dilakukan demi kepenting, kekuasaan ekonomi, politik, sosial-budaya, dll.
Berbagai strategi yang sedang ia pasang didalam semua aspek kehidupan guna untuk menghabiskan kita Orang Asli Papua (OAP) dari tanah Papua dalam waktu jangka Pendek.
Beberapa strategi telah kita ketahui dengan langsung seperti; "tabrak lari "meracuni makanan, minuman dan Mengangkat OAP yang sedang berjalan sendiri kedalam mobil hingga dibunuh lalu dibuang, Adapula yang menyamar sebagai mas ojek , tukan bakso dan pedagang kaki lima lainnya " dan masih banyak lagi cara yang sedang digunakan.
Beberapa cara penjajah telah kita ketahui melalui kasih sayang alam Papua hingga ia memberi penerangan akan hal-hal yang dapat menghabisi kita OAP.
Maka, bagi kita yang sedang berjuang murni janganlah pernah memusuhi dan berbuat yang tidak disukai oleh budayamu, alammu dan roh pribadimu sebab, merekalah penjaga dan pelindungmu.
Biarkanlah mereka yang sudah lama bergabung dalam merah putih dan telah menjadi kaki tangan Indomie dan melakukan sesuai keinginan mereka. Sebab, mereka ialah setengah manusia dimata alam Papua maka alam akan sendiri mencabut nyawa Mereka.
*) Penulis Pemula adalah Mahasiswa Papua, Kuliah di Tanah Kolinial Indonesia - Surabaya
(kabar-mapega.com)
(kabar-mapega.com)
0 thoughts on “ Hukum Indonesia Hanya Sebuah Wacana dan Retorika”