Foto sedang berlangsung diskusi di kontrakan Dogiyai, Malang (Foto Dok, Musa P/KM) |
Penginjil Asing Masuk Ke Meuwodide
Orang asing membawa firman Tuhan ke tanah Papua, guna untuk mencuri kekayaan alam Papua. Contohnya, cerita-cerita Salomo dan Nasaret itu hanya cerita dari bangsa Barat, yang menyusun dalam Alkitab sehingga menjadi panduan di gereja. Itu sama halnya dengan cerita rakyat yang saling mengejek dan berbuat baik dalam kehidupan suku Mee.
Budaya budaya sex, mabuk itu adalah budaya orang luar. Sementara budaya asli Mee itu ada namanya norma-norma, tidak usah berzina, mencuri, membunuh dan menghormati orang lain, itu budaya dari tetek-nenek moyang suku Mee.
Sistem Budaya Suku Mee Berantakan
Dahulu kebudayaan Mee selalu mengedepankan nilai-nilai dalam tradisi. Alat yang digunakan adalah maumi untuk menebang pohon dan membuat kebun, dan membuat api dari beko mamo. Dahulu orang Mee selalu membuat kebun sedikit beberapa meter, namun hasilnya melimpah ruah.
Setelah suku Mee berkontak dengan orang asing, akhirnya budaya asli luntur dan bahan bahan keramat di suku Mee menghilang perlahan perlahan. Suku mee sendiri sudah tidak lagi terbiasa membuat pagar kebun, dan lain lain menghilang. Akhirnya tradisi hidup Mee sudah tidak mencintai lagi kebudayaan suku Mee.
Malahan orang Mee asyik dengan budaya modern,mengkonsumsi makan yang instan-instan, budaya modern sekarng semikin banyak orang suku Mee sudah menggiat music, reggae dan lupakan music lokal seperti tekeuga, kaido, itu sudah tidak menggemari lagi.
Strategi Berpolitik Orang Tua Mee
Strategi berpolitik selalu mengedepankan taktik yang tepat dan sasaran. Ketika orang tua dahulu mau memberikan sesuatu barang, maka ia akan mengajak untuk timba air di hulu air, padahal disana ia simpan sesuatu barang untuk kamu. Tidak usah berjanji banyak, tetapi laksanakan secara nyata di lapangan, sebab orang tua akan melihat dan mereka akan menceritakan kepada orang lain, dan menjadi topik trending untuk mendukung anda.
Metode Penyelesaian Masalah Suku Mee
Cara mengambil keputusan selalu bermusyawarah di rumah yamewa. Disitulah tempat untuk saling tukar pikiran dan menemukan solusi bersama terhadap suatu masalah yang akan hadapi. Ketika anda sulit menemukan solusi dalam masalah, maka ajak orang tua Mee menginap ke yamewa dan minta solusi.
Bagaimana pendapat orang tua terhadap kebijakan pemerintah? Otomatis orang tua akan memecahkan masalah secara komprehensif, bila perlu minta masukan dari orang tua dan catat semua masukan itu dan terapkan itu, sebab akan terarah semuanya sesuai denggan kerinduhan masyarakat pada umunya.
Tulisan ini di rangkum berdasarkan diskusi bebas bersama Aten Goo, Benediktus Gane, Musa Pekei, Yesaya Ukago di kontrakan Dogiyai Malang. Kamis, 24 November 2016. Pukul 16.00-18.00 WIB.
*) Penulis adalah Mahasiswa Papua, Kuliah di Tanah Kolonial Indonesia, Malang
Editor: Frans Pigai
0 thoughts on “Penginjil Asing Masuk ke Meuwodide Membawa Malapetaka”