Koordinator Paniai Memperingati HUT ke-78 Kingmi Masuk di Paniai di Gereja Antiokia Enarotali, (Foto: Marinus/KM) |
Paniai (KM)-- Jemaat kristiani Paniai yang tergabung dalam koordinator Wilayah Paniai Kemah Injil Gereja Masehi Indonesia (Kingmi) Ditanah Papua atau sering disebut dengan Gereja Kemah Injil Papua (GKIP) Sinode Papua merayakan hari ulang tahun (HUT) injil masuk wilayah Meepagoo di buka Kamis (13/1/2017), di pusatkan Gereja Antiokia Enarotali -Paniai.
Pantauan awak media ini bahwa masing - masing 13 Klasis menghadiri misah perayaan masuknya injil yang ke-78 di Enarotali.
Pdt. Paulus Kayame, S.Th. MA, menjelaskan masuknya injil di wilayah Enarotali. Menurut dia, selama 18 hari pejalan melewati muara yawei dari gunung ke gunung hingga tiba di Iyaitaka- Paniai.
Kata dia, para misionaris awalnya tidak kenal budaya kita, kebiasan hidup, adat – istiadat menurut kebudayaan namun mereka rela mengorbankan jiwa, raga untuk membawa pesan Allah yaitu kabar Injil kepada suku bangsa lain.
Selain ini, kabar Injil untuk mencegah wabah dosa sosial yang mana dilakukan oleh penguasa, adat, agama, pemeritahan adat membuat mereka susah.
Makna thema yang diambil merupakan motivasi untuk generasi mudah untuk membawah harapan baru untuk gerejani. Yesus juruslamat untuk membawah damai.
Paulus, mencontohkan praktek diskriminasi, praktek genosida yang dirancangkan oleh Firaun. Musa menolak segala kekayaan di Istana Firaun, segala popularitas di istana, Musa hadir dalam keadaan kerja paksa.
Keprihatinan Musa membuat Allah menyiapkan untuk membebaskan umatnya, yang ditindas, dihina, direndahkan oleh pemerintahan Firaun. Umat menerima berita injil, dan mereka tidak menolak injil.
Melalui pdt Jefrray pekabar injil GKIP menerima kabar sukacita, damai dan terang sehingga Gereja yang mandiri, selalu bermitra dengan pemerintah dan bermitra dengan adat.
Injil ada kepada keluarga, masyarakat, desa dan kepada setiap suku bangsa di bumi ini. Pada misionaris datang pada saat penjajahan sehingga Pdt. Jefraay di bunuh oleh Tentara Jepang sama seperti kami saat ini.
Kayame, memprediksikan pada tahun 2030 etnis Malanesia di Papua akan menurun. Alasan pertama pembunuhan- pembuhan oleh aparat organik (TNI dan POLRI), penyakit, sihir dan ilmu gelap, dukung.
Selain itu, kemandulan kandungan bagi perempuan Papua, politik lokal, adu domba politik antar keluarga, marga.
Pesan kedua, ancaman, bertibu - tubi datang baik maupun buruk. Kekayaan alam diambil oleh orang lain, tanah kita dikotak" oleh orang lain, sehingga kita harus jangan memusuhi antar kita, hanya karena hal kecil, kita bisa bermusuh seperti itu.
Ketiga : kita harus mengenal identitas kita, siapa kita?, atas banyak kejahatan yang dirancangkan oleh negara, jaga ekologi, jaga alam, jaga tanah, inilah tugas dan tanggung jawab kita semua harapan menyelamatkan generasi penerus bangsannya. Jaga dusun, jangan menjual semua yang diberikan Tuhan," tutupnya pesannya.
Liputor: Marinus Gobai/KM
0 thoughts on “Koordinator Paniai Memperingati HUT ke-78 Kingmi Masuk di Paniai”