Ilustrasi Anak dan Bapa (www.google.com)/KM |
Religius, Kabarmapegaa.com--“Inilah
anak yang kukasih, kepada Nyalah Aku berkenang, dengarkanlah Dia.”
Untuk
menuju kemuliaan, Yesus harus menanggung penderitaan dahulu. Yesus telah memberi
contoh bagaimana kesengsaraan dan mau di tanggung-Nya demi keselamatan kita. Seandainya
orang mampu menanggung kesulitan, atau bahkan kesengsaraan dengan setia, semoga
juga dapat mengalami kemuliaan sebagimana Yesus yang muliah. Orang di anugrahi
wajah kemuliaannya adalah panggilan kita juga pada masa prapaskah ini ikut serta
dalam penderitaan kristus; Dengan begitu kita juga di ampunikan untuk membawa
kegagalan dan penderitaan sebagai bagian dari olah kesetiaan iman kita. (Prakata Gereja katolik kristus Raja Baciro
Yogyakarta.)
Kehidupan
manusia adalah memiliki keturun sampai zaman ke zaman yang tak berhanti. Manusia
ada karena awal dari manusia dan saat inipun selalu berjaya di muka bumi. Manusia
itu agar bersatu dalam hidup mempunyai satu ikatan yang besar yakni “keluarga.” Dari keluar itulah
membentuk satu wadah yang besar untuk hidup bersatu dan bersaudara dalam kasih
kristus.
Anak
mempunyai orang tua yang mana bertugas untuk memberikan tanggungjawab atas
kelahiran kehidupan dan kematian. Orang tua yang mengarahkan anak agar menjadi
manusia yang berguna di mata dunia. Orang tua tidak mungkin menjelaskan sesuatu
hal yang tidak berkenang tetapi memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya
untuk kamajuan hidup-Nya.
Dalam
renungan singkat ini juga sama seperti orangtua dan anak yang memberikan banyak
masukan kepada anak untuk mewartakan kabar di seluruh muka bumi. Bapanya
percaya akan kesetiaan dan kebenaran anaknya sehingga Ia mengatakan kepada
manusia bahwa “Inilah anak yang kukasih, kepda Nyalah Aku berkenang, dengarkanlah Dia.”
Manusia
mempunyai telinga untuk mendengarkan firman dan ajaran Tuhan, agar manusia
berguna di mata Tuhan untuk memuliakan atas nilai kebesaran untuk di wartakan
di mana mana.
Bapa
yang di utus anaknya di bumi sebagai sang juru slamat bagi manusia, sebagai pembawa
damai di tengah penderitaan. Kedamaian yang di bawakan untuk diterima dalam
setiap pribadi menjadi cerdas hati dan pikiran akan nilai kemanusiaan.
Yesus
hadir dalam setiap pribadi manusia untuk mengetuk pikiran agar menjadi segambar
dan serupa dengan Dia. Segambar dan serupah tidak mudah dengan kata kata tetapi
memiliki iman yang kuat untuk melawan semua tantangan persoalan kehidupan.
Merasa
diri bebas dari gangguan dan tantangan di saat saat itulah, akan hadir Sang juru
slamat dalam diri membentuk kepribadian yang segambar dan serupah dengan-Nya.
Maka
itu, dengarkan perkataan Dia sebagai utusan Bapa ke bumi sebagai raja pembawa
kedamaian dan kebenaran serta solusi semua keluh kesah manusia. Renungan
kabarmapegaa.com. (AG)
0 thoughts on “Inilah Anakku Dengarkanlah Dia”