Foto, Ilustrasi Lukisan Marinus Y/KM |
OPINI, KABARMAPEGAA – Dia bukanlah seorang sastrawan, Ia bukanlah seorang penulis yang hebat, dia bukanlah seniman yang besar, Ia bukanlah orang yang terlahir dari keturunan keluarga berdarah seni, Ia hanya orang yang mencintai seni, Ia orang yang mempunyai cara tersendiri untuk memandang seni, Ia hanya seorang penikmat dan pembuat karya seni, dan menyanjung paham dari sebuah kebebasan dalam mengekxpresikan seni diri, dari bentuk melukis, tari, drama, tubuh dan lain-lain.
Sedikit bercerita tentang pandangan saya dalam menulis. Bagi dia menulis itu adalah sebuah suara panggilan, sama seperti bermusik, di mana Anda bisa menyuarakan apa yang hati dan pikiran Anda ingin tumpahkan, tidak perlu indah, tidak perlu dengan cerita yang harus terjadi pada diri Anda, dan tidak perlu berangkai juta aksara yang luar biasa untuk mengisinya, asal tepat menempati kata, walau sederhana, itu sudah cukup bagi Anda untuk dapat membuat orang bisa memaknai arti dari setiap lukisan dan perkataan Anda.
Menurut Marinus Moy Yumai, “Cara yang paling jitu di dalam membuat lukisan tidaklah begitu sulit. Anda hanya harus sejenak keluar dari diri Anda, untuk menjadi objek pada lukisan Anda, contohnya, saat Anda ingin melukis tentang sejarah, buat diri anda menjadi teman Anda, dan tumpahkan semua yang Anda rasakan ketika Anda menjadi Teman Anda, dan rasakan juga sensasi yang akan Anda luapkan dalam sebuah lukisan yang terinspirasi dari diri teman Anda.” - Silahkan di coba -
Di dalam melukis, dia coba menciptakan sebuah karakter atau cara tersendiri untuk memanjakan para penglihatan dalam melihat lukisan dia, karena ia cenderung tidak ingin membuat penglihatan merasa pusing saat mengartikan lukisan dia, Ia tidak ingin penglihatan berpikir keras untuk mengartikan apa yang saya lukis, dari tentang apa yang dia tulis, dan untuk siapa Ia menulis.
“Di tahun belakangan ini, ada sesuatu yang sangat mengganjal pada saya, sebuah pemberontakan kecil terjadi untuk berdiri Sendiri, menjadi diri sendiri dan berpikir dengan pola pikir yang saya rasa itu pantas untuk Saya jalani, karena menurut saya, saat ini zaman sangat butuh sesuatu yang berbeda dalam penyampaian,” katanya.
“Lukis dan gaya penulisan, bukan karena tidak menghargai adat istiadat dalam menulis yang sudah ditetapkan oleh para Pendahulu, tapi bagi saya, mungkin inilah cara untuk bisa menarik minat orang dari segala,” ulasnya.
“Usia dan golongan untuk semarak dalam penglihatan, karena ternyata, siapa saja bisa lukis sebuah karya yang indah, tidak ada karya yang buruk menurut saya, karena sebuah karya itu tidak terbatas harga, dan tidak dapat di nilai secara massal dengan mata, tapi biarkan hati Anda sebagai Perorangan yang berbicara,” tutupnya. (Frans P/KM)
*) Penulis adalah anak muda Papua, Tinggal di Papua
0 thoughts on “Mengulas Sudut Pandang Marinus Moy Yumai: Pelukis Muda Papua Khususnya Meepago ”