Ilustrasi (www. doa rosario.com) |
Religius, Kabarmapegaa.com
Pengantar
Setiap
bulan Mei, Gereja memiliki devosi secara khusus kepada Bunda Maria. Hal inilah
yang membuat bulan Mei disebut juga sebagai bulan Maria. Bulan ini merupakan
bulan yang spesial dimana umat kristiani berkumpul bersama dan berdevosi kepada
bunda Maria. Pada bulan Mei ini sebenarnya umat dibawa untuk berdoa kepada
bunda Maria, dengan berbagai macam devosi. Sebenarnya tidak ada pembatasan
devosi apa yang hendak dilakukan oleh umat. Namun kerapkali penghormatan kepada
Maria dilaksanakan dalam doa lingkungan dengan mendoakan doa Rosario. Dari
kenyataan yang ada tersebut, umat kiranya perlu mendapat pemahaman atau
katekese mengenai misteri yang dirayakan selama Paskah dan kaitannya dengan doa
Rosario sendiri.
Bulan
Mei, Bulan Maria
Bulan Mei dalam tradisi
Gereja Katolik disebut juga sebagai Bulan Maria. Gereja Katolik secara khusus
mempersembahkan bulan ini untuk berdevosi kepada Bunda Maria. Devosi Maria pada
bulan ini merupakan sebuah perjalanan panjang dari tradisi gereja. Devosi ini
pertama kali muncul pada Bulan Mei 1784 di Gereja Camilian di Ferrara, Italia.
Pada tahun 1813, devosi ini telah berkembang di Roma sekitar 12 Gereja dan pada
tahun 1830 devosi ini berkembang ke seluruh wilayah.[1]
Hal ini kemudian dipertegas dengan pernyataan Paus Paulus VI dalam surat ensikliknya, the Month of Mary. Ia mengatakan, “Bulan Mei adalah bulan di mana devosi umat beriman didedikasikan kepada Bunda Maria yang terberkati,” dan bulan Mei adalah kesempatan untuk “penghormatan iman dan kasih yang diberikan oleh umat Katolik di setiap bagian dunia kepada Sang Ratu Surga. Sepanjang bulan ini, umat Kristen, baik di gereja maupun secara pribadi di rumah, mempersembahkan penghormatan dan doa dengan penuh kasih kepada Bunda Maria dari hati mereka. Pada bulan ini, rahmat Tuhan turun atas kita... dalam kelimpahan.”[2]
Hal ini kemudian dipertegas dengan pernyataan Paus Paulus VI dalam surat ensikliknya, the Month of Mary. Ia mengatakan, “Bulan Mei adalah bulan di mana devosi umat beriman didedikasikan kepada Bunda Maria yang terberkati,” dan bulan Mei adalah kesempatan untuk “penghormatan iman dan kasih yang diberikan oleh umat Katolik di setiap bagian dunia kepada Sang Ratu Surga. Sepanjang bulan ini, umat Kristen, baik di gereja maupun secara pribadi di rumah, mempersembahkan penghormatan dan doa dengan penuh kasih kepada Bunda Maria dari hati mereka. Pada bulan ini, rahmat Tuhan turun atas kita... dalam kelimpahan.”[2]
Bulan Mei sebagai Bulan Maria bertepatan
pula dengan masa Paskah, hal ini mau menekankan partisipasi Bunda Maria dalam
Misteri Paskah. Selain itu Bunda Maria juga berpartisipasi dalam peristiwa
Pentakosta dimana gereja berawal. Disini Bunda Maria bersama Gereja dalam
semangat kebangkitan dan di bawah bimbingan Roh Kudus. Namun perlu diperhatikan
pula arahan SC 108 yang menekankan pula agar umat beriman pertama-tama
mengarahkan hati pada pesta-pesta Tuhan dan misteri keselamatan Allah sendiri.[3]
Doa
Rosario
Penghormatan kepada
Bunda Maria memang mendapat perhatian dalam Gereja, terlebih sejak abad 16. Di
tengah berbagai serangan Turki dan orang Barbar, Paus Pius V mengarahkan seluruh
umat (terutama kerajaan Kristen di Eropa) untuk menyerahkan diri pada
perlindungan Bunda Maria. Ketika perang berkecambuk terdengarlah dari antara
tentara yang menyerukan nama Maria dan akhirnya mereka mendapat kemenangan.
Kemudian dengan banyaknya kemenangan itu, diperingatilah hari tersebut sebagai
Pesta “Bunda kemenangan Kami” yang oleh Paus Gregorius XIII disebut sebagai
pesta “Rosario suci/ The Holy Rosary”. Bunda Maria bukan hanya memberikan
kemenangan dalam peperangan tetapi juga membawa terang di tengah biadaah yang
ada.[4]
Disamping seluruh
kemenangan yang diperoleh itu, Paus Leo XIII melihat bahwa perlindungan dan
belas kasih Bunda Maria juga menyertai umat pada jamannya. Paus ini percaya
bahwa Bunda Maria dapat melepaskan dari malapetaka yang ada, maka iapun
menetapkan bulan Oktober sebagai untuk dipersembahkan kepada Bunda Maria
sebagai “Ratu Rosario suci”. Disini seluruh Gereja diminta untuk merayakannya.
Penyertaan bunda Maria tidak hanya terjadi pada abad lalu, tetapi sampai
sekarang dan banyak kisah-kisah dari banyak orang tentang kemurahhatian Bunda
Maria misalnya dengan penampakan dirinya kepada Bernadette Soubirous dari
Lourdes, Prancis.[5]
Belaskasih kasih dari Bunda Maria yang diterima oleh Bernadette di Lourdes tidak hanya berhenti pada jamannya, tetapi sampai saat ini. Penyertaan Bunda Maria itu nyata dengan mendoakan doa Rosario. Melalui Rosario umat kristiani juga diajak mengalami kedalam kasih dan keindahan wajah Yesus sendiri.[6]
Belaskasih kasih dari Bunda Maria yang diterima oleh Bernadette di Lourdes tidak hanya berhenti pada jamannya, tetapi sampai saat ini. Penyertaan Bunda Maria itu nyata dengan mendoakan doa Rosario. Melalui Rosario umat kristiani juga diajak mengalami kedalam kasih dan keindahan wajah Yesus sendiri.[6]
a.
Berdoa
bersama Maria dan bertransformasi dalam doa Rosario
Seringkali pertanyaan yang muncul dari umat adalah
mengapa kita harus berdoa? Pertanyaan ini sangat menarik dan Theresia dari
Kalkuta menjawabnya dengan tepat. Ia berkata “karena saya tidak dapat bersandar
dari diri saya sendiri, saya bersandar pada Tuhan 24 jam sehari”. Disini ia
menyadari bahwa keberadaannya di dunia ini karena Tuhan, maka ia gantungkan
hidupnya pula pada Tuhan. Selain itu doa mendapat arti yang lebih luas yaitu
sebagai sebuah relasi terus-menerus pada Tuhan dan sebagai sebuah hidup itu
sendiri.
Dalam doa Rosario seluruh doa umat dibimbing juga
untuk menyandarkan diri pada belaskasih Tuhan dan menjalin relasi dengannya.
Seluruh doa dalam Rosario itu ditujukan kepada Yesus sendiri sebagai pengantara
satu-satunya kepada Allah. Bila Ia adalah perantara satu-satunya, apa peranan
Maria? Dalam doa Rosario, secara langsung doa itu ditujukan kepada Bunda Maria
agar ia menyampaikan doa itu kepada Yesus sendiri. Hal itu sama seperti
peristiwa di Kana. Dalam doa Rosario, doa umat disatukan dengan doa Maria
sendiri dan ditujukan pada Yesus. Dengan kata lain, umat berdoa bersama Maria.
Dalam doa Rosario, umat bersama Bunda Maria dan mengarahkan perhatian pada
Yesus sendiri. Hal itu tampak pada permenungan peristiwa-peristiwa yang ada
dalam doa Rosario.
Doa Rosario tidak hanya merenungkan
misteri Keselamatan dalam diri Yesus. Namun doa juga mengarahkan manusia untuk
menjadi semakin sempurna dan model kesempurnaan yaitu Yesus Kristus. Kristuslah
sang guru dan model bagi seluruh murid-Nya. Semua umat Allah diminta
bertransformasi (berubah) sama seperti modelnya yaitu Kristus. Selain itu dituntun
untuk masuk dalam sebuah kehidupan keluarga kudus. Disanalah umat diajak
bertemu dengan Kristus. Dengan relasi terus-menerus ini umat bersama Yesus
Kristus sendiri menjadikan mereka mampu tahu apa artinya kemurahhatian,
kemiskinan, kesabaran dan kesempurnaan. Mereka tidak hanya tahu saja apa yang
mereka terima dari Yesus Kristus, tetapi juga dapat hidup seperti Kristus
sendiri. Dengan kata lain seluruh hidup mereka ada didalam Kristus dan untuk
Kristus sendiri. Dengan demikian doa Rosario tidak hanya berakhir hanya pada
doa, tetapi pada hidup itu sendiri.[7]
b.
Makna
dari setiap doa dan peristwa dalam Rosario
1. Doa-doa
-
Dalam doa Rosario, doa dibuka dengan
tanda salib. Tanda salib sebagai pembuka dan penutup dalam doa. Tanda salib
merupakan perpaduan antara kata-kata dan perbuatan. Selain itu tanda salib
merupakan ringkasan iman akan Tritunggal dan juga misteri keselamatan yang
dikerjakan Yesus melalui Salib.[8]
-
Doa aku percaya merupakan pernyataan
umat dan menjadikan iman sebagai dasar dalam perjalanan doanya. Namun lebih
dari itu semua, syahadat itu juga “jawaban manusia kepada Allah yang mewahyukan
dan memberikan Diri kepada manusia dan dengan demikian memberikan kepenuhan
sinar kepada dia yang sedang mencari arti terakhir kehidupannya”.[9]
-
Doa Bapa kami dalam doa Rosario, umat
diarahkan untuk melihat Bapa yang ada di surga. Allah adalah Bapa manusia,
sehingga manusia berani menyatakan Abba ya Bapa. Dengan demikian Allah yang
jauh tetapi Allah yang dekat dengan manusia. Relasi dengan Allah sebagai Bapa,
membuat semua umat yang berdoa itu sebagai satu saudara.
- Doa Salam Maria sebenarnya merupakan
sebuah kalimat yang dikatakan oleh Elizabet ketika ia dipenuhi dengan Roh
Kudus. Dalam doa itu sebenarnya merupakan sebuah pernyataan kekaguman atas
kebesaran Allah yang memberikan anugerah terbesar dalam sejarah umat manusia yaitu
misteri inkarnasi. Selain kekaguman terhadap kebesaran Allah, doa itu tidak
terpisah dari penyebutan nama Yesus yang menjadi “buah tubuh” dari Maria.
Penyebutan nama Yesus ini merupakan pusat dari seluruh doa itu sendiri dan
dimana keselamatan itu berasal. Relasi yang dekat antara bunda Maria dan Yesus,
akhinya mengarahkan umat untuk menyerahkan permohonannya kepada Maria dan saat
kematiaannya.[10]
-
Kemuliaan merupakan merupakan pujian
trinitas yang merupakan tujuan akhir hidup manusia. Pujian ini dilambungkan
akan persekutuan Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus.[11]
2. Peristiwa
yang direnungkan
Doa
Rosario sebenarnya mengarahkan umat untuk merenungkan kehidupan Yesus baik
dalam suka, duka dan mulia dalam karya penyelamatan. Disisi lain umat juga
diarahkan untuk melihat bagaimana Yesus berkarya dalam peristiwa terang.
-
Peristiwa gembira
Pada
peristiwa gembira, seluruh perhatian diarahkan pada peristiwa inkarnasi dimana
Allah mau menjadi manusia. Yesus itulah yang menjadi kabar gembira, karena dari
Dialah keselamatan manusia diperoleh. Disini umat diarahkan juga oleh Maria
untuk menemukan kegembiraan itu dalam diri Yesus.
-
Peristiwa terang
Yesus
adalah terang dunia. Ia adalah sang terang yang memperkenalkan kerajaanNya
kepada dunia. Ia yang adalah Allah mau sama menjadi manusia, ada di
tengah-tengah manusia, bahkan menyerahkan diriNya dalam perjamuan terakhir.
Seluruh peristiwa terang ini, tidak dapat dapat dilepas dari peran Maria ketika
di Kana, dimana Ia memperkenalkan Yesus di depan publik.
-
Peristiwa sengsara
Peristiwa
sengsara Yesus mendapat perhatian khusus terutama dengan apa yang terjadi pada
diri Yesus. Penderitaan itu dimulai ketika Yesus bergulat untuk menjawab ‘Ya’
atau ‘tidak’, akan kehendak Allah. Penderitaan yang akan terjadi itu, akhirnya
Ia terima dan akhirnya Ia tergantung di salib. Yesus ini adalah manusia yang
sejati dan sesuai dengan kehendak Allah atas manusia pada penciptaan awal.
Dalam peristiwa sengsara ini, bunda Maria tetap setia mengikuti Yesus. Ia
mengajak umat pula untuk setia dan melihat betapa besar cinta Allah dan
pemberiaan diriNya bagi manusia.
-
Peristiwa mulia
Peristiwa
gembira, terang dan sengsara, akhirnya ditutup dengan peristiwa mulia.
Peristiwa-peristiwa ini menjadi dasar iman manusia. Ia yang mati dan kemudian
bangkit serta naik ke surga, menjadi kepastian iman akan Yesus sendiri. Iman
itu diperkuat akan datangnya Roh Kudus dan saat itulah harapan akan akhir
tujuan hidup manusia ditemukan. Dalam peristiwa mulia ini, Maria juga menjadi
teladan bagi umat untuk mengarahkan perhatiannya pada tujuan akhir hidup
manusia.[12]
3. Pengulangan
Pengulangan dalam doa seringkali membuat bosan dan
tidak meninggalkan kesan apa-apa. Tetapi hal itu berbeda, ketika diungkapkan
seperti mengatakannya kepada orang yang dicintai dengan segala ekspresinya. Pengulangan
itu juga dapat dilihat ketika Yesus bertanya 3 kali kepada Petrus. Yesus
bertanya: Simon anak Yohanes, apakah engkau mencintai Aku? (Yoh 21: 15-17).
Disana dapat dilihat bahwa dalam pengulangan terdapat suatu permintaan terus
menerus dan disisi lain jawaban yang sama. Hal ini merupakan pengalaman umum
manusia akan cinta.
Pengulangan doa salam Maria memang secara langsung
mengarah kepada bunda Maria, tetapi sebenarnya tertuju kepada Yesus. Dialah
yang menjadi akhir dari seluruh seluruh cinta dan perjalanan hidup manusia.
Dengan demikian pengulangan sebenarnya didasarkan atas kerinduan untuk bersatu
dan menjadi sama seperti Kristus. Sehingga akhirnya kecintaan akan Kristus
tumbuh dalam diri manusia dan seperti rasul Paulus yang menyerukan “bukan lagi aku
yang hidup melainkan Kristulah yang hidup dalam diriku” (Gal 2: 20).
4. Saat
hening
Dalam
doa Rosario ada saat hening, saat itu umat diminta untuk merenungkan peristiwa
tertentu dalam doa Rosario itu. Hal ini diteladankan oleh bunda Maria yang
merenungkan segala peristiwa yang dialaminya. Di dalam keheningan itu, Maria bergumul
dengan segala permasalahannya, tetapi ia juga mencari jawaban atas segala
kehendak Allah atas dirinya.
Bulan Maria dan doa
Rosario
Doa
Rosario dalam bulan Maria merupakan salah satu ulah kesalehan umat untuk
memasuki misteri Paska, karena doa Rosario sendiri sebenarnya merupakan doa
yang kristosentris.[13]
Doa ini menghantar umat untuk merenungkan misteri keselamatan terutama dalam diri Kristus dan misteri paska-Nya. Dengan begitu doa Rosario menjadi sarana efektif bagi umat untuk ambil bagian bersama bunda Maria dalam peristiwa keselamatan dalam diri Yesus sendiri.
Doa ini menghantar umat untuk merenungkan misteri keselamatan terutama dalam diri Kristus dan misteri paska-Nya. Dengan begitu doa Rosario menjadi sarana efektif bagi umat untuk ambil bagian bersama bunda Maria dalam peristiwa keselamatan dalam diri Yesus sendiri.
Dalam doa Rosario tidak
hanya perenungan akan peristiwa misteri keselamatan dalam diri Kristus yang
memampukan umat untuk memasuki misteri itu. Namun dalam setiap doa seperti
Tanda Salib, Aku Percaya, Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan. Doa-doa ini bila
disadari membawa umat pada hal itu juga. Tanda Salib, Kemuliaan dan Aku Percaya
membawa umat pada misteri diri Yesus dalam sebuah kesatuan dengan Trinitas.
Sedangkan doa Salam Maria mengarahkan umat untuk menyadari misteri inkarnasi
Yesus dalam diri perawan Maria. Sedangkan doa Bapa Kami mengarahkan umat
menjadi saudara Yesus sendiri. Dalam diri Yesuslah, umat dapat menyebut Allah
dengan sebutan Bapa. Dalam doa ini pulalah, umat diajak masuk dalam
peristiwa-peristiwa yang direnungkan dalam doa Rosario bukan sebagai pengamat.
Justru umat diajak masuk dalam misteri paska Yesus karena kesadaran sebagai
saudara Yesus sendiri.
Doa Rosario menjadi
salah satu bentuk ulah kesalehan yang penting dalam memasuki misteri paska
Yesus dan hal ini tidak terlepas dari liturgi. Liturgi gereja secara
keseluruhan mengantar umat untuk bersama merenungkan misteri yang dikerjakan
Yesus bukan pribadi tiap pribadi, tetapi sebagai sebagai satu kesatuan umat
Allah. Dengan kata lain ulah kesalehan dalam bentuk doa Rosario itu tidak
terlepas dari liturgi Gereja sendiri.[14]
Formalitas dalam doa
Rosario di bulan Maria
Dalam
kenyataannya, praktik doa Rosario di bulan Maria tidaklah sesuai dengan apa
yang seharusnya dilakukan atau didoakan. Dalam doa lingkungan doa Rosario yang
dilaksanakan kerapkali jatuh pada pengucapan doa-doa belaka. Hal itu tampak
dengan doa yang diucapkan begitu cepat dan tanpa penghayatan akan makna doa
yang diucapkan. Seperti apa yang dikatakan oleh Stefan Leks, doa akhirnya
cenderung pada sebuah aktivitas yang harus diselesaikan dan menyisakan rasa
jemu bahkan pikiran kosong.[15]
Bukan
hanya sekedar doa yang terungkap lewat bibir saja, doa Rosario akhirnya juga
terpisah dari misteri paska itu sendiri. Doa Rosario pada bulan Maria, tidak
lagi merefleksikan secara khusus misteri paska yang menjadi inti perenungan
seluruh kehidupan kristiani. Sehingga waktu hening dan pembacaan Kitab Suci
yang menjadi sarana untuk merefleksikan misteri Paska, tidak digunakan dengan
baik oleh umat. Pada akhirnya umat hanya mendoakan 50 butir Rosario itu sebagai
sesuatu yang harus diselesaikan. Sedangkan peristiwa-peristiwa yang sebenarnya
harus direnungkan, hanya dibaca dan dilalui begitu saja. Dari kenyataan ini
dapat dilihat keterpisahan atau ketidak seimbangan antara ulah kesalehan dengan
liturgi dalam diri umat Allah. Hal ini disebabkan beberapa faktor yaitu:
1. Kesadaran
akan cita misteri paskah yang mungkin telah melemah dalam diri umat dan hal ini
akan tampak pula dalam aktualisasinya. Hal ini terjadi ketika umat belum
menyadari hirarki kebenaran dan tanpa disadari pula berpaling ke misteri
penyelamatan lain dalam hidup Kristus, Santa perawan Maria.[16]
2. Kurangnya pemahaman akan kesalehan umat
terhadap sejumlah realitas gerejawi. Disini umat tidak dapat mengetahui
keterkaitan antara ulah kesalehan dengan liturgi gereja secara menyeluruh.
Terlebih, liturgi tidak dilihat sebagai puncak kegiatan gereja yang mengalirkan
kekuatan. Disisi lain ulah kesalehan tidak dilihat sebagai partisipasi sadar
dan aktif umat dalam doa Gereja.[17]
Menumbuhkan
penghayatan doa Rosario
Dalam menumbuhkan penghayatan doa Rosario yang lebih mendalam dan tidak jatuh dalam formalitas doa, ada beberapa hal yang perlu diterima oleh umat. Pertama mengenai katekese akan makna Bulan Mei dan makna doa Rosario seperti yang telah dibahas sebelumnya. Hal ini perlu bagi umat untuk menambah pemahaman yang lebih mendalam dan juga makna akan ulah kesalehan yang mereka lakukan. Katekese merupakan langkah awal untuk memahami apa yang dilakukan oleh umat dalam kesatuannya dengan Gereja seluruhnya berkaitan dengan ulah kesalehan tersebut.
Dalam menumbuhkan penghayatan doa Rosario yang lebih mendalam dan tidak jatuh dalam formalitas doa, ada beberapa hal yang perlu diterima oleh umat. Pertama mengenai katekese akan makna Bulan Mei dan makna doa Rosario seperti yang telah dibahas sebelumnya. Hal ini perlu bagi umat untuk menambah pemahaman yang lebih mendalam dan juga makna akan ulah kesalehan yang mereka lakukan. Katekese merupakan langkah awal untuk memahami apa yang dilakukan oleh umat dalam kesatuannya dengan Gereja seluruhnya berkaitan dengan ulah kesalehan tersebut.
Kedua, ulah kesalehan bukan
hanya perkara kognitif belaka, tetapi lebih pada juga sebuah pengalaman umat
Allah dengan Yang Kudus atau Yang Transenden. Pengalaman itu dialami ketika
umat Allah itu sendiri memasuki pergumulan mereka dengan Allah sendiri. Dalam
doa Rosario, umat dimungkinkan mengalami hal yang sama yaitu pengalaman dengan
Allah sendiri. Hal ini bukan hanya sebuah teori saja, tetapi pengalaman Gereja
dalam sejarahnya. Namun dalam doa ini dibutuhkan pula kesabaran, kerinduan dan
kepasrahan serta penyerahan diri yang penuh kepada Allah sendiri. [18]
Penutup
Doa Rosario sebagai sarana dalam
menghayati misteri paska dalam bulan Maria, merupakan sebuah ulah kesalehan
yang sebenarnya mengarahkan umat untuk memasuki misteri tersebut. Kedalaman doa
itu itu telah teruji dan membawa umat Allah pada Yesus sendiri. Dengan begitu,
doa ini penting bagi umat Allah dan mestinya juga dihayati dengan
sebaik-baiknya. Dengan demikian misteri paskah yang direnungkan oleh Gereja
dapat juga dialami oleh umat.(KM.)
[2]
http://www.santoyakobus.org/page/content/article/15/BULAN-MEI---BULAN-MARIA.html diakses 02 Mei 2017.
[3] Direktorium tentang Kesalehan
Umat dan Liturgi, 191.
[7] Ibid.
[8] Bdk. Frans Sugiyono, Mencintai Liturgi, Yogyakarta: Kanisius, 2014, hlm. 21. Dan http://www.vatican.va/holy_father/john_paul_ii/apost_letters/documents/hf_jp-ii_apl_20021016_rosarium-virginis-mariae_en.html diakses 02 Mei 2017
[9] KGK 26.
[11] Ibid.
[12] Ibid.
[13] Ibid.
[14] Bdk., Direktorium tentang
Kesalehan Umat dan Liturgi, 190.
[15] Stefan Leks, Rosario Berdasarkan Alkitab, Yogyakarta: Kanisius, 2006, hlm. 7.
[16] Bdk., Direktorium tentang
Kesalehan Umat dan Liturgi, 48.
[17] Ibid 51 dengan 71.
[18] Ibid. 61.
0 thoughts on “Bulan Maria dan Rosario”