Tanah papua tanah darah, ilustras.com/KM. |
Oleh Yustus Muyapa
OPINI, KABARMAPEGAA.COM--“Setiap detik selalu ada nyawa manusia, setiap detik selalu di perkosa
dimana mana di sekitar tanah papua, setiap waktu di tindas dan di maki seperti
bintang, setiap waktu selalu mencuri alam, setiap waktu selalu mengutus TNI
PORLI ke tanah papua,tanah papua tanah darah kapan ada solusi”
Manusia sebenarnya
selalu saling menghargai diantara perbedaan suku ras budaya dan kas yang ada, namun
karena keirian dan ketidaksukaan antara sesama membuat selalu korban dan
mematikan pejuangan hingga menghabis nyawa.
Dulunya Papua di
sebut sebagai tanah yang kaya raya yang
di selimuti berbagai keanekaragaman alam
dan manusia yakni budaya suku dan bahasa yang berbeda tetapi saling menghargai
itulah kesatuan Papua. Namun saat ini negara Indonesia memanfaatkan orang orang
tertentu dari Papua untuk menghabiskan nyawa. Adapun dari kesatuan Papua mereka
yang dapat membeda bedakan. Ko dari pantai, ko dari gurung, ko suku ini, sa
suku ini, ko bahasa ini, sa bahasa ini. Semua ini membuat ikatan Papua yang
satu akan berpisah karena permainan negara boneka. Mengapa orang Papua percaya
dan ingin mengikuti langkah permainnya dari negara boneka ini?? Itu menjadi pertanyaan.
Bila orang
asli tidak menjaga daerah (Papua) siapa yang di harapkan untuk menjaga. Sama hal juga dengan diri kita, bila
diri kita tidak merewat siapa yang merawat. Jangan mengharap orang lain
memperbaiki karena itu adalah mimpi di siang bolong.
Orang asin
memanfaatkan di daerah Papua dengan berbagai cara, membeli tanah dengan murah
murahan,menjadi orang terkecil di sekitan lingkungan, saat saat itu mereka
membaca situasi, membangun komunikasi dengan warga setempat seperti orang yang
baik, di terima dengan sepenuh hati dan di makan kembali pada waktu yang tidak di
tentukan sama kata pribahasa “di kasih hati minta jantung.”
Ulah dari hal
hal kecil ini, saat ini Papua berduka karena
dimana dimana tanah Papua setiap detip jam,setiap hari dan minggu dan bulan tahun
terhamburan darah manusia seperti kejadian kemarin
"Warga
Egebutu, Dogiyai Papua berduka. menelang korban 9 orang anak. Ini kemarin baru terjadi dan masih banyak orang Papua meninggal di makan
TNI Porli Indonesia. Andaikan Bapa
pimpinan Indonesia punya mata hati dan jiwa bisa memberikan solusi tepat pada tanah dan orang papua. Tetapi karena
kemungkinana utusan untuk rencana tertentu sehingga selalu terjadi seperti
mengalirnya air tiap waktu.http://www.kabarmapegaa.com/2017/05/dogiyai-berduka-ini-video-klip-singkat.html
Bila dunia
atau orang orang tentu punya mata, tolong dengarkan bahwa Papua dalam kedukaan
tiap detik. Semua yang di bunuh di bawa umur sekolah. Generasi Papua semakin
habis, wahai pemerhati “HaK Asasi Manusia” dengan penuh rendah hati tolong
dengarkan bahwa Papua dalam kedukaan. Kami mohon ada suara untuk kami dan
membuka ruang ke publik dunia agar dunia boleh mengenai situasi Papua.
Aku di bunuh, aku di
perkosa, aku dicaci maki, aku pun daerah di ambil. Setiap waktu selalu dimakan nyawa
manusia, apakah anda Tuhan? Apakah anda yang menciptakan. Tuhan aku memohon
tolong membalas sesuai perbuatan mereka. Mereka siapa aku siap Tuhan, meraka
berdarah merah akupun demikian, maka aku memohon dengarkan jeritan dan tagisan
anak negri Papua.
Saya memohon
kepada Bapa pimpinan negara Indonesia, bahwa yang bertugas TNI PORLI dan orang orang Indonesia berciri kulit putih dan berambut
panjang yang ada di papua, maupun Papua barat
yang baru tamat dari SMA Mereka punya tujuan bukan melayani bukan tugas negara
tapi mereka punya kepentingan tertentu yakni memakan
manusia. Tolong anak negri menyampaikan di tarik kembali pada negara Indonesia karena
banyak di makan manusia Papua.
Saya menulis
di sisi (HAM) saja, masih banyak masalah yang terjadi di bidang
ekonami,pendidikan, politik, sosial, budaya,dan lain lain. Masalah yang terjadi
di Papua masalah kecil sampai besar. Dari masalah rumah tangga sampai nyawa
manusia.
Komnas HAM
pimpinana negara Indonesia dan negara negara yang bersangkutan sekali lagi
tolong memberikan solusi mengenai pelengaran “HAM’’ yang selalu terjadi di
tanah Papua. Untuk pemerhati orang orang ditanah Papua tetap memerhati dan kami
mohon informasi mengenai permasalahan Papua tolong sampaikan kenegara negera,
agar dunia mengenal pulau Papua dalam kondisi seperti ini.(Ansel/KM.)
Penulis adalah Mahasiswa Papua Kuiah di Papua
0 thoughts on “ Tanah Papua Tanah Darah Kapan Berhenti”