Foto, Damianus Muyapa, Dok/KM |
Oleh: Damianus Muyapa
OPINI-KABARMAPEGAA.COM-- Pesta Babi bagi Masyarakat suku Mee Paniai sangat bermanfaat dalam hidup setiap hari sehingga Masyarakat paniai selalu di rayakan ketika masyarakat Suku Mee menempati di daerah itu sampai sekarang ini. Di sini menjelaskan secara mendalam tentang kata”Arti” ini ada istilahnya adalah semantisme. Semantisme adalah ilmu yang mempelajari tentang arti kata,kalimat dan bacaan dapat dianalisa kemudian bisa memberikan makna atau arti baik arti biasa maupun arti harafiah, ada pula istilah lain adalah idom. Idiom adalah satu arti tetapi beberapa kata, salah satu contohnya: Cast in a different mold artinya: berbeda sama sekali, catch fire or take fire artinya terbakar dan lain-lain.
Pesta Babi menurut semantisme bahwa pesta babi mempunyai banyak arti atau makna sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada pada manusia dan pesta babi selalu di lakukan pada setiap daerah tetapi arti dan makna-nya tidak sama, namun arti yang berbeda satu sama yang lain seperti Pesta babi bagi Masyarakat suku Wamena dengan Masyarakat Suku Mee Paniai.
Acara pesta babi di adakan pada saat peresmian Gereja, Rumah, Kantor-Kantor pemerintah maupun swasta yang baru, dan lain pula pesta babi diadakan ketika orang meninggal, sebelum mulai perang, setelah selesai perang, dan lain sebagainya, pesta babi bukan hanya makan bersama-sama saja, tetapi pesta babi ini dapat mempraktekan dan mewujudkan rasa kasih sayang yang dimiliki oleh setiap orang yang hadir pada acara pesta babi. Di sini menyajikan beberapa makna Pesta babi di laksanakan oleh masyarakat suku Mee Paniai.
1. Makna pesta babi sisi Sosial
Pesta Babi atau yuwo merupakan satu-satunya pesta budaya yang sangat besar bagi penduduk MEE Paniai karena begitu banyak babi yang akan dipanah pada perayaan yuwo, maka Pesta ini lebih dipopulerkan dengan istilah “Pesta Babi” pesta yuwo bukan merupakan dorongan berdasarkan keberhasilan peternakan babi yang dimiliki, tetapi berdasarkan perhitungan dagang. Pesta yuwo juga membawa dampak sosial yang positif. Sejumlah orang memperkukuh dan mempererat hubungan lama dan baru antar tamu.
Untuk orang lain, pesta yuwo merupakan saat yang cocok untuk memperbaiki hubungan yang sempat rusak. Terjadilah suasana saling mengampuni, sehingga hubungan antar penduduk dan tamu dapat baik dan lancar kembali . Pada saat yuwo di bahas masalah-masalah besar, didiskusikan dan di pecahkan, sehingga pesta diakhiri dengan damai. Bagi para sponsor yuwo, semakin banyak tamu yang menghadiri pesta dan semakin banyak babi yang dipanah semakin tinggi prestise yang di peroleh. Pesta yang sukses akan berulangkali di ceriterakan kembali oleh penduduk dan diingat oleh masyarakat selama bertahun-tahun.
Sejumlah nilai sosial masih dihayati oleh sebagian besar penduduk Mee. Pada saat Yuwo berlangsung, orang berkesempatan memperbaharui hubunganhubungan yang sempat rusak, bagi orang lain juga mulai menjalin hubungan baru.Sementara sebagian penduduk lagi, makin Mempererat dan memperkuukuh hubungan yang telah berlangsung, sesuai yuwo ini pun, sejumlah masalah dibahas, didiskusi dan berbagai permasalahan dipecahkan.
Banyak orang mengakhiri pesta yuwo dengan rasa damai, bangga dan gembira. Penduduk bergembira karena persediaan daging babi sudah habis terjual. Orang-orang biasa yang menjual hasil kerajinan atau barang tertentu pun gembira karena jualannya laku. Sejumlah orang merasa gembira karena berhasil membuka relasi baru dengan kenalan-kenalan baru. Rasa damai meliputi orang-orang yang berhasil memperkukuh relasi pribadi dan yang memperbaharui relasi yang sebelumnya sempat rusak. Persoalan berat berhasil di selesaikan, sehingga semua itu menciptakan dan mendukung suasana damai dan gembira antar anggota masyarakat yang sebelumnya mungkin saling bermusuhan.
Ada pula makna atau arti dari pesta babi ini dimana saat yang tepat untuk mengambil kesempatan yang baik untuk mempertemukan orang kaya dengan orang miskin, orang yang kelas bawah dengan menengah, orang yang kelas menengah dengan atas. Dalam kehidupan sehari-hari ang kaya tidak mau mendekati atau bergaul dengan orang miskin tetapi pada pesta babi inilah saat yang tepat untuk bertemu dan memberi salaman satu sama yang lain.
Masyarakat paniai tidak selalu makan babi pada setiap hari dan malam, namun mereka makan sesuai dengan berkat, mereka dapat piara babi beberapa tahun kira-kira 2 atau 3 tahun lebih maka selama piara mereka bertahan walaupun ingin makan dangin babi, bagi mereka kalau tidak makan babi tidak tenang dalam hidup karena babi adalah daging yang paling cocok bagi tubuh dibandingkan dengan daging yang lain, oleh karena itu, Pesta babi ini bisa mendapat kesempatan yang bagus dan tepat untuk mendapat atau menikmati daging babi karena pada pesta babi ini banyak yang di potong babi sekitar 100 ekor atau lebih babi apa lagi bagi ibu-ibu janda maupun orang yang kelas bawah atau ekonomi lemah dalam hidup artinya orang yang hidup yang tidak mencukupi dalam hidup terutama membeli babi atau daging babi yang orang kaya atau orang berekonomi yang tinggi dapat dijual pada saat-saat dipotong. Inilah arti pesti babi bagi masyarakat suku Mee dapat makan daging babi terutama bagi orang yang berekonomi lemah atau golongan miskin.
Pesta babi dapat membangkitkan semangat hidup baru, pesta babi bisa mengairahkan untuk membangun rumah baru, mau menyekolahkan anak-anaknya, mau beternak babi, dan sebagainya. Mereka sudah dirancang dan diatur untuk harus ada yuwo atau pesta babi hanya karena pesta babi merupakan acara yang paling cocok untuk menciptakan dan membangun satu ikatan dimana tempat untuk menampung dan tempat untuk mengumpulkan pemikiran-pemikiran terutama perasaan-perasaan malas dan pemikiran- pemikiran negatif atau primitif dapat di hilangkan atau di musnakan melalui pesta babi ini.
2. Makna Pesta babi sisi Ekonomi
Nilai Ekonomi yang melekat pada pesta yuwo masih dipraktekan. Pada hari yuwo banyak orang dari berbagai kampung dan desa, datang menghadiri pesta tersebut. Jual beli daging babi, hasil kerajinan tangan dan barang-barang lain, masih berlangsung pada yuwo nagoo.
Manusia suku Mee dikenal sebagai pekerja ulet. Keuletan bukan sebatas retorika akan tetapi diukur dari batas kemampuan Manusia Mee sendiri. Sejak kecil manusia Mee dididik untuk bermandiri. Sebagai manusia dewasa dimasa depan, ia harus mampu memenuhui kebutuhan hidupnya. Lebih lagi, ia harus berjuang dan berusaha menjadi kaya/Tonawi. Menjadi Tonawi harus mengeluarkan keringat tetapi terlebih lagi harus mempunyai banyak lahan tanah yang luas/Mude Maki, memiliki babi banyak/Ekina Unima, pandai berusaha/Edepede, Harus banyak istri/ Waka Umina dan memang rata-rata beristri lebih dari seorang.
Dalam mengembangkan usaha ekonomi, orang tidak selalu mengalami perjalanan mulus, namun mengalami kegoncangan–kegoncangan karena bencana-bencana alam, sesuai letak kondisi wilayah. Hal ini merupakan kejadian alam, namun telah mendatangkan banyak pertanyaan bijak, pertanyaan demikian, meletakkan perbandingan: dahulu jarang terjadi bencana, mengapa sekarang hampir setiap saat? Dampak dari bencana-bencana tersebut ialah kesediaan masyarakat untuk mengembangkan usaha melalui ternak, menurun masyarakat untuk mengembangkan usaha melalui ternak, menurun Bersamaan dengan menghilangnya yuwo, kaum Laki-laki mengalami kesulitan untuk mendapatkan uang. Hal ini berarti, menunggu yuwo baru memperoleh uang/hasil.
Peluang dan kesempatan area pesta rakyat yuwo memang mendagangakan hasil ternak babi. Pemasaran babi dilakukan melalui penjajakan kerumah-rumah dari keluarga-keluarga yang dianggap mampu membeli bagi sehubungan dengan istilah pesta babi/yuwo. Hilangnya yuwo mematikan semangat kaum pria Mee. Yuwo merupakan kesempatan saling bersaing dan sekaligus pendidikan pengadaan sikap ekonomi demi semangat hidup, gairah bersaing secara sehat. Dengan hilangnya yuwo semangat juang pria Mee juga hilang.
Kondisi daerah paniai sekarang Ialah bahwa penduduk di satu pihak mengalami pemanjaan uang, sehingga mulai berkembang anggapan bahwa semua orang yang berkedudukan, sama kuat dalam status ekonominya. Pengecuali ialah para pengawai-khususnya para kepala bagian-yang telah merasa diri Tonawi secara finansial berdasarkan uang yang dimilikinya. Secara langsung maupun tidak langsung, kesibukan para kepala bagian menambah uang secara langsung atau tidak langsung, terutama apabila melaksanakan banyak perjalanan Dinas.
Pesta babi bukan makna konotasi atau kiasan tapi makna denotasi artinya pesta babi mempunyai makna yang sungguh luar biasa baik karena pesta babi bisa membawa banyak keuntungan (Opportunity) dalam kehidupan manusia baik manusia yang kelas bawa-menengah sampai pada kelas atas. Dengan pesta babi ini bisa menjadi perubahan kelas, orang yang kelas bawah bisa menjadi kelas menengah, dan yang kelas menengah menjadi kelas atas jadi pesta babi bisa mengubahkan penghasilan, pendapatan bahkan menjadi kaya dalam kehidupan sehari-hari.
*)Penulis adalah Pemerhati budaya, tinggal di Papua
0 thoughts on “Makna Dibalik Pesta Babi Bagi Suku Mee Paniai Papua”