Foto IST-AK/KM |
Seonggok pohon
rambutan yang selalu setia berdiri kokoh di depan rumah, seakan menyambutku
dengan daunnya yang melambai dan menyuruhku untuk selalu bersemangat
melanjutkan hidup apapun rintangannya.
Dia ingin
mengajarkan padaku sebuah arti hidup yang sesungguhnya. Hal itu membuatku
berfikir seketika, di saat kau berkata bahwa aku, seorang yang sebenarnya bisa
berbuat lebih bagi semuanya, namun begitu rapuh dan mudah roboh oleh semua
cobaan yang ada. Perasaan maluku terhadap sebatang pohon rambutan di depan
rumahku.
Dia yang sekilas
terlihat rapuh dan jelek, begitu kuat dan tangguh, bahkan engkau masih tetap
tumbuh dan berbuah walaupun banyak orang menyakitimu, melemparimu dengan batu
hanya untuk mengambil buahmu yang membuatmu mungkin merasa begitu sakit saat
ini, seperti halnya aku. Aku juga merasakan hal yang sama pohon, aku merasakan
sakit, sakit sekali.
Banyak hal yang
membuatku seperti sekarang ini, tapi mengapa? Mengapa aku tak bisa sepertimu?
Kau tetap berdiri tegak, tak goyah sedikitpun, sekeras apapun angin yang
menerpamu. Batangmu menjulan ke langit menantang sang mentari, seakan tak
terbersit rasa takut sedikitpun olehmu yang bahkan bisa membakarmu kapanpun dia
mau.
Ajari aku sepertimu. Kau berikan kesejukan
bagi orang – orang di sekelilingmu dengan daunmu yang hijau. Kau tetap berikan
kehidupan bagi makhluk lain yang bahkan akan menghambat pertumbuhanmu kelak.
Lihatlah benalu
yang ada di sana. Mengapa kau tak menyingkirkannya? Mengapa kau korbankan
dirimu untuknya? Apakah memang semua itu butuh pengorbanan? Tapi, apa
balasannya untukmu? Munkinkah tujuan dalam hidup itu bukan semata – mata
masalah keuntungan ? Lalu apa? Untuk apakah hidup ini? Aku terus berpikir keras
sampai akhirnya aku melihat seekor kupu – kupu cantik hinggap di dahunmu dengan
tersenyum.
Kepakan sayapnya
begitu bergairah seakan memberikan pertanda bahwa dia bahagia bisa hidup
berdampingan denganmu pohon rambutan. Oh, aku tahu, mingkin ini yang akan kau
ajarkan padaku. Bahwa kehidupan tidak semata – mata hanya masalah keuntungan
dan kesenangan saja, tapi bagaimana cara kita agar bisa memberikan kehidupan
dan manfaat bagi orang – orang di sekitar kita.
Sejuknya
hembusan angin menyapaku disini dan menyampaikan salam dari sang pohon
kepadaku. Mereka berkata bahwa bahagia dengan apa yang diperolehnya sekarang
dan mengingatkanku untuk selalu bersyukur dengan segala anugrah dalam hidup.
Penulis adalah
mahasiswa Papua yang sedang Kuliah di Yogyakarta.
0 thoughts on “Ajari Aku Sepertimu… ”