Ist@ Keadaan Anak-Anak Adat Papua. Ini Bagian Dari Ruang Demokrasi Ditutup Mati. |
Oleh : Alexander Gobai
Papua
adalah tanah yang penuh dengan kekayaan yang luar biasa. Dengan banyaknya
sumber daya alam ini, justru memberikan ruang kebabasan kepada rakyat papua
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kehidupan Rakyat Papua, merasa nyaman dengan
keberadaan kekayaan yang memberikan hidup itu.
Tetapi,
di lain sisi, banyak kekayaan ini memberikan kehancuran. Contoh saja, banyak pengambilan
kayu serta Tambang PT. Freeport di timika, papua yang terus-menerus terisolir.
Ini adalah bagian dari penghancuran alam serta pembungkaman secara halus
terhadap rakyat papua. Hal ini, justru tidak memberikan kehidupan yang layak
bagi rakyat papua. Tetapi memberikan kehancuran tehadap rakyat papua. Misalnya
saja, rakyat tidak merasakan kesejahteraan dari penghasilan yang mereka punyai.
Apalagi
setiap ruang demokrasinya di tutup mati. Ketika berdialog atau memberikan
aspirasi rakyat kepada Negara. Malah dibantah, dibentak, disiksa, disakiti
dibunuh dan masih banyak kejadian yang membungkam Rakyat Papua.
Berdasarkan
fakta yang terjadi, yaitu Buctar Tabuni Theys Iyoh Elua, Kelik kwalik dan masih
banyak pahwan Papua yang dibunuh. Ini terjadi karena tidak menerima kehendak
dari pada Aspirasi Rakyat Papua. Tindakan-tindakan ini, menjamin pembungkaman
di tanah papua.
Apakah
ini budaya?
Melihat
dari perkembangan sejarah yang telah terjadi, biak berdarah, jayapura berdarah,
timika berdarah, wamena berdarah dan masih banyak penembakan pada masa Soekarno
hingga masa SBY yang terus terjadi. Masa-masa itu, banyak peristiwa-peristiwa
yang terjadi secara misterius. Dan masa SBY itu kebanyakan ruangan demokrasi di
tutup mata dari NKRI.
Akibatnya,
banyak terjadi keterbelakangan, kemiskinan dan kebodohan. Ini adalah salah perlakuan
yang tidak memanusiakan manusia secara total. Ketika, terjadi seruan, Aspirasi
yang dikeluarkan selalu ditutup mati yang tidak mau memberikan kebebasan.
Ruang
demokrasi ini, selalu saja ditutup mati. Mencerminakan bahya setiap kata yang
dikeluarkan tidak memberikan makna yang jelas. Padahal dibalik itu semuanya
telah mengetahui apa arti dari demokrasi.
Kebebasan
itu bisa didapatkan, bila mendengarkan Aspirasi
dan tetap saja membuka ruang demokrasi yang selebar-lebarnya. Apalagi, di masa
sekarang, kita mengetahui bahwa masa sekarang adalah masa demokrasi. Jadi,
siapa saja bebas memberikan seruan, pendapat, menghargai pendapat sesama dan
masih banyak yang harus terjadi dan terwujud sebagai demokrasi yang sah.
Tetapi,
semua hal itu tidak mendapatkan harapan sebagai perwujudan demokrasi yang sah. Maksud
dari hal ini, mencerminkan bahwa ruang demokrasi sudah ditutup mati dan tidak
ada nilai yang menjamin kebebasan pada Rakyat Papua.
Inilah Nilai Demokrasi yang
diinjak-injak. Salam
Alexander
Gobai, Mahasiswa Papua, Tinggal di Timika
0 thoughts on “Nilai Demokrasi di Papua, Tidak Ter-Realisasi Dengan Baik”