Foto : Alexander Gobai/KM Dok: Prib. |
Oleh
: Alexander Gobai
Persoalan demi persoalan telah didapatkan, dialami dan
dirasakan oleh manusia yang ingin bebas dari penjajah. Penjajah adalah orang
yang ingin menguasai segalahnya. Baik sumber daya alam hingga pada manusianya.
Perilaku ini, sudah terjadi dari tahun 61 hingga 2014,
saat ini. kemuninafikan, ketertinggalan dan kemiskinan sudah terjadi saat itu.
Terjadi
hal itu, karena ruang demokrasi orang papua selalu ditutup mati oleh kaum penguasa atau kaum penjajah, kata tersebut, saya meminjam dari, bapak Nikolaus Kadepa di timika.
Berarti semua peluang dan kesempatan yang ada selau
saja dikancing mati oleh mereka, yakni kaum penjajah.
Kesempatan yang dimaksud di atas ialah lahirnya otsus tahun
2001. Yang mana ada, karena banyak terjadi keonaran, pembunuhan dan
pembungkaman bagi orang papua. Dan hal itu terjadi pula, karena orang papua saat
itu, bannyak menyuarakan kebenaran untuk bebas dari kaum penjajah yang selalu
menjajah orang papua dari tahun ke tahun.
Tercipta suasana itu, maka, lahirnya Otsus. Dikatakan, bahwa
lahirnya otsus adalah hasil dari masalah yang terjadi. Dan hasil itu pu
merupakan hasil untuk kemerdakaan bagi orang papua.
Kenyataan itu terjadi dan nyatanya selama berdirinya
OTSUS, juga tidak membuahai hasil yang
memuasakan demi tanah papua dan orang papua.
“banyak terjadi terjadi kemiskinan, ketertinggaalan dan
kebodohan di tanah papua.”
Kenyataan itu ada, Otsus yang tujuannya menjamin
masalah yang di atas. Tidak pun terlakasana sebagai menutupi masalah itu. Malah
membuka ruang masalah hingga melebar.
Otsus yang diyakani oleh orang papua bahwa sebagai
solusi itu kini telah membabat orang
papua jatuh dalam penindasan dan pembungkman bagi Rakyat papua. Malah membuka orang lain, masuk ke dalam
papua, suasan yang penuh dengan keharmonisan kekeluargaan kini tidak terjadi.
Malah yang ada kebencian dan perkelahian. Jika terjadi berarti orang papua
makan orang papua (istilah kasarnya)
Otsus pada tahun 2001 yang telah ada. Kemudian telah
dikatakan bahwa tidak memberikan hasil bagi orang papua. Kini telah ada Otusu
Plus.
Hal ini pun tidak akan memberikan kebebeasan bagi orang
papua. Yang ada nantinya kematian, kemiskinan, kebodohan, ketertingaalan,
seperti yang sudah disebutkan di atas.
Apakah orang papua akan bahagia dengan adanya Otsus
Plus? Hal itu bisa menjadi pertanyaan besar bagi orang papua.
Sangat benar yang dilakukan oleh pemerintah, yang mana
dalam setiap media yang beradaan dan dari mulut ke mulut yang beredar pula bahwa
RUU Otsus Plus akan ada. Dan sedang menunggu persetujuan oleh DPR RI,”demikian
dikatakan dalam setiap media.
Dan bisa menjadi pertanyaan juga bahwa hal yang
dimaksud di atas apakah membahagiakan orang papua?
Apakah yang dilakukan oleh pemerintah, memberikan
kesempatan oleh orang papua dan apakah orang papua senang dengan adanya Otsus
plus itu?
Nyatanya banyak orang papau tidak suka dengan adanya
hal tersebut. Tetapi, yang diminta oleh rakyat ialah kebebasan.
Kebebasan yang sudah ada sejak tahun 1961. Yang mana papua
telah resmi berdiri pada saat itu. Hal itu, yang ingin dikatakan bahwa segera dinyatakan terhadap orang papua.
Jika, otsus yang sedang dirancang ini merupakan solusi
bagi rakyat papua. Malah akan tidak terasa rakyat papua akan terjadi kematian
dan pembunuhan dimana-mana.
Orang papau tidak memintah Otsus. Tetapi, bebas dan
bebas.
Salam Bravo.
Alexander Gobai, Penulis di Media Kabar Mapegaa (KM)
0 thoughts on “Otsus Plus Bukan Solusi Bagi Rakyat Papua, Realisasikan Kebebasan Bagi Rakyat Yang Tertindas”